Pendidikan Agama Islam Kelas XII
29
dilakukan dengan cara yang benar. Dengan demikian, Allah pun akan meluaskan rezeki kepada kita dan memberikan keberuntungan yang
berlipat ganda.
c. Meningkatkan Produktivitas Kerja
Setelah mengerjakan salat Jumat, kita diperbolehkan untuk melanjutkan aktivitas kerja lainnya. Melakukan ibadah tidak berarti
menghambat produktivitas kerja. Guna mendukung produktivitas kerja, ada hal-hal tertentu yang penting untuk diperhatikan.
1 Bersikap rajin, ulet, dan tidak mudah putus asa. 2 Meningkatkan inovasi dan kreativitas.
3 Mau belajar dari pengalaman sehingga dapat berbuat lebih baik
pada masa datang. 4 Memaksimalkan kemampuan diri yang ada dan selalu optimis.
5 Berdoa dan bertawakal kepada Allah.
d. Tidak Boleh Menyerah dalam Bekerja
Dalam kondisi bagai- mana pun kita tidak boleh
menyerah dan berputus asa. Jika kita berusaha, Allah pasti
akan mencukupkan kebutuh- an hidup kita. Rasulullah
saw. lebih bangga kepada umatnya yang bekerja keras
daripada yang bermalas- malasan. Orang yang bekerja
keras juga menunjukkan sikap syukur terhadap nikmat Allah
Swt.
Dari Zubair bin ‘Awwam r.a., Rasulullah saw. bersabda:
Artinya: Hendaklah salah seorang di antara kamu mengambil talinya
kemudian ia membawa seikat kayu bakar di punggungnya dan menjualnya, maka Allah dengan hasil itu mencukupkan
kebutuhan hidupnya, itu lebih baik baginya daripada ia meminta- minta kepada orang, baik mereka memberi atau tidak
memberinya. H.R. Bukha-ri
-
Sumber: Dokumen Penulis
▼ Gambar 2.5
Kita harus memiliki semangat kerja yang tinggi sehingga Allah membukakan pintu kemudahan.
Pendidikan Agama Islam Kelas XII
30
Dalil-Dalil Lain tentang Etos Kerja
Ada beberapa dalil lain yang menjelaskan tentang pentingnya bekerja, di antaranya ayat dengan tema sebagai berikut.
1. Menyeimbangkan antara Kebutuhan Dunia dan Akhirat
Perintah untuk menyeimbangkan kebutuhan dunia dan akhirat sebagaimana ditegaskan dalam ayat yang berbunyi:
Wabtagi f³m± ±t±kall±hud-d±ral-±khirata wa l± tansa na¡³baka minad-dun-y± wa a¥sin kam± a¥sanall±hu ilaika wa l± tabgil-fas±da fil-ar«i, innall±ha l± yu¥ibbul-mufsid³na.
Artinya: Dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik
kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan. ”Q.S. al-Qas.as. [28]: 77
2. Allah Meluaskan Rezeki kepada Kita
Kita harus meyakini bahwa Allah pasti akan selalu meluaskan rezeki kepada kita. Dengan demikian, kita tidak boleh bersikap pesimis dalam menjalani hidup.
Perhatikan ayat yang berbunyi:
Wa huwal-la©³ sakhkharal-ba¥ra lita’kul μ minhu la¥man ¯ariyyaw wa tastakhrijμ minhu ¥ilyatan
talbas μnah±, wa taral-fulka maw±khira f³hi wa litabtagμ min fa«lih³ wa la‘allakum tasykurμna.
Artinya: Dan Dialah yang menundukkan lautan untukmu, agar kamu dapat memakan
daging yang segar ikan darinya, dan dari lautan itu kamu mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai. Kamu juga melihat perahu berlayar padanya,
dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur. Q.S. an-Nah.l [16]: 14