Surah al-Qamar [54] Ayat 49 Contoh-Contoh Qada dan Qadar dalam Ayat-Ayat Al-Qur’an

Pendidikan Agama Islam Kelas XII 139 Pernyataan ini memiliki dua makna penting. Pertama, menunjukkan pengetahuan Allah Swt. atas segala sesuatu. Sebagai sebuah urutan kejadian, Allah telah menuliskan apa pun yang akan terjadi di dunia ini dalam sebuah kitab yang dikenal sebagai lauh mahfud atau lembaran yang terjaga. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa Allah telah menentukan segala sesuatu yang akan terjadi. Meskipun Allah telah berkehendak atas sesuatu, Dia masih membuka peluang interaksi dengan manusia sebagai pelaku kehidupannya. Dengan demikian, manusia masih memiliki kesempatan untuk berkontribusi pada sesuatu yang akan terjadi, sedangkan Allah tetap sebagai penentu akhir. Manusia boleh berusaha sekeras dan sebaik yang ia bisa. Akan tetapi, keputusan tetap dalam kekuasaan Allah Swt. Keberhasilan dan kegagalan tidak ditentukan oleh usaha manusia, tetapi atas keputusan Allah Swt. Hal ini tidak dapat dipahami bahwa manusia tidak perlu berusaha karena yang menentukan pada akhirnya juga Allah Swt. Maksud ayat ini agar manusia tidak bersedih hati atas harapan yang tidak tercapai, meskipun telah berusaha karena hal ini telah menjadi keputusan Allah. Demikian pula sebaliknya, keberhasilan yang kita peroleh pada hakikatnya karena keputusan Allah Swt. dan bukan semata karena kita. 4. Surah Ar-Ra’d [13] Ayat 11 . . . . . . . . . . Innall±ha l± yugayyiru m± biqaumin ¥att± yugayyir μ m± bi anfusihim . . . . Artinya: . . . sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri . . . Ayat ini menyatakan bahwa Allah Swt. tidak akan mengubah keadaan pada diri seorang sebelum berusaha sebaik mungkin untuk mengubah keadaan dirinya sendiri. Dengan penjelasan ayat di atas, menunjukkan adanya hukum sebab akibat dalam penentuan takdir manusia. Contohnya, jika kita mau bekerja dengan sungguh-sungguh, kita akan berubah dari keadaan tidak berpunya menjadi manusia yang sukses.

5. Macam-Macam Qada dan Qadar Allah

Qada dan qadar atau takdir Allah dapat dibagi menjadi dua, sebagai berikut.

a. Takdir Mubram

Takdir mubram adalah takdir yang telah ditentukan Allah secara pasti dan mendasar bagi setiap makhluk. Sebagaimana penjelasan pada ayat-ayat di atas, dapat kita ketahui bahwa penciptaan alam Pendidikan Agama Islam Kelas XII 140 semesta ini beserta seluruh isi- nya, telah ditetapkan oleh Allah dengan ukuran-ukuran tertentu. Penetapan ukuran-ukuran dan ketentuan ini didasarkan pada kehendak Allah Swt. Misalnya yang berkaitan dengan jenis kelamin manusia, sifat air yang mengalir ke bawah, planet yang beredar dalam orbitnya, dan ber- bagai ukuran serta sifat lainnya. Takdir jenis ini disebut sebagai takdir mubram.

b. Takdir Mu‘allaq

Takdir mu’allaq yaitu takdir yang pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh usaha manusia. Pelaksanaan takdir mu‘allaq ini berlaku menurut hukum sebab akibat sunatullah yang ditetapkan Allah bagi kehidupan di muka bumi ini. Allah memberikan kesempatan kepada makhluk-Nya untuk berkreasi dan berusaha sebaik mungkin untuk menyikapi keadaan mereka. Kesempatan ini hanya berlaku bagi manusia dan jin karena akal dan nafsu yang dikaruniakan Allah Swt. kepada keduanya. Dengan akal dan nafsunya, manusia serta jin diberi kebebasan menentukan tindakan yang akan mereka lakukan di dunia ini. Manusia dan jin dapat berusaha untuk menyikapi keadaan mereka. Akan tetapi, keputusan akhir yang akan terjadi tetap di tangan Allah Swt. Dengan demikian, terjadinya sesuatu bukan berdasarkan rencana Allah Swt. semata, melainkan mengikutkan peran serta manusia untuk menjadi kenyataan. Contoh takdir mu‘allaq adalah hasil yang diperoleh manusia berkaitan dengan kekayaan harta, kepandaian ilmu, kesuksesan hidup, atau kesehatan tubuh. Dalam menyikapi qada dan qadar, di kalangan umat Islam terdapat tiga pendapat utama sebagai berikut.

1. Pendapat Kelompok Jabbariyah

Pendapat ini meyakini bahwa Allah telah menentukan apa pun yang terjadi di dunia ini. Apa pun bentuknya bahkan setiap langkah tindakan manusia telah ditentukan terlebih dahulu oleh Allah Swt. dan kenyataan yang terlihat hanya perwujudan rencana detail yang telah dirancang oleh Allah Swt. Dalam pendapat ini, manusia tidak lebih dari sebuah boneka berada di tangan seorang anak kecil yang tidak dapat melawan apa pun yang diinginkan si bocah. Aliran ini dikenal sebagai aliran fatalisme. Sumber: now.cs.berkeley.edu ▼ Gambar 8.3 Air yang selalu mengalir dari atas ke bawah menunjukkan takdir mubram.