C. Kerangka Pikir
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Struktur Modal
Profitabilitas merupakan
kemampuan suatu
perusahaan untuk
mendapatkan laba keuntungan dalam suatu periode tertentu. Pengertian yang sama disampaikan oleh Husnan 2001 bahwa profitabilitas adalah kemampuan
suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan profit pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu. Sedangkan menurut Michelle dan
Megawati 2005
profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan
menghasilkan laba profit yang akan menjadi dasar pembagian dividen perusahaan.
Profitabilitas yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total asset maupun modal sendiri. Perusahaan
yang memiliki tingkat pengembalian yang tinggi cenderung menggunakan hutang yang relatif kecil karena tingkat profitabilitas yang tinggi menyediakan
sejumlah dana internal yang relatif besar yang diakumulasikan sebagai laba yang ditahan Mayangsari, 2001. Sebaliknya jika laba yang dihasilkan
perusahaan rendah, maka perusahaan cenderung menggunakan hutang yang lebih besar karena dana internal yang dimiliki tidak cukup untuk mendanai
kegiatan perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori struktur modal yaitu pecking order theory yang menyatakan perusahaan dengan tingkat profit tinggi lebih
cenderung menggunakan sumber pendanaan internal terlebih dahulu yaitu seperti dari laba yang ditahan untuk membiayai kegiatan investasi dan
pembelanjaan perusahaannya. Berdasarkan penjelasan di atas menunjukkan
bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan atau struktur modal perusahaan.
2. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Faktor kedua yang mempengaruhi struktur modal adalah struktur aktiva. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah asset yang dapat dijadikan
jaminan collateral value of assets. Myers dan Majluf 1984 menyatakan bahwa komposisi aktiva yang dapat dijadikan jaminan perusahaan dapat mempengaruhi
pembiayaannya. Seorang investor akan lebih mudah memberikan pinjaman bila disertai jaminan yang ada. Disisi lain, dalam teori balancing menyatakan bahwa
jika perusahaan menggunakan hutang yang disertai dengan jaminan maka akan mengurangi risiko kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva
yang dapat diserahkan sebagai jaminan pinjaman, maka akan cenderung menggunakan hutang dalam jumlah yang besar.
Struktur aktiva biasanya akan menentukan struktur utang jangka panjang maupun jangka pendek dalam perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam sektor
manufaktur akan dapat dipastikan mempunyai perputaran persediaan bahan baku dalam jangka waktu yang pendek, sehingga menggunakan pinjaman jangka
pendek dalam membiayai investasinya dikutip dari Hanafi dan Halim 2000. Dengan demikian, struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.
3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Growth terhadap Struktur Modal