bahwa profitabilitas mempunyai pengaruh negatif terhadap keputusan pendanaan atau struktur modal perusahaan.
2. Pengaruh Struktur Aktiva terhadap Struktur Modal
Faktor kedua yang mempengaruhi struktur modal adalah struktur aktiva. Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah asset yang dapat dijadikan
jaminan collateral value of assets. Myers dan Majluf 1984 menyatakan bahwa komposisi aktiva yang dapat dijadikan jaminan perusahaan dapat mempengaruhi
pembiayaannya. Seorang investor akan lebih mudah memberikan pinjaman bila disertai jaminan yang ada. Disisi lain, dalam teori balancing menyatakan bahwa
jika perusahaan menggunakan hutang yang disertai dengan jaminan maka akan mengurangi risiko kebangkrutan perusahaan. Perusahaan yang memiliki aktiva
yang dapat diserahkan sebagai jaminan pinjaman, maka akan cenderung menggunakan hutang dalam jumlah yang besar.
Struktur aktiva biasanya akan menentukan struktur utang jangka panjang maupun jangka pendek dalam perusahaan. Perusahaan yang bergerak dalam sektor
manufaktur akan dapat dipastikan mempunyai perputaran persediaan bahan baku dalam jangka waktu yang pendek, sehingga menggunakan pinjaman jangka
pendek dalam membiayai investasinya dikutip dari Hanafi dan Halim 2000. Dengan demikian, struktur aktiva berpengaruh positif terhadap struktur modal.
3. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Growth terhadap Struktur Modal
Pertumbuhan perusahaan dapat didefinisikan sebagai peningkatan asset yang terjadi pada suatu perusahaan. Suatu perusahaan yang berada dalam
industri yang mempunyai laju pertumbuhan tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk membiayai belanja perusahaan.
Perusahaan dengan
tingkat pertumbuhan
yang tinggi
akan mengimplikasikan adanya permintaan yang lebih tinggi akan kebutuhan dana
eksternal Song, 2005. Menurut teori Balancing, perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung untuk menggunakan utang terlebih
dahulu dibandingkan menerbitkan saham baru. Hal ini dikarenakan semakin tinggi peluang pertumbuhan, maka akan menyebabkan asimetri informasi yang
terjadi semakin tinggi. Menurut Myers dan Majluf 1977, perusahaan akan lebih memilih menggunakan utang untuk menekan asimetri informasi yang
terjadi. Selain
itu menurut
teori signaling,
perusahaan dapat
mengkomunikasikan prospek pertumbuhan yang baik bagi perusahaan di masa depan dengan menggunakan utang.
Suatu perusahaan yang mempunyai laju pertumbuhan penjualan yang tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk
membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang tumbula secara lambat,
sebab utang dapat menjadi sinyal positif bagi investor luar. Growth dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan indikator sales growth, dimana
sales growth menggambarkan kenaikan atau penurunan penjualan setiap tahun. Biasanya, perusahaan yang memiliki peluang pertumbuhan adalah
perusahaan yang belum terlalu besar sehingga mereka cenderung menggunakan lebih banyak hutang karena mereka butuh dana yang besar untuk
mengembangkan usahanya yang tidak dapat dipenuhi semuanya melalui modal
sendiri. Semakin
tinggi peluang
pertumbuhan perusahaan
tersebut menunjukkan bahwa di masa depan perusahaan tersebut akan dapat lebih besar
dan berkembang. Oleh karena itu, growth berpengaruh positif terhadap struktur modal perusahaan.
4. Pengaruh Operating Leverage terhadap Struktur Modal