BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Analisa Bahan Baku.
Pada penelitian pembuatan keong sawah ini dilakukan analisa terhadap bahan baku daging keong sawah dan analisa aktivitas bonggol nanas. Hasil
analisa bahan baku daging keong sawah tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Analisa
Komposisi Kandungan dalam 100gr bahan
N-Total 2.04
N-Terlarut 1,9
Tabel 6. Hasil analisa aktivitas enzim hancuran bonggol nanas
Komponen Aktivitas enzim
mgr as. Aminojam Hancuran bonggol nanas
150,78
Dari analisis aktivitas enzim, campuran hancuran bonggol nanas mempunyai nilai aktifitas
150,78 mgr as. Aminojam
. Pada pembuatan kecap secara enzimatis memang diperlukan aktivitas enzim yang tinggi untuk
menghasilkan kecap yang terbaik. Semakin tinggi aktivitas enzim, akan semakin banyak substrat yang dapat ditransformasi Girundra, 1990
Hasil Analisa Kecap Keong Sawah 1.
Kadar N-Terlarut
Berdasarkan hasil analisis ragam pada Lampiran 3. menunjukkan adanya interaksi yang nyata p
≤0,05 antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran bonggol nanas dan masing-masing perlakuan
berpengaruh nyata terhadap kadar N-terlarut kecap keong sawah. Pengaruh
Lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap rata-rata kadar N-terlarut dapat dilihat pada Tabel 7
Tabel 7. Pengaruh perlakuan lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap kadar N-terlarut kecap keong
sawah Lama
fermentasi Hancuran Bonggol
Nanas N-Terlarut
Notasi DMR T
5 10 2,232
a -
15 2,310 d
0,034 5 Hari
20 2,422 e
0,036 10 2,535
b 0,037
15 2,542 d
0,038 7 Hari
20 2,580 f
0,038 10 2,635
c 0,039
15 2,747 de
0,039 9 Hari
20 2,870 g
0,039 Keterangan : Nilai rata-rata yang didamping dengan huruf berbeda
menyatakan Perbedaan yang nyata p ≤0,05
Tabel 7 menunjukkan bahwa kadar N-terlarut kecap keong sawah berkisar antara 2,232 - 2,870. Hasil tertinggi pada analisis kecap keong
sawah yaitu, pada perlakuan lama fermentasi 9 hari dengan penambahan hancuran bonggol nanas 20 yaitu sebesar 2,870 sedangkan untuk
perlakuan terendah yaitu sebesar 2,232 terdapat pada perlakuan fermentasi 5 hari dengan penambahan hancuran bonggol nanas 10. Hubungan
antara perlakuan lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap kadar N-Terlarut kecap keong sawah dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 5. Hubungan antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap
kadar N-Terlarut kecap keong sawah.
Gambar 5, menunjukkan bahwa semakin besar penambahan hancuran bonggol nanas dan semakin lama fermentasi, maka kadar N-
Terlarut pada kecap keong sawah semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu fermentasi dan semakin besar penambahan hancuran
bonggol nanas maka substrat protein yang terhidrolisasi semakin besar, sehingga akan menghasilkan protein N-Terlarut semakin besar. Menurut
Soewedo 1987 menyatakan bahwa peningkatan aktivitas enzim akan menghasilkan senyawa terlarut tinggi sehingga N-Terlarut tinggi.
Hal ini juga sesuai dengan Winarno 1993, yang menyatakan bahwa semakin lama waktu fermentasi memungkinkan enzim untuk
memecah substrat secara optimal dan hasil N-Terlarut semakin meningkat.
y = 0.0953x + 2.1308 R
2
= 0.9899 y = 0.0223x + 2.5076
R
2
= 0.8642 = 0.9991
0.000 0.500
5 Hari 7 Hari
9 Hari
Lama Fermentasi Kadar N-Terlarut
Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 10 Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 15
Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 20 1.000
1.500 2.000
2.500 3.000
3.500 y = 0.1177x + 0.5153
R
2. Kadar Total Padatan Terlarut
Berdasarkan hasil analisa ragam pada Lampiran 4 menunjukkan adanya interaksi yang nyata p
≤0,05 antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran bonggol nanas dan masing-masing perlakuan
berpengaruh nyata terhadap kadar N-terlarut kecap keong sawah. Pengaruh lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap rata-rata
kadar N-terlarut dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Pengaruh perlakuan lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap kadar Total Padatan
Terlarut kecap keong sawah Lama
fermentasi Hancuran Bonggol
Nanas Nilai Total
Padatan Terlarut Notasi DMRT
5 10 27.432
a -
15 30.559
d 0.494
5 Hari 20 31.804
e 0.511
10 28.577 b
0.457 15 31.309
e 0.503
7 Hari 20 32.280
ef 0.517
10 29.789 c
0.480 15 32.580
f 0.520
9 Hari 20 33.064
f 0.523
Keterangan : Nilai rata-rata yang didamping dengan huruf berbeda menyatakan perbedaan yang nyata p
≤0,05 Tabel 8. menunjukkan bahwa total padatan terlarut kecap keong
sawah berkisar antara 27,432 - 33,064. Hasil tertinggi pada analisis kecap keong sawah yaitu, pada perlakuan lama fermentasi 9 hari dengan
penambahan hancuran bonggol nanas 20 yaitu sebesar 33,064 sedangkan untuk perlakuan terendah yaitu sebesar 27,432 terdapat pada perlakuan
fermentasi 5 hari dengan penambahan hancuran bonggol nanas 10.
Hubungan antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap kadar total padatan terlarut kecap keong sawah dapat
dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Hubungan antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran nanas terhadap kadar total
padatan terlarut kecap keong sawah.
Gambar 6, menunjukkan bahwa semakin besar penambahan hancuran bonggol nanas dan semakin lama fermentasi, maka total padatan
terlarut kecap keong sawah semakin besar. Hal ini disebabkan karena semakin lama waktu fermentasi dan semakin besar penambahan hancuran
bonggol nanas akan menghasilkan N-Terlarut semakin tinggi, sehingga hasil padatan terlarut semakin meningkat pula.Senyawa-senyawa nitrogen terlarut
akan meningkat jumlahnya pada proses fermentasi yang dapat meningkatkan total padatan terlarut.
Menurut Soewedo 1987 menyatakan bahwa peningkatan aktivitas enzim akan menghasilkan senyawa terlarut tinggi sehingga total padatan
terlarut tinggi.
y = 1.1787x + 26.242 R
2
= 0.9997 y = 1.0103x + 29.462
R
2
= 0.9783 y = 0.6298x + 31.123
R
2
= 0.9804
27.000 29.000
31.000 33.000
35.000
5 Hari 7 Hari
9 Hari
Lama Fermentasi Total Padatan Terlarut
Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 10 Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 15
Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 20
3. Vikositas
Berdasarkan hasil analisa ragam pada Lampiran 5. menunjukkan adanya interaksi yang nyata p
≤0,05 antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran bonggol nanas dan masing-masing perlakuan
berpengaruh nyata terhadap kadar viskositas kecap keong sawah. Pengaruh Lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap rata-rata
kadar viskositas dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Pengaruh perlakuan lama fermentasi dan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap viskositas kecap keong
sawah Lama fermentasi
Hancuran Bonggol Nanas
Viskositas cp
Notasi DMRT 5
10 1.040
a -
15 1.157
c 0.037
5 Hari 20 1.187
c 0.038
10 1.067 b
0.034 15 1.167
c 0.038
7 Hari 20 1.237
d 0.039
10 1.147 b
0.036 15 1.197
cd 0.039
9 Hari 20 1.247
e 0.039
Keterangan : Nilai rata-rata yang didamping dengan huruf berbeda menyatakan Perbedaan yang nyata p
≤0,05 Tabel 9. menunjukkan bahwa viskositas kecap keong sawah
berkisar antara 1,040cp - 1,247cp. Hasil tertinggi pada analisis kecap keong sawah yaitu, pada perlakuan lama fermentasi 9 hari dengan penambahan
hancuran bonggol nanas 20 yaitu sebesar 1,237 sedangkan untuk perlakuan terendah yaitu sebesar 1,040 terdapat pada perlakuan fermentasi
5 hari dengan penambahan hancuran bonggol nanas 10. Hubungan antara
perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran bonggol nanas terhadap kadar viskositas kecap keong sawah dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Hubungan antara perlakuan lama fermentasi dengan penambahan hancuran nanas terhadap kadar total
padatan terlarut kecap keong sawah.
Pada Gambar 7 menunjukkan bahwa semakin besar penambahan hancuran bonggol nanas dan semakin lama fermentasi, maka viskositas pada
kecap keong sawah semakin besar. Pada konsentrasi tertentu dapat menghidrolisis protein keong sawah lebih optimal dan semakin lama waktu
hidrolisis akan memberikan kesempatan yang lama pada enzim untuk memecah substrat, sehingga hasil komponen-komponen terlarut hidrolisis
semakin meningkat pula dan komponen-komponen tersebut yang akan menjadikan viskositas kecap meningkat.
Menurut Soewedo 1987, hasil fermentasi merupakan potongan peptida yang mula-mula bersifat tidak larut menjadi larut dalam air, sehingga
senyawa-senyawa nitrogen terlarut akan meningkat jumlahnya dan mempengaruhi derajat viskositas.
y = 0.0533x + 0.9778 R
2
= 0.9231 y = 0.02x + 1.1333
R
2
= 0.9231 y = 0.03x + 1.1633
R
2
= 0.871
0.000 0.200
0.400 0.600
0.800 1.000
1.200 1.400
5 Hari 7 Hari
9 Hari
Lama fermentasi Viskositas cp
Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 10 Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 15
Penambahan Hancuran Bonggol Nanas 20
Menurut Winarno 1983, Dengan lama fermentasi yang lebih panjang memungkinkan enzim untuk memecah substrat secara optimal dan hasil
protein terlarut semakin meningkat, hal ini juga sama dengan pernyataan Soewedo 1987 menyatakan bahwa aktifitas enzim akan meningkat dan dapat
terjadi peningkatan aktifitas akan menghasilkan senyawa terlarut tinggi dan dapat meningkatkan viskositas.
C. Hasil Uji Organoleptik Hedonic Test a.