membaiknya perekonomian nasional. Direktorat Perbankan Syariah, Bank Indonesia, 2009.
4.3. Analisis Korelasi
Product Moment 4.3.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak Sumarsono, 2004: 40. Dalam
penelitian ini uji normalitas menggunakan metode Kolmogorov Smirnov. Adapun hasil dari pengujian normalitas adalah :
Tabel 4.5 : Hasil Uji Normalitas No. Variabel
Bebas Kolmogorov
Smirnov Tingkat
Signifikan 1.
2. 3.
Pelaksanaan mudharabah X
1
Risiko pelaksanaan mudharabah X
2
Eksistensi Y 0,441
0,462 0,435
0,990 0,983
0,992
Sumber : Lampiran 2 Berdasarkan tabel di atas menjelaskan bahwa nilai kolmogorov
smirnov pada variabel pelaksanaan mudharabah X
1
, risiko pelaksanaan mudharabah X
2
dan eksistensi Y menghasilkan tingkat signifikan yang lebih besar dari 5, sehingga dapat dikatakan bahwa data pada variabel
penelitian tersebut berdistribusi normal.
4.3.2. Koefisien Korelasi
Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 sd -1.
Koefesien korelasi menunjukkan kekuatan strength hubungan linear dan
arah hubungan dua variabel acak. Berikut ini koefisien korelasi pada variabel pelaksanaan mudharabah X
1
, risiko pelaksanaan mudharabah X
2
: Tabel 4.6 : Koefisien Korelasi
No. Variabel Koefisien
Korelasi Product Moment
Ket 1.
2. Pelaksanaan mudharabah X
1
Risiko pelaksanaan mudharabah X
2
0,976 -0,157
Sangat kuat Sangat lemah
Sumber : Lampiran 4 Tabel 4.6 di atas menyebutkan bahwa koefisien korelasi pada variabel
pelaksanaan mudharabah X
1
adalah positif yaitu sebesar 0,976, hal ini menunjukkan bahwa variabel pelaksanaan mudharabah X
1
dan eksistensi bank syariah Y mempunyai hubungan yang searah, yang artinya jika nilai
variabel pelaksanaan mudharabah X
1
naik, maka nilai variabel eksistensi bank syariah Y akan naik pula.
Koefisien korelasi
pada variabel risiko pelaksanaan mudharabah X
2
adalah negatif yaitu sebesar -0,157, hal ini menunjukkan bahwa variabel risiko pelaksanaan mudharabah X
2
dan eksistensi bank syariah Y mempunyai hubungan yang terbalik, yang artinya jika nilai variabel risiko
pelaksanaan mudharabah X
2
turun, maka nilai variabel eksistensi bank syariah Y akan naik.
Berdasarkan koefisien
korelasi tersebut menunjukkan bahwa variabel pelaksanaan mudharabah X
1
mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan variabel eksistensi bank syariah Y. Namun, variabel risiko
pelaksanaan mudharabah X
2
mempunyai hubungan yang sangat lemah dengan variabel eksistensi bank syariah Y.
4.3.3. Signifikansi
Angka signifikansi
pada penelitian ini sebesar 0,05 mempunyai
pengertian bahwa tingkat kepercayaan atau bahasa umumnya keinginan kita untuk memperoleh kebenaran dalam riset adalah sebesar 95. Berikut ini
tingkat signifikan pada variabel pelaksanaan mudharabah X
1
, risiko pelaksanaan mudharabah X
2
: Tabel 4.7 : Tingkat Signifikan
No. Variabel Tingkat
signifikan Ket
1. 2.
Pelaksanaan mudharabah X
1
Risiko pelaksanaan mudharabah X
2
0,004 0,801
Berpengaruh Tidak
berpengaruh
Sumber : Lampiran 4 Berdasarkan tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa variabel
pelaksanaan mudharabah X
1
mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel eksistensi bank syariah Y, hal ini dilihat dari tingkat
signifikan yang dihasilkan kurang dari 5 sig = 0,004, sehingga hipĆ³tesis ke-1 penelitian ini teruji kebenarannya.
Namun, variabel risiko pelaksanaan mudharabah X
2
mempunyai hubungan yang tidak signifikan dengan variabel eksistensi bank syariah Y,
atau risiko pelaksanaan mudharabah X
2
tidak mempunyai hubungan dengan variabel eksistensi bank syariah Y, hal ini dilihat dari tingkat
signifikan yang dihasilkan lebih dari 5 sig = 0,801, sehingga hipĆ³tesis ke-2 penelitian ini tidak teruji kebenarannya.
4.4. Pembahasan