30
2.2.5 Pengertian Eksistensi
Eksistensi menurut Poerwadarmita 1982 adalah adanya kehidupan. Eksistensi juga merupakan keberadaan, yang dalam hal ini
adalah kehadiran bank syariah di lingkungan masyarakat, terutama masyarakat muslim Muhammad Yusuf, 2005:316 .
Eksistensi bank syariah, manfaatnya tidak hanya dapat dinikmati oleh umat Islam saja, lebih dari itu, sejak awal kelahirannya, bank syariah
diformulasikan untuk memberikan rahmat bagi siapa saja yang ingin melakukan transaksi dengan bank syariah. Baik itu, umat Islam sendiri
ataupun umat di luar Islam, oleh karena itu, tidak ada halangan bagi umat lain, non muslim, untuk bertransaksi dengan bank syariah, tidak salah jika
ada yang mengungkapkan bahwa, “Bank syariah untuk semua“, bagi semua pihak yang telah merasakan ’manisnya madu’ bank syariah, akan
berfikir ulang jika ingin ’meninggalkan’ bank syariah, dari sisi keuntungan, bank syariah tidak kalah menariknya dibanding dengan bank
konvensional Fatiaali, 2008 . Eksistensi bank syariah di Indonesia merupakan sesuatu yang
fenomenal, hal ini terlihat dengan adanya satu Direktorat di Bank Indonesia yang khususnya mengatur perbankan syariah. Sebuah gambaran
kemajuan yang pesat bagi pengembangan dunia perbankan syariah di Indonesia. Data di Bank Indonesia sampai Desember 2009 menyebutkan
sudah ada 1.223 jaringan kantor bank yang beroperasi dengan syariah,
31 baik kantor yang berasal dari Bank Umum Syariah, Bank Konvensional
yang membuka Unit Usaha Syariah atau Bank Perkreditan Rakyat Syariah. Eksistensi bank syariah dapat dilihat melalui jumlah pendapatan
bagi hasil Profit Sharing. Pendapatan menurut Soemarso 2003:230 merupakan peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
konstribusi penanaman modal. Pendapatan bagi hasil menurut Kamus Istilah Akuntansi Syariah 2005 merupakan penerimaan laba yang
diperolah dari pengelolaan dana mudharabah dan musyarakah. Sesuai dengan akad – akad penyaluran pembiayaan di bank syariah, maka hasil
penyaluran dana tersebut dapat memberikan pendapatan lembaga keuangan syariah, hal ini dikatakan sebagai sumber – sumber pendapatan
lembaga keuangan syariah dapat diperoleh dari : 1.
Bagi hasil atau kontrak mudharabah atau kontrak musyarakah 2.
Keuntungan atas kontrak jual – beli al bai 3.
Hasil sewa atas kontrak ijarah wa iqtina
2.2.6 Pedoman Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 105