Kerangka Berfikir KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori

48 Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa kesulitan siswa dalam mempelajari matematika berkaitan erat dengan pemahaman konsep dan prinsip serta dipengaruhi oleh beberapa faktor penyebab kesulitan, baik faktor intern maupun ekstern. Oleh karena itu, penelitian ini lebih difokuskan untuk mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah geometri yang berkaitan dengan konsep dan prinsip pada materi geometri serta faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa.

C. Kerangka Berfikir

Hasil observasi yang dilakukan peneliti di SMK Negeri 3 Yogyakarta menunjukkan bahwa guru-guru matematika banyak yang mengeluhkan siswa kelas XII yang akan mengikuti ujian nasional rata-rata tidak dapat menyelesaikan soal terkait dengan bangun ruang. Selain itu, untuk siswa kelas X yang akan menerima pelajaran geometri ternyata memiliki kemampuan dasar geometri yang sangat rendah. Hal ini ditunjukkan oleh nilai tes pengetahuan pra-syarat siswa yang cenderung rendah dan banyak terjadi kesalahan dalam menjawab soal berkaitan dengan bentuk-bentuk bangun ruang, unsur-unsur pada bangun ruang, hubungan antar unsur, dan konsep segitiga. Pada saat menyebutkan bentuk-bentuk bangun ruang banyak siswa yang belum dapat membedakan bangun limas dan prisma dengan benar. Siswa belum memahami tentang perbedaan unsur-unsur pada bangun ruang seperti diagonal ruang, bidang diagonal, dan diagonal bidang, Masih banyak siswa yang belum paham hubungan antar unsur pada bangun ruang seperti garis yang berpotongan, sejajar, tegak lurus, dan bersilangan. Siswa juga belum memahami penggunaan teorema Pythagoras yang seharusnya sudah 49 dipelajari di SMP. Siswa yang memiliki nilai tes pengetahuan pra-syarat di atas KKM hanya 17 siswa dari 60 siswa. Pada materi geometri, KKM yang ditentuka oleh guru adalah 70. Hasil pengamatan di kelas X Kendaraan Ringan 1 dan X Teknik Permesinan 2 SMK Negeri 3 Yogyakarta selama proses pembelajaran geometri, wawancara dengan guru mata pelajaran Matematika di kelas tersebut dan dokumentasi nilai ulangan harian mata pelajaran Matematika materi geometri menunjukkan terdapat 46 siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah geometri, ditunjukkan dengan nilai siswa di bawah KKM. Bukti lain ditunjukkan dari hasil ujian tengah semester yang kurang baik pada materi geometri tercatat 33 siswa memiliki nilai di bawah KKM. Selain itu, hasil tes diagnostik menunjukkan terdapat 33 siswa yang membuat kesalahan lebih dari 50 saat mengerjakan tes diagnostik. Berdasarkan hal tersebut perlu diketahui kesulitan siswa dan penyebabnya dalam menyelesaikan masalah geometri. Untuk mengetahui kesulitan siswa dan penyebabnya dalam menjawab soal serta mengetahui faktor penyebab kesulitan siswa dapat menggunakan kegiatan diagnosis kesulitan belajar. Diagnosis kesulitan belajar adalah proses menentukan jenis kelemahan atau kesulitan belajar siswa dengan meneliti dan menganalisis latar belakang atau faktor penyebab serta gejala permasalahan yang tampak dalam belajar untuk mengambil kesimpulan serta mencari alternatif penyelesaiannya. Prosedur diagnosis secara umum yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah prosedur oleh Cooney, Davis, dan Henderson dengan 4 langkah utama yaitu mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, menentukan jenis dan sifat kesulitan belajar, memperkirakan sebab proses pemecahan menyelesaikan masalah geometri dalam penggunaan konsep dan prinsip. Melalui proses diagnosis tersebut dihara kesulitan siswa dalam menyelesa faktor-faktor yang menyebabkan tersebut, sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut untuk melakukan perbaikan mengajar. Secara singkat, kerangka berpikir di atas dapat di bawah ini. yaitu mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, menentukan jenis dan sifat kesulitan belajar, memperkirakan sebab-sebab kesulitan belajar, dan proses pemecahan kesulitan belajar. Dalam mendiagnosis menyelesaikan masalah geometri, peneliti menggunakan prosedur diagnosis dalam penggunaan konsep dan prinsip. Melalui proses diagnosis tersebut diharapkan guru dapat mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah berkaitan dengan geometri faktor yang menyebabkan siswa kesulitan dalam mempelajari materi sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut untuk melakukan perbaikan Secara singkat, kerangka berpikir di atas dapat dinyatakan dalam diagram di Gambar 12. Kerangka Berpikir 50 yaitu mengidentifikasi siswa yang mengalami kesulitan belajar, menentukan jenis sebab kesulitan belajar, dan Dalam mendiagnosis kesulitan , peneliti menggunakan prosedur diagnosis pkan guru dapat mengetahui an dengan geometri dan dalam mempelajari materi sehingga guru dapat melakukan tindak lanjut untuk melakukan perbaikan nyatakan dalam diagram di 51 BABBIIIB METODEBPENELITIANB

A. JenisBPenelitianB