Siswa A3 Siswa B30
211 Peneliti
: Yang demi sami desa tu lho dek. A3
: Oh iya. Satu mbak. Itu nilainya 45 ?
Peneliti : Tangen 1 itu 45
A3 : Lhah bener kan mbak jawaban saya tadi.
Peneliti : Tapikan ngarang. Kalau begitu coba ilustrasikan soal-soal berikutnya.
A3 : Siswa mengilustrasikan gambar soal nomor 3b.
Peneliti : Sudutnya yang mana?
A3 : Menunjukkan gambarnya.
Peneliti : Betul. Coba jawab poin satu sampai tiga
A3 : Oiya. Siswa menuliskan jawabannya.
Peneliti : Kamu bisa menyederhanakan bentuk itu gak dek? menunjuk ke arah
jawaban siswa. A3
: Enggak mbak. Peneliti
: Kok sekarang bisa mengerjakan? A3
: Kan tadi sudah diberi sedikit petunjuk sama mbak. Peneliti
: Nomor 4 gimana dek? A3
: Saya belum paham mbak kalau sudut antar bidang. Mbak contohkan saja cara menenmukan sudutnya nanti coba saya hitung tangennya.
Peneliti : Sudut antara dua bidang itu sudut yang terbentuk oleh dua garis pada
masing-masing bidang. Setiap garis tersebut tegak lurus bidang. Bu In pernah menjelaskan lho. Mencari garis sekutu terlebih dahulu. Coba
kedua bidang itu garis sekutunya yang mana? A3
: BD. Peneliti
: Coba buat garis tegak lurus disetiap bidang yang bertemu di satu titik yang sama.
A3 : Bingung mbak.
Peneliti : Begini menggambarkan sudut yang terbentuk. Coba dihitung nilai
tangennya. Segitiga yang digunakan yang mana? A3
: Ini? menunjuk ke segitiga COG Peneliti
: Benar. Lanjutkan. A3
: Saya gak bisa merasionalkan mbak. Sudah begini saja ya? Peneliti
: Ya Peneliti
: Tadi kan terkait soal tes. Sekarang mbak ingin bertanya soal penyebab kamu kesulitan belajar geometri. Apakah kamu merasa geometri
adalah materi yang sulit? A3
: Sulit mbak. Peneliti
: Mengapa? A3
: Pokoknya sulit mbak. Apa itu sin cos sin cos Peneliti
: Rumusnya kan gak banyak toh. Yang paling sulit diingat apa? A3
: sin cos sin cos itu tadi mbak. Trus kadang bingung mencari proyeksi tuh.
Peneliti : Kamu seneng belajar geometri di kelas? Nyamankah?
A3 : Lumayanlah mbak. Di kelas ini kan adem tapi waktu di kelas sana
panas. Peneliti
: Senengnya karena ademnya bukan materinya? A3
: Kalo nyamankan materinya juga jadi lumayan seneng. Peneliti
: Guru jelas tidak dek saat mengajar?
212 A3
Jelas sih jelas mbak tapi kecepeten. Peneliti
: Lebih enak belajar didampingi guru, tanya temen, atau minta bimbingan orang tua?
A3 : Tanya temenlah mbak. Orang tua mana bisa ngajarin. Sekolahnya
Cuma SMP mbak Peneliti
: Cepet merasa bosen ndak dek saat belajar geometri? A3
: Iyalah mbak. Lama banget. Empat jam pelajaran. Peneliti
: Hehe. Iya. Kemarin waktu materi geometri sempat baca materi lagi gak di rumah?
A3 : Gak sempat mbak.
Peneliti : Waktu ulangan belajar gak?
A3 : Enggak mbak.
Peneliti : Kann kemarin nilai kamu jelek. Terus kamu udah sempat belajar lagi
belum? biar lebih paham. A3
: Udah biasa jelek mbak. Nanti kalau bagus Bu In kaget. Pengen sih mbak ngulang. Tapi belum buka lagi.
Peneliti : Kan pembelajaran matematika ini 4 jam, kamu merasa keberatan gak?
A3 : Keberatan mbak. Biasanyakan 2 jam 2 jam. Empat jam itu lama.
Belum gurunya yang sepaneng. Peneliti
: Memangnya kamu bisa fokus berapa lama? A3
: Paling mentok sejam dua jam aja itupun kalau gak ada yang gangguin. Peneliti
: Seneng belajar sendiri atau kelompok dek? A3
: Seneng kelompok mbak. Kan bisa tanya. Peneliti
: Kemarin pas materi geometri gak sempat belajar ya. Biasanya kamu belajar jam berapa sih dek?
A3 : Habis maghrib. Itu kalau gak capek setelah pulang sekolah. Tugas
jurusan kan banyak. Peneliti
: Sarana dan prasarana serta lingkungan sekolah udah mendukung pembelajaran geometri belum dek?
A3 : Kurang kipas sih mbak sama nyamuk itu mengganggu konsentrasi.
Peneliti : Kalau orang tua sering mengingatkan buat belajar gak? Terus sering
dibimbing gak? Kamu tanya gitu. A3
: Enggak mbak. Peneliti
: Lingkungan rumah mendukung buat belajar gak dek? A3
: Gak ngaruh kalo menurut saya. Peneliti
: Kemarin sempat bentuk kelompok belajar gak dek? A3
: Enggak mbak. Peneliti
: Upayanya biar kamu paham materi geometri kemarin gimana? A3
: Tanya temen itu tadi mbak. Peneliti
: Ya sudah. Makasih ya dek kerjasamanya.