76
operasi menghasilkan nilai F = 3.904 dengan nilai signifikansi 0.225. nilai signifikansi 0.05 menyatakan bahwa pada taraf kepercayaan 95 tidak terjadi
penyimpangan signifikan terhadap linearitas. Sedang untuk hubungan antara efisiensi intermediasi dengan risiko kredit menghasilkan nilai F = 1.110 dengan
nilai signifikansi 0.487 0.05. hal ini juga membuktikan bahwa pada taraf kepercayaan 95 tidak terjasi penyimpangan signifikan terhadap linearitas.
4.1.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda
Setelah terpenuhinya persyaratan Best Linear Unbiased Estimation BLUE dengan dibuktikan dari beberapa hasil uji asumsi klasik diatas, maka selanjutnya
metode regresi linear berganda ini layak untuk dipakai dan dapat dijadikan
sebagai alat estimasi yang tidak bias. Dari hasil perhitungan estimasi regresi linier berganda ini akan didapat
sebuah persamaan regresi linear berganda. Persamaan regresi Linear berganda ini digunakan untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh efisiensi operasi, risiko
kredit, dan CAR terhadap efisiensi intermediasi bank umum swasta nasional di indonesia. Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dicermati
melalui tabel koefisien berikut ini:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda
Dependent Variable : Efisiensi Intermediasi
Model
Unstandardized Coefficients
t Sig. Partial
β
Std.Error
Constant 18.909 9.296
12.792 .000
Efisiensi Operasi -.435
.114 -3.815
.000 -.439
Risiko Kredit 2.400
.696 3.446
.001 .404
CAR -.255 .054
-4.751 .000
-.520
77
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda diperoleh koefisien untuk variabel efisiensi operasi X1 sebesar -.435, variabel risiko kredit X2 sebesar
2.400, dan variabel CAR X3 sebesar -.255. Sedangkan konstanta didapat sebesar 18.909. Dari hasil perhitungan diatas dapat dirumuskan model regresi berganda
sebagai berikut : Y = 18.909 – 0.435 X1 + 2.400 X2 – 0.255 X3
Dari model persamaan regresi tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi peningkatan 1 efisiensi operasi dan variabel yang lain dianggap konstan, maka
akan diikuti penurunan efisiensi intermediasi sebesar 0.435. Jika risiko kredit naik sebesar 1 sedang variabel yang lain dianggap konstan, maka akan terjadi
peningkatan efisiensi intermediasi sebesar 2.400. Dan jika terjadi penurunan 1 CAR sedang variabel yang lain dianggap konstan, maka akan diikuti kenaikan
pada efisiensi intermediasi sebesar 0.255. Berdasarkan persamaan tersebut terlihat bahwa efisiensi intermediasi berbanding terbalik pada efisiensi operasi dan
CAR tetapi berbanding lurus dengan risiko kredit.
4.1.3.3. Pengujian Hipotesis