Konsep Dasar Efisiensi Operasi Perbankan Efisiensi Operasi dalam Operasionalisasi Perbankan

23 Dalam gambar 2.2 diatas menggambarkan setiap UKE yang ditunjukkan dengan titik yang koordinatnya merupakan rasio tingkat input1output dan tingkat input2output. Pada dasarnya setiap UKE yang letaknya lebih kebawah dan lebih kekiri dari UKE yang lain merupakan UKE yang lebih efisien dari yang lainnya. Hal ini dikarenakan UKE tersebut mampu memproduksi tingkat output yang sama dengan jumlah input yang lebih kecil dari yang lainnya. Oleh karena itu titik 0 origin merupakan orientasi setiap UKE agar menjadi lebih efisien. Efisiensi frontier merupakan potongan-potongan garis yang membentuk kurva linier yang mengarah ke kiri-atas dan ke kanan-bawah dan merupakan lingkup terbawah dari semua UKE yang menjadi sampel. Suatu UKE dianggap efisien jika rasio efisiensinya sama dengan 1 atau 100 , dan ini terjadi jika suatu UKE terletak pada garis efisiensi frontier. Bank A dan bank B terletak pada efisiensi frontier, sedang bank C ada diatas garis efisiensi frontier. Sebagai ilustrasi, akan dibahas efisiensi Bank C. Garis OC memotong efisiensi frontier pada titik C’. Efisiensi bank C sama dengan rasio antara segmen garis OC’ dibagi segmen garis OC. Karena OC’ lebih kecil dibandingkan OC, maka rasio OC’OC akan menghasilkan nilai yang kurang dari satu efisiensi bank C=OC’OC1. Dengan demikian bank C belum efisien.

2.2. Efisiensi Operasi

2.2.1. Konsep Dasar Efisiensi Operasi Perbankan

Efisiensi diartikan sebagai ketepatan cara usaha, kerja dalam menjalankan sesuatu dengan tidak membuang-buang waktu, tenaga dan biaya. Lebih lanjut 24 Winarno juga menjelaskan bahwa efisiensi merupakan hubungan atau perbandingan antara faktor keluaran output barang dan jasa dengan masukan input yang langka di dalam suatu unit kerja Winarno, 2003:178. Perusahaan dapat dikategorikan efisien tergantung dari cara manajemen memproses input menjadi output. Perusahaan yang efisien adalah perusahaan yang dapat memproduksi lebih banyak output dibandingkan dengan pesaingnya dengan sejumlah input yang sama atau mengkonsumsi input lebih rendah untuk menghasilkan sejumlah output yang sama. Manajemen bank melakukan serangkaian tindakan efisiensi sehingga cost of services menjadi relatif lebih rendah. Hal tersebut ditempuh sebagai upaya untuk meningkatkan daya saing, kepuasan nasabah dan laba perusahaan. Sama halnya dengan penjelasan tentang efisiensi pada sub bab sebelumnya bahwa ada dua pendekatan dalam menghitung efisiensi perbankan, yaitu pendekatan produksi dan pendekatan intermediasi Kurnia, 2004:131. Efisiensi operasi termasuk dalam efisiensi perbankan dengan pendekatan produksi yang menitik beratkan pada penekanan atas biaya dan pendapatan yang dikeluarkan dan diterima bank.

2.2.2. Efisiensi Operasi dalam Operasionalisasi Perbankan

Pendapatan merupakan penopang utama keberlanjutan sistem usaha. Pendapatan juga sering dijadikan sebagai tolok ukur layak tidaknya sebuah usaha dilaksanakan, bahkan dalam beberapa sektor usaha, pendapatan dijadikan sebagai dasar penilaian kinerja dan tingkat kesehatan perusahaan. Dalam perbankan kita sering mendengar adanya rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas yang di 25 dalamnya termasuk juga rasio Return On Asset ROA. Rasio ini menggambarkan kemampuan bank dalam memperoleh return atau keuntungan. Semakin tinggi rasio profitabilitas berarti kinerja bank tergolong semakin baik Dendawijaya, 2005:118. Perusahaan yang efisien akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika dibandingkan dengan perusahaan yang kurang efisien. Perusahaan perbankan yang efisien akan mampu menekan biaya atau meningkatkan output, hal ini secara tidak langsung akan meningkatkan pelayanan kepada nasabah, dan juga meningkatkan laba perusahaan yang berujung pada kepuasan nasabah. Identifikasi terhadap upaya-upaya manajemen bank didalam melakukan tindakan efisiensi sehingga dapat berpengaruh pada tingkat kesehatan bank dapat dinilai melalui beberapa rasio, salah satunya yaitu Rasio Biaya Opersional terhadap Pendapatan Opersional BOPO, untuk itu guna menghitung efisiensi operasi digunakan rasio BOPO. Besarnya rasio BOPO dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: 100 x l Operasiona Pendapaton l Operasiona Biaya BOPO = Dendawijaya, 2005:147 Besarnya jumlah beban operasional dalam laporan keuangan bank diperoleh melalui penjumlahan biaya bunga dan biaya operasional lainnya yang terdiri dari biaya umum dan administrasi, biaya personalia, dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif kredit dan non kredit. Sedangkan pendapatan operasional diperoleh melalui penjumlahan pendapatan bunga dan pendapatan operasional 26 lainnya yang terdiri dari provisi dan komisi, serta pendapatan dari transaksi valuta asing. Besarnya tingkat BOPO berdasarkan kriteria penilaian peringkat BOPO sesuai ketentuan Bank Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.3 Kriteria penilaian peringkat rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO Kriteria Peringkat BOPO 90 Peringkat 1 90 BOPO 94 Peringkat 2 94 BOPO 96 Peringkat 3 96 BOPO 100 Peringkat 4 BOPO 100 Peringkat 5 Sumber: SE BI No. 673Intern2004

2.3. Risiko Kredit

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Studi Beda Capital Adequacy Ratio Bank Swasta Nasional dan Bank Asing di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus Periode 2007-2010

0 30 103

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 63 116

PENGARUH RISIKO USAHA BANK TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA - Perbanas Institutional Repository

0 1 18

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS, EFISIENSI, PROFITABILITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 17

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS, EFISIENSI, PROFITABILITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 13

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS, EFISIENSI, PROFITABILITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 8

PENGARUH LIKUIDITAS, KUALITAS AKTIVA, SENSITIVITAS, EFISIENSI DAN PROFITABILITAS TERHADAP CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL NONDEVISA DI INDONESIA - Perbanas Institutional Repository

0 0 20

PENGARUH RISIKO USAHA BANK TERHADAP CAR (CAPITAL ADEQUACY RATIO) PADA BANK UMUM SWASTA NASIONAL DEVISA - Perbanas Institutional Repository

0 0 20