26
lainnya yang terdiri dari provisi dan komisi, serta pendapatan dari transaksi valuta asing. Besarnya tingkat BOPO berdasarkan kriteria penilaian peringkat BOPO
sesuai ketentuan Bank Indonesia dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Kriteria penilaian peringkat rasio Biaya Operasional
terhadap Pendapatan Operasional BOPO Kriteria Peringkat
BOPO 90 Peringkat 1
90 BOPO 94 Peringkat 2
94 BOPO 96 Peringkat 3
96 BOPO 100 Peringkat 4
BOPO 100 Peringkat 5
Sumber: SE BI No. 673Intern2004
2.3. Risiko Kredit
2.3.1. Konsep Dasar Risiko Kredit dalam Perbankan
Risiko kredit sering juga disebut dengan devault risk. Siamat 1999 mengatakan bahwa risiko kredit merupakan suatu risiko akibat kegagalan atau
ketidakmampuan nasabah mengembalikan jumlah pinjaman yang diterima dari bank beserta bunganya sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan atau
dijadwalkan Wartini, 2007:30. Ketidakmampuan nasabah memenuhi pinjaman kredit yang disepakati kedua pihak, secara teknis keadaan tersebut merupakan
devault. Bank merupakan perusahaan yang memiliki risiko kredit karena sifat
bisnisnya yang berbasis pinjaman. Risiko kredit tersebut timbul akibat tidak dapat dipenuhinya kewajiban nasabah kredit untuk membayar angsuran pinjaman
maupun bunga kredit pada waktu yang sudah disepakati antara pihak bank dan
27
nasabah Dendawijaya, 2005:24. Oleh karena itu Bank disebut sebagai highly geared institution institusi dengan leverage tinggi sedangkan peningkatan
tingkat default peminjam akan berdampak pada peluang menurunnya modal secara cepat Wartini, 2007:31.
Wartini 2007 menjelaskan lebih lanjut bahwa besarnya Risiko kredit dapat dilihat dari dua komponen yaitu besarnya eksposur kredit dan kualitas eksposur
kredit. Besarnya eksposur kredit sama dengan besarnya pinjaman itu sendiri. Semakin besar pinjaman, semakin besar pula tingkat eksposur kredit. Kualitas
eksposur dicerminkan oleh kemungkinan gagal bayar dari debitur dan kualitas dari jaminan yang diberikan oleh debitur. Semakin rendah kualitas jaminan,
semakin rendah kualitas kredit, sekaligus semakin tinggi risiko kredit. Ada kemungkinan kredit yang gagal bayar dapat diupayakan untuk diperoleh
recovery. Oleh karena itu, sekalipun telah menyisihkan biaya terhadap kredit macet, bagian penagihan tetap mengupayakan untuk melakukan recovery kredit
Kolektabilitas atau kualitas kredit menurut SE. BI. No. 73DPNP 31 Januari 2005 tentang Penetapan Kualitas Kredit adalah:
a. Lancar pass, apabila memenuhi kriteria: a Pembayaran angsuran pokok dan atau bunga tepat wktu.
b Dokumentasi kredit lengkap c Tidak terdapat pelanggaran perjanjian kredit
d Penggunaan dana sesuai dengan pengajuan pinjaman
28
b. Dalam perhatian khusus special mention, apabila memenuhi kriteria: a Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90
sembilan puluh hari. b Jarang mengalami cerukan.
c Dokumentasi kredit lengkap d Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil
e Penggunaan dana kurang sesuai dengan pengajuan pinjaman namun jumlahnya tidak material
c. Kurang lancar substandard, apabila memenuhi kriteria: a Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui
90 hari sampai dengan 120 hari b Terjadi cerukan berulangkali
c Frekuensi mutasi rekening relatif rendah. d Dokumentasi kredit kurang lengkap
e Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit yang cukup prinsipil f Penggunaan dana yang kurang sesuai dengan pengajuan pinjaman dengan
jumlah yang cukup material d. Diragukan doubtful, apabila memenuhi kriteria:
a Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 120 hari sampai dengan 180 hari.
b Terjadi cerukan yang bersifat permanen. c Dokumentasi kredit tidak lengkap
29
d Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit
e Penggunaan dana yang kurang sesuai dengan pengajuan pinjaman dengan jumlah yang cukup material
e. Macet loss, apabila memenuhi kriteria: a Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui
180 hari. b Tidak terdapat dokumentasi kredit
c Pelanggaran yang sangat prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam perjanjian kredit
d Sebagian besar penggunaan dana tidak sesuai dengan pengajuan pinjaman e Tidak terdapat sumber pembayaran yang memungkinkan
2.3.2. Risiko Kredit dalam Operasionalisasi Perbankan