Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Ikan

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

4.1.2 Kepadatan, Kepadatan Relatif dan Frekuensi Kehadiran Ikan

Nilai Kepadatan K, Kepadatan Relatif KR, dan Frekuensi Kehadiran KR ikan dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini. Tabel 5. Data kepadatan indm 2 , kepadatan relatif dan frekuensi kehadiran ikan pada setiap stasiun pengamatan No Spesies Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 K KR FK K KR FK K KR FK 1 Hampala macrolepidota - - - - - - 0,005 40 7 2 Leptobarbus hosii - - - 0,035 27,7 27 - - - 3 Lobocheilus schwanenfeldii 0,008 5,1 10 0,037 29,8 23,33 - - - 4 Neolisocheilus sumatranus 0,135 86,4 33,33 0,003 2,1 3,33 0,005 40 3,33 5 Puntius binotatus 0,013 8,5 13,33 - - - - - - 6 Tor tambra - - - 0,027 21,3 20 - - - 7 Homaloptera ophiolepis - - - 0,005 4,3 7 - - - 8 Mastacembelus unicolor - - - - - - 0,003 20 7 9 Mystus olyroides - - - 0,008 6,4 10 - - - 10 Glypthotorax platygonoides - - - 0,011 8,5 13,33 - - - Total 0,157 100 - 0,125 100 - 0,013 100 - Tabel 5 menunjukkan bahwa pada stasiun 2 mempunyai jenis spesies terbanyak yaitu 7 spesies sedangkan stasiun 1 dan stasiun 3 mempunyai jumlah spesies yang sama yaitu 3 spesies. Hal ini dapat disebabkan pada stasiun 2 memiliki nilai Nitrat NO 3 -N dan Posfat PO 4 yang paling tinggi dibandingkan dengan stasiun lain. Nitrat dan posfat dibutuhkan oleh ikan sebagai bahan dasar makanannya dalam suatu perairan. Selain itu nitrat dan posfat merupakan unsur hara penting dalam suatu perairan sebagai bahan dasar alga dan fitoplankton sebagai produsen tingkat pertama dalam perairan. Stasiun 1 juga mempunyai nilai kepadatan tertinggi dengan nilai 0,157 indm 2 . Hal ini dapat disebabkan pada stasiun ini memiliki nilai oksigen terlarut DO paling tinggi dibandingkan stasiun lain yang menyebabkan banyak ikan dapat hidup. Oksigen terlarut dalam air sangat dibutuhkan oleh ikan maupun biota perairan lainnya untuk kelestarian jenis ikan. Oksigen terlarut dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernafasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi pertumbuhan dan pembiakan. Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber utama oksigen dalam suatu perairan berasal dari Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU suatu proses difusi dari udara bebas dan hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut Salmin 2000 dalam Salis 2006. Ikan Neolisocheilus sumatranus ditemukan pada setiap stasiun yang menggambarkan daya adaptasi yang merata pada setiap stasiun. Hal ini juga dapat disebabkan ikan ini banyak hidup di daerah sungai Asahan. Menurut Simajuntak 2012 ikan Neolisocheilus sumatranus merupakan ikan endemik di daerah Sumatera Utara. Ikan Puntius binotatus hanya di temukan pada stasiun 1 hal ini dapat disebabkan pada stasiun 1 cocok untuk pertumbuhan ikan ini seperti keadaan oksigen terlarut yang tinggi untuk pertumbuhannya. Hal ini juga dapat disebakan karena karakteristik ikan puntius yang sesuai dengan lingkungannya. Menurut Ali Kathergany 1987 dalam Defira Muchlis 2004 menyatakan bahwa ciri khas ikan Puntius adalah pada sisik terdapat proyeksi dari pusat ke pinggir seperti jari- jari pada roda yang menyebabkan pergerakan ikan lebih bebas. Ikan Leptobarbus hosii, Tor tambra, Homaloptera ophiolepis, Mystus olyroides dan Glypthotorax platygonoides hanya ditemukan pada stasiu 2 hal ini dapat disebabkan pada stasiun 2 memiliki intensitas cahaya yang paling tinggi yang mendukung pergerakan ikan dalam mencari makanan sehingga lebih banyak ikan yang dapat bertahan dalam satu lingungan. Hal lain yang mempengaruhinya adalah pada stasiun 2 memiliki kecepatan arus yang lebih tinggi dan substrat batuan yang lebih banyak. Ikan Tor tambra memiliki ciri morfologi diantaranya mempunyai kepala dan mulut yang besar, kepala agak memanjang yang diduga untuk menyesuaikan dengan habitat yang berarus agar mudah dalam berenang Haryono, 2009. Sedangkan Glypthotorax platygonoides ikan dari genus ini umumnya dapat beradaptasi dengan air berarus deras dan dapat bersembunyi menyelinap di bawah batu Kottelat et al., 1993, Pada stasiun 1 ikan Neolisocheilus sumatranus memiliki nilai kepadatan tertinggi dengan nilai 0,008 indm 2 . Hal ini dapat disebabkan ikan ini merupakan ikan khas di Sungai Asahan dan kelompok ikan family Cyprinidae merupakan penghuni utama di beberapa perairan di Sumatera Kottelat, et al., 1993. Menurut Patriono 2007 kelimpahan spesies ikan famili Cyprinidae dapat dihubungkan dengan 3 tiga faktor yaitu spesies ikan ini dapat menempati habitat dengan Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU variasi yang besar, kebanyakan dari spesies memerlukan waktu yang relatif singkat untuk sampai pada musim kawin, dan sebagian besar dapat menempati relung yang kecil dan mendapat cukup makanan serta tempat tinggal karena ukurannya yang kecil. Pada stasiun 2 ikan Lobocheilus schwanenfeldii memiliki nilai kepadatan tertinggi dengan nilai 0,037 indm 2 dibandingkan dengan spesies lain. Hal ini dapat disebabkan karena stasiun ini memiliki nilai intensitas cahaya yang paling tinggi yang mempengaruhi kecepatan ikan ini mencari makanan sehingga banyak ikan untuk bertahan hidup. Kemampuan ikan ini dalam mempertahankan hidupnya terhadap predator dan kompetisi di dalam perairan tersebut dengan kelincahannya berenang karena ikan ini termasuk ikan perenang cepat. Menurut Amzah 2002 dalam Abdurahim 2004, keberadaan suatu jenis ikan dalam suafu perairan sangat dipengaruhi oleh adanya predator, kompetitor, dan beberapa faktor fisika dan kimia perairan. Interaksi ikan semakin tinggi dan keanekaragaman jenis yang tinggi menunjukkan bahwa suatu komunitas memiliki kompleksitas tingi, karena dalam komunitas terjadi interaksi jenis yang tinggi pula Taqwa, 2010. Pada stasiun 3 ikan Hampala macrolepidota dan Neolisocheilus sumatranus sama-sama memiliki nilai kepadatan tertinggi dengan nilai 0,005 indm 2 . Hal ini karena memang ikan ini tersebar luas diperairan sesuai dengan pendapat Rahardjo et al., 2011, ikan kelas Actinopterygii termasuk Hampala merupakan kelas yang dominan di bumi termasuk di perairan air tawar. Keadaan ini juga dapat disebabkan ikan Hampala memiliki kemampuan reproduksi yang baik dalam stasiun ini. Pertumbuhan populasi ikan dialam sangat tergantung pada strategi reproduksi dan respons dari perubahan lingkungan Yustina, 2002.

4.1.3 Indeks Keanekaragaman Shannon-Wienner, Indeks Keseragaman