Parameter Kimia Biotik Lingkungan .1 Jenis-jenis Ikan yang Diperoleh dari Setiap Stasiun

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU air sungai, baik fisik-kimia maupun biologis Kusuma 1989 dalam Permana 2012.

4.2.2 Parameter Kimia

Tabel 10 menunjukkan nilai rata-rata parameter kimia di setiap stasiun. Nilai oksigen terlarut DO di setiap stasiun berada pada kisaran 7-7,3 mgL. Nilai dianggap masih ideal untuk pertumbuhan ikan . Hal ini disebabkan karena sungai ini masih memiliki kondisi yang baik. Menurut Boyd 1990 dalam Septiano 2006, nilai DO yang baik untuk pertumbuhan ikan adalah diatas 5 mgL. Menurut Agusnar 2007 menyatakan konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah akan mengakibatkan ikan-ikan dan binatang air lainnya yang membutuhkan oksigen akan mati. Sebaliknya konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu tinggi juga mengakibatkan proses pengkaratan yang semakin cepat karena oksigen akan mengikat hidrogen yang melapisi permukaan logam. Kelarutan oksigen sangat mempengaruhi keberadaan ikan untuk bertahan hidup. Derajat keasaman pH air merupakan tingkat konsentrasi ion hidrogen yang ada dalam perairan. Hasil pengukuran pH yaitu 6,3-7,2. Menurut Sunu 2001 air dapat bersifat asam atau basa, tergantung pada besar kecilnya pH air atau besarnya konsentrasi ion hidrogen di dalam air. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH antara 6,5-7,5. Air minum sebaiknya memiliki pH antara 6,5-8,5. Air yang mempunyai pH lebih kecil dari pH normal akn bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH lebih besar dari pH normal akan bersifat basa. Nilai pH mempengaruhi kelarutan nutrisi untuk ikan dalam suatu perairan. Nilai BOD merupakan salah satu indikator pencemaran dalam suatu perairan. Nilai BOD pada setiap stasiun berada pada kisaran 1-1,45 mgL. Nilai BOD yang tertinggi terdapat pada stasiun 1 sedangkan yang terendah pada stasiun 2. Menurut Sukadi 1999, pemerikasaan BOD diperlukan untuk menentukan beban pancemaran akibat air limbah dan untuk merancang sistem pengolahan biologis bagi air yang tercemar. Angka BOD menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme melakukan penguraian hampir semua bahan organik yang terlarut dan sebagian yang terlarut. Penguraian bahan organik, Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU apabila tersedia oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup, maka proses penguraian akan berlangsung dalam suasana aerobik sampai semua bahan organik terkonsumsi. Sebaliknya apabila tidak tersedia oksigen terlarut dalam jumlah yang cukup atau tingkat pencemaran relatif tinggi, maka proses penguraian akan terjadi dalam suasana yang anaerobik yang menimbulkan bau busuk dan warna abu-abu tua sampai hitam pada air. Tinggi rendahnya BOD mempengaruhi kestabilan oksigen dalam suatu perairan yang mempengaruhi hidup ikan untuk bertahan. Nitrat memiliki peranan yang cukup penting juga bagi kehidupan ikan. Nitrat yang diukur di setiap stasiun berada pada kisaran 0,302-0,454 mgL. Nilai nitrat ini masih kurang untuk pertumbuhan suatu tetapi untu pertumbuhan fitoplankton sudah cukup. Dimana fitoplankton adalah salah satu penyusun rantai makanan dalam suatu perairan. Menurut Chu 1943 dalam Herawati 2008 menyatakan alga khususnya fitoplankton dapat tumbuh optimal pada kandungan nitrat sebesar 0,009-3,5 mgL. pada konsentrasi di bawah 0,01 mgL atau diatas 4,5 mgL nitrat dapat merupakan faktor pembatas. Posfat yang diukur di setiap stasiun memiliki kisaran 0,110-0,132 mgL. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 2 sedangkan yang terendah pada stasiun 1. Menurut Joshimura 1975 dalam Herawati 2008 menyatakan fosfor biasanya muncul dengan konsentrasi yang sedikit di dalam perairan alami karena besarnya mobilitas, meskipun konsentrasi fosfat total pada perairan alami berkisar antara 0,01-200 mgL. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan dalam suatu perairan sebagian diperoleh dari hasil fotosintesis yang dilakukan oleh fitoplankton dan alga. Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU

4.2.3 Sifat Fisika-Kimia Sungai Asahan berdasarkan Metode Storet