Parameter Fisika Biotik Lingkungan .1 Jenis-jenis Ikan yang Diperoleh dari Setiap Stasiun

DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU dan pertumbuhan. Jika suhu air meningkat sampai batas tertentu, maka laju metabolisme meningkat yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi dan pertumbuhan ikan. 4.2 Abiotik Lingkungan Hasil pengukuran faktor fisik-kimia perairan Sungai Asahan dapat dilihat pada tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Data pengukuran faktor fisik-kimia perairan Sungai Asahan pada setiap stasiun No . Parameter Satuan Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3

A. Parameter Fisika

1 Suhu o C 24 22 24 2 Kecepatan arus mdet 0,326 0,74 1,3 3 Intensitas cahaya Candela 142 660 278 4 Penetrasi Cahaya m 0,38 0,85 1,5 B Parameter Kimia 5 Oksigen terlarut DO MgL 7,3 7 7,25 6 Kejenuhan Oksigen 88,48 82,06 85,29 7 Derajat Keasaman pH - 7,25 6,35 7,25 8 BOD mgL 1,45 1 1,1 9 Nitrat NO 3 -N MgL 0,302 0,454 0,354 10 Fosfat PO 4 MgL 0,110 0,132 0,119 Keterangan: Stasiun 1 : daerah dekat Pemukiman Penduduk Stasiun 2 : daerah dekat Bendungan PLTA Stasiun 3 : daerah dekat Perkebunan Kelapa Sawit

4.2.1 Parameter Fisika

Tabel 10 menunjukkan nilai rata-rata parameter fisika di setiap stasiun. Suhu berkisar antara 22-24 o C dimana suhu yang paling rendah pada stasiun 2. Keadaan suhu dalam suatu perairan dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya cahaya yang masuk ke badan sungai. Menurut Dirjddosoemarto 1986 dalam Rina 2004 cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan. Perubahan suhu juga dipengaruhi oleh jumlah energi matahari yang sampai ke bumi yang ditentukan oleh intensitas cahaya. Keadaaan suhu mempengaruhi ikan untuk metabolismenya. Parameter fisika yang lain adalah kecepatan arus yang diukur berada pada kisaran 0,326-1,3 mdet terendah pada stasiun 1 dan tertinggi pada stasiun 3. Perbedaan ini dapat disebabkan kondisi fisik sungai yang berbeda. Stasiun 1 dan stasiun 2 lebih banyak batuan besar yang mempengaruhi gerak cepat lambatnya air. Menurut Barus 2004 arus berfungsi dalam pengangkutan energi panas dan Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU substansi yang terdapat di dalam air. Perairan lotik arus mempunyai peranan yang sangat penting. Umumnya kecepatan arus di perairan ini relatif tinggi, bahkan bisa mencapai 3-6 ms. Kecepatan arus ini mempengaruhi pertukaran oksigen untuk hidup ikan. Intensitas cahaya merupakan salah satu yang mempengaruhi penyebaran ikan. Intensitas cahaya yang diukur berada pada kisaran 142-660 Candela. Intensitas cahaya yang terendah terdapat pada stasiun 1 sedangkan yang tertinggi pada stasiun 2. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi fitoplankton dan perifiton dalam suatu perairan. Besarnya intensitas cahaya berpengaruh besar dalam proses fotosintesis. Menurut Nugroho 2006 sebagian besar perifiton berperan sebagai produsen yang dapat melakukan aktivitas fotosintesis. Fotosintesis dapat berlangsung dengan baik jika intensitas cahaya yang diterima perifiton cukup banyak. Oleh karena itu cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan produktivitas suatu perairan. Fitoplankton dan perifiton sebagian adalah makanan alami ikan. Penetrasi cahaya memiliki peranan yang penting juga bagi ikan. Penetrasi cahaya yang diukur di setiap stasiun berada pada kisaran 0,38-1,5 m. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 3 sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1. Kecerahan yang berbeda ini dapat disebabkan pada stasiun 1 merupakan pemukiman penduduknya yang memuat banyak buangan atau limbah rumah tangga ke perairan tersebut sedangkan stasiun 2 dan 3 merupakan daerah yang terbuka namun stasiun 2 juga dapat dipengaruhi oleh limbah buangan yang dikeluarkan oleh PT. Pulp Lestari yang berada di hulu sungai. Menurut Sunu 2001 kondisi air keruh yang diakibatkan oleh padatan tersuspensi akan mempengaruhi kualitas air karena akan mengurangi kemampuan penetrasi cahaya. Keadaan tersebut akan lebih parah lagi apabila bersifat konstan dan dalam jumlah yang besar. Penetrasi cahaya member pengaruh pada ikan dalam pergerakannya dalam suatu perairan. Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kondisi alami sungai maupun kegiatan manuasia. Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh penggunaan lahan, waktu, curah hujan dan aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU air sungai, baik fisik-kimia maupun biologis Kusuma 1989 dalam Permana 2012.

4.2.2 Parameter Kimia