DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
dan pertumbuhan. Jika suhu air meningkat sampai batas tertentu, maka laju metabolisme meningkat yang pada gilirannya meningkatkan konsumsi dan
pertumbuhan ikan.
4.2 Abiotik Lingkungan Hasil pengukuran faktor fisik-kimia perairan Sungai Asahan dapat dilihat pada
tabel 10 berikut ini. Tabel 10. Data pengukuran faktor fisik-kimia perairan Sungai Asahan pada setiap
stasiun
No . Parameter
Satuan Stasiun 1
Stasiun 2 Stasiun 3
A. Parameter Fisika
1 Suhu
o
C 24
22 24
2 Kecepatan arus
mdet 0,326
0,74 1,3
3 Intensitas cahaya
Candela 142
660 278
4 Penetrasi Cahaya
m 0,38
0,85 1,5
B Parameter Kimia
5 Oksigen terlarut DO
MgL 7,3
7 7,25
6 Kejenuhan Oksigen
88,48 82,06
85,29 7
Derajat Keasaman pH -
7,25 6,35
7,25 8
BOD mgL
1,45 1
1,1 9
Nitrat NO
3
-N MgL
0,302 0,454
0,354 10
Fosfat PO
4
MgL 0,110
0,132 0,119
Keterangan: Stasiun 1
: daerah dekat Pemukiman Penduduk Stasiun 2
: daerah dekat Bendungan PLTA Stasiun 3
: daerah dekat Perkebunan Kelapa Sawit
4.2.1 Parameter Fisika
Tabel 10 menunjukkan nilai rata-rata parameter fisika di setiap stasiun. Suhu berkisar antara 22-24
o
C dimana suhu yang paling rendah pada stasiun 2. Keadaan suhu dalam suatu perairan dapat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya cahaya yang
masuk ke badan sungai. Menurut Dirjddosoemarto 1986 dalam Rina 2004 cahaya merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan.
Perubahan suhu juga dipengaruhi oleh jumlah energi matahari yang sampai ke bumi yang ditentukan oleh intensitas cahaya. Keadaaan suhu mempengaruhi ikan
untuk metabolismenya. Parameter fisika yang lain adalah kecepatan arus yang diukur berada pada
kisaran 0,326-1,3 mdet terendah pada stasiun 1 dan tertinggi pada stasiun 3. Perbedaan ini dapat disebabkan kondisi fisik sungai yang berbeda. Stasiun 1 dan
stasiun 2 lebih banyak batuan besar yang mempengaruhi gerak cepat lambatnya air. Menurut Barus 2004 arus berfungsi dalam pengangkutan energi panas dan
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
substansi yang terdapat di dalam air. Perairan lotik arus mempunyai peranan yang sangat penting. Umumnya kecepatan arus di perairan ini relatif tinggi, bahkan bisa
mencapai 3-6 ms. Kecepatan arus ini mempengaruhi pertukaran oksigen untuk hidup ikan.
Intensitas cahaya merupakan salah satu yang mempengaruhi penyebaran ikan. Intensitas cahaya yang diukur berada pada kisaran 142-660 Candela.
Intensitas cahaya yang terendah terdapat pada stasiun 1 sedangkan yang tertinggi pada stasiun 2. Intensitas cahaya sangat mempengaruhi fitoplankton dan perifiton
dalam suatu perairan. Besarnya intensitas cahaya berpengaruh besar dalam proses fotosintesis. Menurut Nugroho 2006 sebagian besar perifiton berperan sebagai
produsen yang dapat melakukan aktivitas fotosintesis. Fotosintesis dapat berlangsung dengan baik jika intensitas cahaya yang diterima perifiton cukup
banyak. Oleh karena itu cahaya merupakan faktor lingkungan yang sangat menentukan produktivitas suatu perairan. Fitoplankton dan perifiton sebagian
adalah makanan alami ikan. Penetrasi cahaya memiliki peranan yang penting juga bagi ikan. Penetrasi
cahaya yang diukur di setiap stasiun berada pada kisaran 0,38-1,5 m. Nilai tertinggi terdapat pada stasiun 3 sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1.
Kecerahan yang berbeda ini dapat disebabkan pada stasiun 1 merupakan pemukiman penduduknya yang memuat banyak buangan atau limbah rumah
tangga ke perairan tersebut sedangkan stasiun 2 dan 3 merupakan daerah yang terbuka namun stasiun 2 juga dapat dipengaruhi oleh limbah buangan yang
dikeluarkan oleh PT. Pulp Lestari yang berada di hulu sungai. Menurut Sunu 2001 kondisi air keruh yang diakibatkan oleh padatan tersuspensi akan
mempengaruhi kualitas air karena akan mengurangi kemampuan penetrasi cahaya. Keadaan tersebut akan lebih parah lagi apabila bersifat konstan dan dalam jumlah
yang besar. Penetrasi cahaya member pengaruh pada ikan dalam pergerakannya dalam suatu perairan.
Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kondisi alami sungai maupun kegiatan manuasia. Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh penggunaan
lahan, waktu, curah hujan dan aktivitas manusia yang mengakibatkan pencemaran
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
air sungai, baik fisik-kimia maupun biologis Kusuma 1989 dalam Permana 2012.
4.2.2 Parameter Kimia