Instansi-instansi terkait dalam pemberian sanksi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.

D. Instansi-instansi terkait dalam pemberian sanksi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil.

Dalam melakukan proses pemeriksan pejabat yang berwenang melakukan serankaian pemeriksaan berupa pelanggaran, mendengar pertnyataan lansung dari PNS yang disangka, mendengar atau meminta keterangan dari pihak lain agar dapat objektif dalam penjatuhan hukuman 42 . Maka dari itu instansi-instansi yang berwenang memberikan sanksi adalah, sebagai berikut 43 : 1. Presiden, bagi PNS yang : a. berpangkat Pembina Tingkat I Glongan IVb k atas sepanjang mengenai jenis hukuman berat . b. Yang memangku jabatan struktur Eselon I Khusus untuk membebaskan jabtan 2. Menteri, untuk semua jabatn struktural Eselon I Khusus untuk membebaskan jabatan. 3. Pejabat yang berwenang menteri dapat mendelegasikan wewenang kepada pejabat lain, dengan ketentuan: a. Untuk hukuman disiplin ringan, dapat didelegasikan kepada eselon IV. b. Untuk hukuman disiplin ringan dan sedang penundaan kenaikan gaji berkala, dapat didelegasikan kepada eselon III. c. Untuk hukuman disiplin ringan dan sedang kepada eselon II d. Untuk hkuman disiplin ringan, sedang dan berat kecuali eselon II diberikan kepada eselon I 42 Loc.cit., hlm 35 43 www.academia.edu.hukumadat.com Universitas Sumatera Utara 4. Gubenur, dapat memerintah pejabat bawahannya untuk memeriksa PNS yang disangka. 5. Perwakilan RI diluar Negeri 6. BupatiWalikota seperti yangdiatur dalam Undang-unadang No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan daerah. Begitu pula dengan di Aceh insatansi yang berpean penting didalam pemberian sanksi ini adalah atasan PNS itu masing-masing dan lalu akan di lihat dan di selidiki kembali oleh pejabat yang berwenang 44 . Upaya Pemeirntah Aceh dalam enigkatkan kerja Pegawai adalah dengan peran kepegawaian yang strategis dalam pengeloaan sumber daya pegawai, untuk itu maka bagian ini perlu unyuk meningkatkan prestasi kerja pegawai. Apabila dikaji lebih jauh lagi banyak upaya yang dapat dilakukan namun dalam penelitian ini penulis hanya membatasi pada hal sebagaimana tercantum dalam fokus penelitian yaitu Motivasi, kemampuan pegawai, dan kejelasan peran. a. Pemberian motivasi Pemberian Motivasi kepada pegawai adalah salah satu upaya kearah peningkatan prestasi kerja pegawai. Dengan pemberian motivasi tersebut akan dimungkinkan terjadi satu peningkatan prestasi kerja. Hal ini karena pegawai akan terdorong untuk mendapatkan suatu penghargaan dan mereka berusaha menghindari terjadinya hukuman atas segala kegiatan hasil kerjanya. Dengan demikian meningkatkan prestasi kerja pegawai sangat membantu organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan Adapun pemberian motivasi yang dilaksanakan oleh 44 Undang ‐undang Nomor 11 tahun 2006 Tentang pemerintahn aceh, pasal 118 dan 119 Universitas Sumatera Utara Bada Kepegawaian Daerah Aceh dengan melalui pemberian insentif, hukuman, pengangkatan, dalam jabatan serta mutasi pegawai. a. Peningkatan kemampuan Pegawai Bahwa upaya kedua yang harus dilakukan pemerintah Aceh adalah menningkatkan kemampuan pegawai melalui sub bagian pendidikan dan pelatihan pegawai telah melaksanakan beberapa cara, antara lain ialah pengiriman pegawai untuk mengikuti pendidikan struktural dan teknis fungsional Pendidikan dan pelatihan pada dasarnya untuk meningkatkan kemampuan pegawai dan pengembangan metodenya yang lebih baik dengan tuntutan jaman sebagaimana tercantum dalam pasal 1 UU Nomor 101 tahun 2000 bahwa, diklat adalah proses penyelenggaraan belajar menganjar dalam rangka meningkatkan kemapuan Pegawai Negeri Sipil. b. Pemberian kejelasan atas Peran Pemberian kejelasan atau peran setiap pegawai adalah merupakan sesuatu hal yang diperlukan dalam rangka meningkatkan kerja penetapan kejelasan akan peran tersebut dilaksanakan dengn menetapkan kerja serta menentukan uraian tugas bagi setiap pegawai, sehingga mereka dalam menjalankan pekerjaannya mempunyai acuan yang terperinci. Dismping itu dengan memberikan kejelasan peran kepada pegawai dapat menghindari terjadinya kerancuan dan ketidakjelasan tugas-tugas pegawai, yang pada akhirnya menggangu tercapainya tujuan organisasi. Universitas Sumatera Utara BAB IV MANFAAT ADANYA TRANSPARASI DAN AKUNTABILITASI TERHADAP SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI KANTOR BUPATI LHOKSEUMAWE ACEH UTAR A. Manfaat adaanya Transparasi dan Akuntabilitasi terhadap sanksi pelanggaran disiplin pegawai negeri sipil di kantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara Pemerintahan Aceh Utara kota Lhokseumawe dalam menertibkan displin PNS haruslah secara umum dan terbuka openness. Transparasi adalah keterbukaan Pemerintah dalam memberikan informasidata bagi masyarakat yan dapat di akses sesuai peraturan perundang-undanan yang berlaku 45 . Keterbukaan dapa juga menunjuk pada ketersediaan informasi dan kejelasan bagi masyarakat umum untuk mengetahui proses penyusunan, pelaksanaan, serta hasil yang telah dicapai melalui sebuah kebijakan publik. Transparasi dapat dilhat dari terbentuknya proses perumusan kebijaakan publik bagi masyarakat terbuka bagi partisipasi masyarakat. Transparasi dapat juga di wujudkan dalam bentuk keterbukaan pemerintah dalam menyusun kebijakan yang dapat diakses leh masyarakat. Didalam Instruktur Presiden Nomor 7 Tahun 1999, tentang akuntabilitas kinerja pemerintah mencantumkan beberapa sasaran terkait good governance, yaitu: 1. Menjadikan instansi pemerintahan yang akuntabel, dapat berorpasi secara efisien, efektif dan responsive terhadap aspirasi masyarakat. 2. Terwujudnya Transparasi di instansi pemerintah. 3. Terwujudnya partisipasi masyarakat dalam pembagunan 45 http:abr ‐center.blogspot,com201005keterbukaan‐dan‐transparasi.html. Universitas Sumatera Utara 4. Terpiliharanya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Implementasi keterbukaan dan Transparasi dalam Penyelenggaraan Sebuah pemerintahan dikatakan terbuka transparan apabila memenui empat unsur, antara lain: 46 1 Pemerintah menyediakan berbagai informasi mengenai kebijakan yang ditempuhnya. Berbagai informasi mengenai kebijakan pemerintah dan pertimbangan yang medasari kebijakan tersebut, peraturan dan proses pelaksanaan kebijakan itu serta biaya dan dampak yang mungkin terjadi. 2 Masyaakat dan media massa memiliki kesempatan luas untuk mengetahui isi berbagai dokumen pemerintahan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui parlemen. 3 Terbukanya sidang pemerintahan bagi masyarakat dan media massa. Keterbukaan itu menyangkut sidang eksekutif dan komisi-komisi, maupun notulen hasil rapat. 4 Adanya konsultasi publik yang dilakukan pemerintah secara berencana. Manfaaat Penerapan E-government pasti akan banyak berdampak posotif baik kepada masyarakat maupun pemerintah Indonesia. Secara umum ada beberapa keuntungan penerapan E-government di Indonesia. Transparasi informasi dari pemerintah kepada publik akan sangat jelas sehingga masyarakat akan dengan sangat mudah mengikuti, memantau dan mengontrol perkembangan jalannya pemerintahn peningkat kualitas pelayanan kepada pulik sehingga akan menjadi lebih cepat, tepat dan terpercaya 47 . 46 http:abr ‐center.blogspot,com201005keterbukaan‐dan‐transparasi.html. 47 httpmy.opera.comdimasariyopurnomoblogindekx.dm.tagtansparasi.pemerintah. Universitas Sumatera Utara Istilah akuntabilitasi berasal dari istilah dalam bahasa Inggris accountability yang berarti pertanggunganjawab atau keadaan untuk dipertanggung jawabkan atau keadaan untuk diminta pertanggunganjawaban. Akuntabilitasi yaitu berfungsinya, sesuai tuas dan kewenagannya masing-masing. Akuntabilitas dapat diartikan sebagai kewajiban-kewajiban dari individu-individu atau penguasa yang dipercayakan untuk mengelola sumber-sumber daya publik dan yang bersangkutan dengannya untuk dapat menjawab hal-hal yang menyangkut pertanggung jawabannya. Akuntabilitas terkait erat dengan instrumen untuk kegiatan kontrol terutama dalam hal pencapaian hasil pada pelayanan publik dan menyampaikannya secara transparan kepada masyarakat. Prinsip akuntabilitas adalah merupakan pelaksanaan pertanggung jwaban oleh PNS dimana dalam kegiatan yang dilakukan oleh PNS harus mampu mempertanggung jawabkan pelaksanaan kewenangan yang diberikan di bidang tugasnya. Prinsip Akuntablias terutama berkaitan erat dengan pertanggung jawaban terhadap efektivitas kegiatan dalam pencapaian sasaran atau target kebijakan atau program yang telah di tetapkan itu 48 . B. Peraturan hukum terhadap sanksi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil dikantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara Dimensi reformasi administrasi meliputi aspek struktur, sikap dan perilaku yang merupakan unsur yang sangat penting dalam proses pembangunan daerah karena lemahnya kapasitas administratif mengakibatkan program pembangunan tidak dapat berjalan efektif dan efisien. Pemberian otonomi yang luas kepada Provinsi NAD dalam bentuk otonomi khusus berdasarkan UU No.18 Tahun 2001 merupakan kebijakan yang tepat untuk memberdayakan daerah. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis dan 48 http:www.p2kp.orgpustakafilesmodul_pelatihanmodul_Transparasi ‐Akuntabilitas. Universitas Sumatera Utara menginterpretasikan proses reformasi struktur organisasi, perubahan sikap dan perilaku aparatur Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam menyikapi otonomi khusus melalui pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan metode analisa data model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi yang telah dibentuk lebih diarahkan pada budaya lokal. Reformasi struktur organisasi dalam otonomi khusus meliputi perubahan sebutan organisasijabatan dalam pemerintahan yaitu: sebutan KabupatenBupati menjadi SagoeWali Sagoe, KecamatanCamat menjadi Sagoe CutWali Sagoe Cut, dibentuk kembali Pemerintahan Mukim di bawah Sagoe Cut dengan perangkat Mukim yang terdiri dari Sekretaris Mukim, Majelis Musyawarah Mukim, Rapat Adat Mukim, Imum Chik, Keujruen ChikPeutua Chik dan Panglima LaotPanglima Lhok. DesaKepala Desa menjadi Gampong Keuchik, dibentuk Dinas Syariat Islam Sagoe, Penambahan Seksi Pelaksanaan Syariat Islam dan Pengembangan Adat serta Sub Seksi PelaksanaanSyariat Islam dan Sub Seksi Pengembangan Adatdi Sekretariat Sagoe Cut, Penambahan perangkat Gampong yang terdiri dari Tuha Adat, Keujruen Blang dan Peutua Seuneubok, LMD menjadi Tuha Peut, Perda dan Peraturan Desa menjadi Qanun SagoeQanun Gampong serta penulisan papan nama KantorLembaga dalam Bahasa Arab- Melayu huruf Jawi. Dengan perubahan struktur dan nomenklatur organisasi mencerminkan semakin tinggi kompleksitas, formalisasi dan sentralisasi. Beberapa peraturan terkait pemberian sanksi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil antara lain : 1 Undang-undang pokok Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil Nomor 8 Tahun 1974 bahwa untuk mewujudkan Pegawai Negeri yang demikian itu diperlukan adanya suatu Undang-undang yang mengatur kedudukan, kewajiban, hak, dan Universitas Sumatera Utara pembinaan Pegawai Negeri yang dilaksanakan berdasarkan sistem karier dan sistem prestasi kerja. 2 Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang- undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok kepegawaian bahwasannya dalam pelaksanaan desentralisasi kewenangan pemerintah kepada Daerah, Pegawai Negeri berkewajiban untuk tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dan harus melaksanakan tugasnya secara profesional dan bertanggungjawab dalam menyelenggarakan tuga pemerintahan dan pembagunan serta bersih dan bebas dari KKN. 3 Undang-undang Nomor 11 tahun 2006 tentang pemerintahan aceh pasal 118 sampai pasal 124, bahwasannya segala hal mulai dari manejemen, pemberhentian, penerimaan, pemindahan, pengawasan, dan segala bentuk pelanggaran lain nya hrus melalui Gubenur NAD dan akan di proses sesuai Undang-undang yang berlaku. 4 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Displin Pegawai Negeri Sipil. 5 Peraturan Pemerintah No.30 Tahun 1980 pasal 13.mengenai proses pemberian sanksi PNS Sebelum menjatuhkan sanksi displin terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan secara lisan dan tulisan. Pemberian sanksi dapat dilakukan mendengarkan keterangan orang lain. Pemberian sanksi dapat dilakukan dengan cara pembwerian perintah oleh pejabat yang berwenang atasan PNS yang disangkakan agar dijalankan oleh bawahan yang bersangkutan. Pejabat yang berwenang dan menghukum, memutuskan jenis hukum displin yang dijatuhkan dengan mempertimbangkan secara seksama pelanggaran displin tersebut dengan menyebutkan pelanggarn disiplin apa yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara PNS bersangkutan. Pemberian sanksi tersebut hanya dijatuhkan terhadap satu jenis sanksihukuman disiplin saja. Jenis pemberian sanksihukuman disiplin disampaikan secara lisan atau tulisan yang ditetapkan dalam surat keputusan dan disampaikan oleh pejabat yang berwenang yang dilakukan secara tertutup juga. 6 Undang-undang No.5 Tahun 1986 jo Undang-undang No.9 Tahun 2004 bahwa kepuusan TUN adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau pejabat TUN berisi tindakan hukum TUN yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bersifat konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum. 7 pembukaan UUD 1945 alinea IV, yaitu Membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia;Memajukan kesejahteraan umum;Mencerdaskan kehidupan bangsa;Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Universitas Sumatera Utara

C. Manfaat sanksi pelanggaran disiplin pegawai Negeri sipil dikantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara.

Dokumen yang terkait

Penerapan Arsitektur Tradisional Aceh pada Museum Tsunami Aceh

105 437 127

Analisis Pengaruh Pelatihan Dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dengan Kompetensi Sebagai Variabel Intervening Pada Sekretariat Daerah Kabupaten Labuhanbatu Selatan

5 119 152

Pembinaan Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan

4 63 116

Tata Cara Penerimaan Pegawai Negeri Sipil (PNS) Menurut Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian

0 35 77

Pengaruh Pengawasan Terhadap Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Di Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

6 57 111

Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai Negeri Sipil Dalam Pelayanan Publik (Studi pada Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Aceh Tamiang)

9 136 135

Tinjauan Hukum Terhadap Mekanisme Pelaksanaan Pengawasan Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Kejaksaan Republik Indonesia (Study Kejati Sumatera Utara)

1 49 108

Pembayaran Klaim Asuransi Pegawai Negeri Sipil Kepada Para Ahli Waris Korban Bencana Alam Tsunami Di Nanggroe Aceh Darussalam (Studi Kasus PT. TASPEN Cab. Nanggroe Aceh Darussalam)

1 27 100

Hubungan Pendidikan Dan Pelatihan Dengan Kompetensi Pegawai Negeri Sipil Di Bidang Pelayanan Publik (Studi Pada Pelaksanaan Pendidikan Dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV Angkatan V Tahun 2008 Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang)

0 37 268

Pertanggung Jawaban Hukum Bagi Pegawai Negeri Sipil (Pns) Dalam Penyalahgunaan Wewenang Ditinjau Dari Prespektif Hukum Administrasi Negara

30 579 90