BAB I: Pendahuluan, bab ini merupakan gambaran umum yang berisi tentang Latar
Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan, Metode Penelitian, Dan
Sistematika Penulisan.
BAB II: Dalam bab ini berisikan tentang, Pengertian sanksi dan pelanggaran, Asas
sanksi dan, asas pelanggaran yang tidak hanya ditinjau dari Hukum Adminstrasi Negara namun juga dari Beberapa Hukum lainnya sesuai dengan
aturaan dan perbuatannya masing-masing.
BAB III:
Pengertian dan dasar hukum sanksi bagi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil dikantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara Tujuan dan fungsi dari
sanksi bagi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil dikantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara, Macam-macam sanksi pelanggaran disiplin
Pegawai Negeri Sipil dikantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara, Instansi- instansi terkait dalam pemberian sanksi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri
Sipil dikantor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara.
BAB IV: Manfaat Transparahsi dan Akuntabilitasi sanksi pelanggaran disiplin Pegawai
Negeri Sipil pada kontor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara. Dalam Bab ini berisikan tentang, manfaat adanya Manfaat Transparahsi dan Akuntabilitasi
sanksi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil pada kontor Bupati Lhokseumawe Aceh Utara.
Universitas Sumatera Utara
BAB V: Kesimpulan Dan Saran
1. Kesimpulan 2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Sumatera Utara
BAB II : KAJIAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA TENTANG SANKSI
PELANGGARAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI PADA KANTOR BUPATI LHOKSEUMAWE ACEH UTARA
Bukti bahwa Hukum atau peraturan telah berfungsi baik dalam sebuah negara umumnya tercermin dari sikap, perilaku, tindakan bahkan keputusan politik dan atau putusan
hukum dari penyelenggara negara penguasa yang senantiasa berpihak pada keadilan masyarakat banyak di negara Indonesia.
Kabupaten Aceh Utara dan Kabupaten lainnya yang ada dalam Provinsi NAD disamping memiliki kewenangan yang luas berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 juga
memiliki kewenangan pelaksanaan otonomi khusus berdasarkan UU Nomor 18 Tahun 2001 dan Qanun Provinsi NAD yang meliputi seluruh bidang Pemerintahan kecuali kewenangan
bidang Politik Luar Negeri, Pertahanan Eksternal dan Moneter. Otonomi khusus menitikberatkan pada empat pondasi utama yaitu :
a Pemberlakuan Syariat Islam b Bagi hasil sumberdaya alam.
c Pemilihan langsung kepala daerah dan d Penerapan budayalokal ke dalam struktur pemerintahan daerah.
Dengan kewenangan yang dimiliki Provinsi NAD dan khususnya Kabupaten AcehUtara melalui otonomi khusus memberikan harapan akan terwujudnya pemerintahan
dan pembangunan dalam segala aspek kehidupan masyarakat yang selama ini tertinggal jauh.Namun demikian hal ini sangat tergantung pada upaya pemerintah daerah dalam
menyikapi otonomi khusus itu dengan gerakan-gerakan pembaharuan yang salah satu di
Universitas Sumatera Utara
antaranya melalui reformasi administrasi yang meliputiaspek struktur, sikap dan perilaku aparatur yangselaras dengan semangat otonomi khusus gunameningkatkan efektivitas
organisasi atau terciptanya administrasi yang sehat untuk mencapai tujuan pembangunan. Penegakan hukum adalah sesuatu proses untuk mewujudkan keinginan-keinginan
hukum sekaligus keinginan para pencari keadilan menjadi kenyataan. Keinginan-keinginan hukum dalam konteks ni adalah pikiran-pikiran badan pembuat hukum Undang-undang yang
dirumuskan dalam peraturan perundang-undangan. Perumusan pemikiran pembuatan hukum yang dituangkan dalam peraturan perundangan akan turut menentukan bagaimana penegakan
hukum hukum itu dijalankan. Masalah penegakan hukum merupakan masalah yang tidak sederhana bukan saja disebabkan kompleksitas simstem hukum itu sendiri tapi juga
disebabkan rumitnya jalinan hubungan antara sistem hukum dengan sistem politik, sistem sosial, sistem ekonomi dan sistem budaya masyarakat. Keberhasilan penegakan hukum
ditentukan oleh faktor-faktor yang disebut Lawrance Friedman yaitu substansi hukum, struktur hukum dan kultur masyarakat. Penegakan hukum juga dipengaruhi dan kultur
masyarakat. Penegakan hukum juga dipengaruhi faktor-faktor di luar hukum, oleh karena itu penegakan hukum tidak bekerja dalama ruang hampa dan kedap pengaruh, juga tidak
mungkin steril tekanan luar melainkan selalu berinteraksi dengan lingkup sosial yang lebih besar dan lebih dahsyat.
Sementara itu menurut Soerjono Soekanto, agar hukum dapat berfungsi baik maka perlu diperhatikan faktor-faktor yang ada yaitu:
1 Hukum atau peraturan itu sendiri 2 Mentalitas petugas yang menegakkan hukum
3 Fasilitas yang yang diharapkan dalam mendukung pelaksanaan hukum 4 Kesadaran hukum, kepatuhan hukum dan perilakuan anggota masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Dalam negara modern makin dirasakan, bahwa peranan dan campur tangan lansung oleh administrasi terhadap kehidupan masyarakat makin lama makin bertambah. Sejalan
dengan itu, maka negara memberikan kekuasaan yang sangat besar kepada pejabat administrasi negara. Untuk membatasi kekuasaan oleh pejabat administrasi negara ada
beberapa cara, antara lain ditempuh dengan pengembangan Peradilan Administrasi Negara. Pengertian Peradilan Administrasi Negara dapat dibedakan:
1. Dalam Arti Luas: Peradilan Administrasi Administrasi Negara adalah peradilan yang menyangkut pejabat-pejabat dan instansi-instansi administrasi administrasi negara,
baik yang bersifat “perkara-perkara pidana atau perdata” dan “perkara administrasi negara murni.”
2. Dalam Arti sempit; Peradilan Administrasi Negara adalah peradilan yang menyelesaikan “perkara-perkara administrasi dengan murni semata-mata. Suatu
“perkara Administrasi Negara murni” adalah suatu perkara yang tidak mengandung pelanggaran hukum pidana atau perdata, melainkan suatu sengketa konflik yang
berpangkal pada atau mengenal interprestasi daripada suatu pasal atau ketentuan undang-undang.
Universitas Sumatera Utara
A. Pengertian Sanksi dan Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil