Teknik Analisis Data METODE PENELITIAN

58 instrumen yang valid. Instrumen tes kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat pada lampiran.

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis data kualitatif Data kualitatif dianalsis secara deskriptif kualitatif. Saran atau masukan dari dosen ahli dan guru digunakan sebagai bahan perbaikan pada tahap revisi perangkat pembelajaran. 2. Analisis data kuantitatif a. Kevalidan Kevalidan perangkat pembelajaran diperoleh berdasarkan hasil analisis data lembar penilaian perangkat pembelajaran dosen ahli dan guru matematika. Analisis kevalidan dilakukan dengan langkah- langkah berikut: 1 Tabulasi data skor hasil penilaian perangkat pembelajaran dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan yang sesuai dengan aspek- aspek yang diamati. Tabel 3 berikut merupakan pedoman penskoran terhadap hasil penilaian menggunakan skala Likert 1-5 Tabel 3. Pedoman Penskoran terhadap Hasil Penilaian menggunakan Skala Likert Kriteria Skor Sangat Baik 5 Baik 4 Cukup 3 Kurang 2 Sangat Kurang 1 59 2 Menghitung rata-rata skor tiap aspek dengan menggunakan formula ̅ = banyak validatorx ∑ � � �= Keterangan: ̅ = rerata skor � = skor keterangan ke-i = banyaknya butir pernyataan tiap aspek 3 Mengkonversi skor rerata setap aspek penilaian menjadi nilai kualitatif berdasrkan kriteria penilaian skala 5 menurut Eko Putro Widoyoko 2009: 238 yang tercantum pada tabel 4 sebagai berikut: Tabel 4. Pedoman Konversi Skor Skala Lima Interval Skor Kriteria ̅ � � ̅̅̅ + ,8 � Sangat baik � � ̅̅̅ + ,6 � ̅ ≤ � � ̅̅̅ + ,8 � Baik � � ̅̅̅ − ,6 � ̅ ≤ � � ̅̅̅ + ,6 � Cukup � � ̅̅̅ − ,8 � ̅ ≤ � � ̅̅̅ − ,6 � Kurang baik ̅ ≤ � � ̅̅̅ − ,8 � Tidak baik Keterangan ̅ : rerata skor � � : rerata skor ideal : skor maksimal ideal + skor minimal ideal � : simpangan baku ideal : 6 skor maksimal ideal - skor minimal ideal 60 Skor maksimal ideal adalah 5 dan skor minimal ideal adalah 1, maka didapatkan klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran ditunjukkan pada tabel 5. Tabel 5. Pedoman Kriteria Kevalidan Interval skor Kriteria ̅ 4,2 Sangat baik 3,4 ̅ ≤ 4,2 Baik 2,6 ̅ ≤ 3,4 Cukup Baik 1,8 ̅ ≤ 2,6 Kurang Baik ̅ ≤ 1,8 Tidak Baik Berdasarkan tabel 5 akan diperoleh kualifikasi kevalidan perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Perangkat pembelajaran dikatakan valid jika minimal kualifikasi tingkat kevalidan yang diperoleh adalah baik. b. Kepraktisan Data kepraktisan perangkat pembelajaran diperoleh dari angket respon siswa dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Analisis kepraktisan perangkat pembelajaran menggunakan angket respon siswa dapat dilakukan dengan cara: 1 Tabulasi data skor hasil angket respon siswa dengan mengelompokkan butir-butir pernyataan sesuai dengan aspek-aspek yang diamati. Tabel 6 berikut ini merupakan pedoman penskoran angket respon siswa menggunakan skala likert 1-5. 61 Tabel 6. Pedoman Penskoran Angket Respon Siswa Kategori Skor pernyataan Positif Negatif Sangat Setuju SS 5 1 Setuju S 4 2 Netral N 3 3 Tidak Setuju TS 2 4 Sangat Tidak Setuju STS 1 5 2 Menghitung rata-rata skor tiap aspek dengan menggunakan formula ̅ = banyak respondenx ∑ � � �= Keterangan: ̅ = rerata skor � = skor keterangan ke-i = banyaknya butir pernyataan tiap aspek 3 Mengkonversi skor rerata setaip aspek penilaian menjadi nilai kualitatif berdasrkan kriteria penilaian skala 5 menurut Eko Putro Widoyoko seperti yang tercantum pada tabel 4 sehingga diperoleh kualifikasi perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan berdasarkan tabel 5. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika minimal kualifikasi tingkat kepraktisan yang diperoleh adalah baik. Sedangkan data hasil lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1 Tabulasi data skor hasil observasi pembelajaran dengan memberikan skor 1 untuk “Ya” dan 0 untuk “Tidak” 62 2 Menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran menggunakan formula: = skor tiap aspek skor maksimal tiap aspek x 3 Mengkonversi hasil persentase keterlaksanaan pembelajaran k menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 5 yang diadaptasi dari Nana Sudjana 2005: 118 seperti ditunjukan pada tabel 7 berikut ini: Tabel 7. Kualifikasi Keterlaksanaan Pembelajaran Persentase keterlaksanaan Kategori k ≥ 90 Sangat Baik 80 ≤ k 90 Baik 70 ≤ k 80 Cukup 60 ≤ k 70 Kurang k 60 Sangat Kurang Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui kualifikasi kepraktisan perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Perangkat pembelajaran dikatakan praktis jika minimal kualifikasi tingkat kepraktisan adalah baik c. Keefektifan Keefektifan perangkat pembelajaran diperoleh berdasarkan hasil analisis tes kemampuan pemecahan masalah siswa. Langkah-langkah analisis hasil tes kemampuan pemecahan masalah siswa adalah sebagai berikut: 1 Menentukan skor tiap indikator pada masing-masing butir soal dengan acuan pedoman penskoran yang telah ditetapkan 63 2 Menjumlahkan skor tiap indikator kemampuan pemecahan masalah untuk setiap butor soal. 3 Menghitung rata-rata persentase tiap indikator kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan formula: � = � ℎ − � ℎ x Keterangan: i = 1, 2,3, 4 4 Mengkonversikan skor tiap indikator yang diperoleh menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria skala 5 menurut Nana Sudjana 2005: 118 seperti ditunjukkan pada tabel 8 berikut ini: Tabel 8. Kualifikasi Skor Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Persentase indikator kemampuan pemecahan masalah Kategori � ≥ 90 Sangat Baik 80 ≤ � 90 Baik 70 ≤ � 80 Cukup 60 ≤ � 70 Kurang � 60 Sangat Kurang Berdasarkan tabel 8 dapat diketahui kualifikasi kemampuan pemecahan masalah siswa untuk setiap indikator. 5 Menghitung skor dan menentukan ketuntasan belajar tiap siswa berdasarkan KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu 75. 64 6 Menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal menggunakan formula: � = � ℎ � � � ℎ x 7 Mengkonversi presentase ketuntasan siswa berdasarkan tabel pedoman kriteria penilaian kecakapan akademik oleh Eko Putro Widoyoko 2009: 242 tertera pada Tabel 9. Tabel 9. Pedoman Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Persentase ketuntasan Kriteria p 80 Sangat Baik 60 p ≤ 80 Baik 40 p ≤ 60 Cukup 20 p ≤ 40 Kurang p ≤ 20 Sangat Kurang Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui kualifikasi keefektifan perangkat pembelajaran yang telah digunakan. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dikatakan efektif jika minimal kualifikasi tingkat keefektifan yang diperoleh adalah baik. 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Research and Development RD dengan produk yang dikembangkan berupa perangkat pembelajaran berbasis Prblem Based Learning PBL. Perangkat pembelajaran yang dimaksud adalah RPP dan LKS. Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pengembangan 4D, dengan tahapan define pendefinisian, design perancangan, develop pengembangan, dan disseminate penyebaran. Karena keterbatasan peneliti, penelitian hanya dilakukan sampai tahap develop. Berdasarkan penelitian pengembangan yang dilakukan, diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 1. Define Tujuan pada tahap ini adalah untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat kebutuhan dalam proses pembelajaran. Tahap define terdiri dari front-end analysis analisis ujung depan, learner analysis analisis siswa, task analysis analisis tugas, consept analysis analisis konsep, dan specifying instructional objectives spesifikasi tujuan pembelajaran. Hasil analisis pada tahap ini adalah sebagai berikut:

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PAHLAWAN NASIONAL MEDAN.

0 3 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA DENGAN MEDIA POWER POINT KELAS VII SMP.

0 3 16

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERORIENTASI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN VISUAL THINKING DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP.

0 2 46

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA SMA YPK MEDAN.

0 2 47

PENGEMBANGAN MODUL MATEMATIKA UNTUK PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA MATERI POKOK HIMPUNAN KELAS VII SMP.

0 0 18

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI SEGIEMPAT DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA SMP KELAS VII.

0 0 476

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI LINGKARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK SISWA SMP KELAS VIII.

3 19 411

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI TRANSFORMASI UNTUK SISWA KELAS VII SMP.

0 0 52

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK KELAS VIII

1 1 17

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA SMP KELAS VII - Raden Intan Repository

7 20 103