Pembatasan masalah Perumusan Masalah
Menurut Sukamulja, 2004 rasio-rasio keuangan digunakan investor untuk mengetahui nilai pasar perusahaan. Rasio tersebut dapat
memberikan indikasi bagi manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa depan.
Ada beberapa rasio untuk mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Rasio ini dinilai bisa memberikan informasi paling baik, karena
dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak hanya ekuitas
perusahaan yang dimasukkan namun seluruh
asset
perusahaan. Dengan memasukkan seluruh
asset
perusahaan berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham
namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman
yang diberikan oleh kreditur. Jadi semakin besar nilai Tobin’s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang
baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar
asset
perusahaan dibandingkan dengan nilai buku
asset
perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk mengeluarkan pengorbanan yang
lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Menurut Imanta dan Rutji 2011, nilai perusahaan yang dilihat dari
nilai Tobin’s Q dapat digunakan untuk memprediksi perusahaan yang memiliki kepemilikan
managerial
atau tidak. Menurut Suranta dan Machfoedz 2003 dalam Rupilu 2011, menyatakan bahwa nilai
perusahaan Tobin’s Q dipengaruhi oleh kepemilikan manajerial, institusional dan ukuran dewan direksi. Kepemilikan institusional, dimana
umumnya dapat bertindak sebagai pihak yang memonitor perusahaan. Menurut Wening 2009 dalam Rupilu 2011, semakin besar kepemilikan
oleh institusi maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan. Sehingga dengan menggunakan Teori
Tobins’Q maka dapat dijadikan acuan untuk melihat bagaimana prospek suatu perusahaan, yang dilihat dari kepemilikan saham, hutang, dan ukuran
perusahaan. 2. Teori Agensi
Struktur kepemilikan perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini struktur kepemilikan dibagi menjadi dua
yaitu kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Selain itu kepemilikan perusahaan dapat terdiri atas kepemilikan institusional dan
kepemilikan individual atau campuran keduanya dengan proporsi tertentu Siallagan, 2006 dalam Nuraina, 2012.
Kepemilikan manajerial
managerial ownership
adalah tingkat kepemilikan saham pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam
pengambilan keputusan, misalnya direktur dan komisaris Wahidawati, 2002 dalam Rustendi, 2008. Semakin besar proporsi kepemilikan
manajemen dalam perusahaan maka manajemen akan berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang dimana adalah mereka
sendiri. Sedangkan kepemilikan institusional adalah proporsi saham