44
e. Minggu kelima dan keenam: melaksanakan fase baseline 2 yang
dilaksanakan enam kali pertemuan, untuk mengetahui pengaruh media buku komunikasi dalam kemampuan berbahasa ekspresif anak autis.
Pada fase baseline 1 dan fase baseline 2 masing-masing dilaksanakan sebanyak enam kali pertemuan. Sedangkan fase intervensi dilaksanakan
sebanyak dua belas kali pertemuan. Masing-masing pertemuan untuk setiap fase baseline dan intervensi dilaksanakan pada pukul 08.00
– 09.00 WIB. Fase baseline maupun fase intervensi dilaksanakan pada hari senin, selasa,
rabu, dan sabtu. 2.
Tempat Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di SLB N 1 Bantul yang beralamat di
Jalan Wates, No. 147, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal atau orang tempat variabel penelitian melekat Suharsimi Arikunto, 2010: 99. Penelitian ini, dalam menentukan
subjek penelitian menggunakan teknik purposive. Menurut Sugiyono 2010: 300 teknik purposive adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Adapun penetapan subjek penelitian berdasarkan atas beberapa kriteria yakni sebagai berikut:
1. Siswa yang terdiagnosis gangguan autistik
2. Anak autis yang memiliki kemampuan berkomunikasi non verbal
3. Kemampuan berbahasa ekspresif anak autis masih sangat kurang
45
Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa autis kelas VII SMPLB N 1 Bantul yang berjumlah satu orang siswa. Anak memiliki kemampuan
berkomunikasi non verbal. Bentuk komunikasi yang ditunjukkan anak ketika menginginkan sesuatu yaitu menunjuk benda yang dimaksud ketika benda
tersebut jauh dari jangkauannya. Terkadang anak menarik tangan orang lain untuk mengambil benda tersebut. Anak mampu mengambil sendiri benda yang
diinginkan ketika benda tersebut mampu dijangkau oleh anak. Ada kalanya benda atau keinginan anak tidak ada dihadapan ataupun di
sekitarnya. Ketika kondisi tersebut terjadi, anak cenderung asal serobot untuk mencari benda atau apapun yang mampu mewakili keinginannya dan dapat
ditunjukkan ke orang lain. Kebiasaan asal serobot ini, menyebabkan benda- benda yang telah ditata rapi menjadi berantakan. Sebagai contoh, saat anak
menginginkan spidol warna. Guru meletakkan spidol warna dikolong meja. Anak kemudian mengambil sendiri spidol warna tersebut di kolong meja dan
membuka dengan kasar sehingga plastik bungkus spidol menjadi robek. Contoh lain seperti, anak menginginkan sesuatu. Anak membuka-buka tas
guru, melihat ke kolong meja, dan membuka-buka tumpukan berkas di meja. Anak tidak menemukan apa yang dia inginkan. Kemudian anak membuka buku
tulis dan merobek kertas.
D. Variabel Penelitian
Menurut H. Punaji Setyosari 2012: 126 arti variabel secara umum adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.