45
Subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu siswa autis kelas VII SMPLB N 1 Bantul yang berjumlah satu orang siswa. Anak memiliki kemampuan
berkomunikasi non verbal. Bentuk komunikasi yang ditunjukkan anak ketika menginginkan sesuatu yaitu menunjuk benda yang dimaksud ketika benda
tersebut jauh dari jangkauannya. Terkadang anak menarik tangan orang lain untuk mengambil benda tersebut. Anak mampu mengambil sendiri benda yang
diinginkan ketika benda tersebut mampu dijangkau oleh anak. Ada kalanya benda atau keinginan anak tidak ada dihadapan ataupun di
sekitarnya. Ketika kondisi tersebut terjadi, anak cenderung asal serobot untuk mencari benda atau apapun yang mampu mewakili keinginannya dan dapat
ditunjukkan ke orang lain. Kebiasaan asal serobot ini, menyebabkan benda- benda yang telah ditata rapi menjadi berantakan. Sebagai contoh, saat anak
menginginkan spidol warna. Guru meletakkan spidol warna dikolong meja. Anak kemudian mengambil sendiri spidol warna tersebut di kolong meja dan
membuka dengan kasar sehingga plastik bungkus spidol menjadi robek. Contoh lain seperti, anak menginginkan sesuatu. Anak membuka-buka tas
guru, melihat ke kolong meja, dan membuka-buka tumpukan berkas di meja. Anak tidak menemukan apa yang dia inginkan. Kemudian anak membuka buku
tulis dan merobek kertas.
D. Variabel Penelitian
Menurut H. Punaji Setyosari 2012: 126 arti variabel secara umum adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan dalam penelitian.
46
Berdasarkan peranan dan fungsinya, biasanya peneliti akan menggunakan dua variabel dalam penelitiannya yaitu variabel bebas independent variables dan
variabel terikat dependent variables. Variabel bebas merupakan variabel yang menyebabkan atau variabel yang mempengaruhi. Sedangkan variabel
terikat merupakan variabel yang memberikan reaksi atau respon. Menurut Juang Sunanto, dkk 2006: 12 menyatakan bahwa dalam
penelitian subjek tunggal, variabel terikat dikenai dengan nama perilaku sasaran atau target behavior dan variabel bebas dikenal dengan istilah
intervensi atau perlakuan. Dalam penelitian ini, yang menjadi perilaku sasaran atau target behavior yaitu kemampuan bahasa ekspresif anak autis. Sedangkan
yang menjadi intervensi atau perlakuan yaitu media buku komunikasi. Jenis ukuran untuk variabel terikat yang sering digunakan pada
penelitian kasus tunggal di bidang modifikasi perilaku antara lain, frekuensi frequency, rate, presentase percentage, durasi duration, latensi latency,
magnitude, dan trial Juang Sunanto, dkk, 2006: 15. Variabel terikat dalam penelitian ini menggunakan jenis ukuran persentase. Menurut Juang Sunanto,
dkk 2006: 15 menyatakan bahwa persentase menunjukkan jumlah terjadinya suatu perilaku atau peristiwa dibandingkan dengan keseluruhan kemungkinan
terjadinya peristiwa tersebut dikalikan dengan 100. Persentase kemampuan bahasa ekspresif anak autis dengan menjawab 17 item pertanyaan dengan
menggunakan media buku komunikasi dapat diketahui dengan menggunakan ukuran persentase.
47
Menurut Tawney dan Gast dalam Juang Sunanto, dkk 2006: 17 menyatakan bahwa secara garis besar ada tiga macam prosedur pencatatan data
yang digunakan pada penelitian modifikasi perilaku, yaitu pencatatan data secara otomatis, pencatatan data dengan produk permanen, dan pencatatan data
dengan observasi langsung. Penelitian ini menggunakan pencatatan dengan observasi langsung. Prosedur pencatatan ini merupakan kegiatan observasi
secara langsung yang dilakukan untuk mencatat data variabel terikat atau perilaku sasaran pada saat perilaku sedang terjadi. Beberapa data yang dapat
diukur dengan menggunakan prosedur pencatatan secara langsung yaitu pencatatan banyakanya kejadian, durasi, interval, latensi, dan sampel waktu.
Penelitian ini menggunakan pencatatan banyaknya kejadian. Menurut Juang Sunanto, dkk 2006: 19 menyatakan bahwa pencatatan kejadian menghitung
frekuensi merupakan cara yang paling sederhana dan tidak memakan waktu banyak, yaitu dengan cara memberikan tanda dengan memberi tally pada
kertas yang telah disediakan setiap kejadian atau perilaku terjadi sampai dengan periode waktu observasi yang telah ditentukan.
Melalui pencatatan kejadian, dapat diketahui berapa frekuensi anak dapat menjawab pertanyaan ketika dihadapkan dengan 17 pertanyaan yang telah
disediakan oleh peneliti. Skor yang diperoleh anak ketika dapat menjawab pertanyaan kemudian dibandingkan dengan skor maksimal apabila anak dapat
mejawab semua pertanyaan dalam setiap sesi dan dikalikan dengan 100. Berdasarkan hasil pencatatan data tersebut, akan diketahui berapa persentase
kemampuan bahasa ekspresif anak dalam setiap sesinya.