4.3. Jumlah Tunas yang Terbentuk Pada Eksplan Basal
Kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh NAA dan BAP sangat
mempengaruhi pembentukan tunas pada posisi segmen basal dengan 25 perlakuan 4 pengulangan diperoleh jumlah tunas yang terbentuk dari setiap eksplan yakni 83
tunas dari 100 eksplan yang ditanam, rata-rata terbentuk pada minggu ke-15 setelah inokulasi. Masing-masing tiap eksplan membentuk lebih dari satu tunas
yakni 1 sampai 6 tunas tiap eksplan yang diinokulasi Lampiran D. Dari seluruh eksplan yang ditanam tidak semua membentuk tunas, sebagaian hanya
membentuk kalus primer yang tidak dapat terdiferensiasi membentuk kalus embiogenik dan ada juga yang mati akibat kontaminasi Gambar 4.3.1.
A B
C D
Gambar 4.3.1. Organ Tunas yang terbentuk melalui inisiasi kalus. A Usia 10 minggu; B usia 12 minggu; C usia 14 minggu D usia 15
minggu
Perlakuan M pada konsentrasi 0 mgl tidak menunjukkan adanya tanda-
tanda terbentuknya tunas walaupun di kombinasikan dengan perlakuan N
1
, N
2
, N
3
, dan N
4
, sama halnya pada perlakuan kontrol N M
, ini dikarenakan pada keadaan BAP 0 mgl diberi zat pengatur tumbuh NAA dengan konsentrasi yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
malah menghambat pembentukan tunas sehingga perlu perlakuan yang tepat agar pertumbuhan tunas tumbuh dengan baik. Perlakuan N
M
1
rata-rata jumlah tunas terbentuk 0,75 dan perlakuan N
M
4
rata-rata jumlah tunas terbentuk 0,50 Tabel 4.3.1.
Tabel 4.3.1. Rata-rata jumlah tunas pada sumber eksplan bagian basal. Konsentrasi
NAA Jumlah Tunas Yang Terbentuk
Rata-Rata Konsentrasi BAP
M M
1
M
2
M
3
M
4
N 0,00
ax
0,75
ay
0,00
ax
0,00
ax
0,50
ay
0,25
a
N
1
0,00
ax
2,25
bcy
3,75
cz
0,25
ay
1,50
by
1,55
c
N
2
0,00
ax
0,50
ay
1,75
by
0,00
ax
0,00
ax
0,45
ab
N
3
0,00
ax
1,00
by
1,50
by
2,00
bcy
0,00
ax
0,90
b
N
4
0,00
ax
1,25
by
0,50
ay
0,25
ay
3,00
bcy
1,00
bc
Rata-rata
a
1,15
bc
1,50
c
0,50
b
1,00
bc
F A : ZPT NAA 3,864
F B : ZPT BAP 5,155
F A x B 2,695
Keterangan : Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan p 0,05. p 0,05; ts: tidak signifikan. Notasi abc: interaksi
konsentrasi NAA terhadap BAP; notasi xyz: interaksi konsentrasi BAP terhadap NAA.
Sejalan dengan waktu terbentuknya tunas, jumlah tunas terbanyak pada perlakuan N
1
M
2
dengan konsentrasi 1,5 mgl dan 5 mgl dengan jumlah tunas rata-rata 3,75. Sedangkan pada sumber eksplan bagian apikal tidak dilakukan
pengambilan data dikarenakan tidak menunjukkan pembentukan tunas sama sekali. Berdasarkan hasil uji Duncan Multiple Range Test DMRT perlakuan N
2
memberikan pengaruh yang sama dengan perlakuan N
1
, N
3
, dan N
4
. Perlakuan N
1
memberikan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan N dan N
2
, pada perlakuan N
menunjukkan pangaruh yang rendah dalam menginduksi pembentukan tunas, sedangkan pada perlakuan N
1
konsentrasi 1,5 mgl memberikan pengaruh yang paling baik terhadap pembentukan tunas Lampiran G.
Perlakuan M
1
memberikan pengaruh yang sama dengan perlakuan M
2
, M
3
, dan M
4
. Pada perlakuan M
2
memberikan pengaruh yang berbeda dengan perlakuan M
dan M
3
, pada perlakuan M 0 mgl menunjukkan pengaruh yang
Universitas Sumatera Utara
rendah dalam menginduksi pembentukan tunas, sedangkan pada perlakuan M
2
konsentrasi 5 mgl memberikan pengaruh yang sangat baik terhadap pertumbuhan tunas Lampiran G. sejalan dengan penelitian Muhammad et al., 2007
pemberian ZPT BAP dengan konsentrasi 4.0 mgl dengan IAA konsentrasi 1.0 mgl memberikan pengaruh yang signifikan pada medium padat terhadap
pembentukan organ tunas dan akar pisang varietas Basrai. Rainiyati et al., 2007 dengan pemberian IAA 0,1 mgl dan BAP 4 mgl membentuk tunas dan akar.
Avivi dan Ikrarwati, 2004 dengan pemberian BAP 5 ppm menunjukkan pertumbuhan tunas terbanyak.
4.4. Tinggi Tunas yang Terbentuk Pada Eksplan Basal