Waktu Terbentuknya Tunas Pada Eksplan Basal

membentuk kalus primer dari pada bagian basal, hal ini dikarenakan bagian apikal meristematisnya lebih sedikit dibandingkan bagian basal. Dari sumber eksplan bagian apikal dan bagian basal yang lebih berpotensi membentuk kalus embriogenesis dan selanjutnya membentuk tunas adalah pada sumber eksplan bagian basal saja dan bagian apikal tidak membentuk tunas sama sekali. Hal ini sejalan dengan penelitian Panggabean 2014 posisi eksplan terbaik untuk induksi kalus primer dari eksplan bunga betina kelapa sawit terdapat pada daerah basal dengan pemberian 66 mgl 2,4 D.

4.2. Waktu Terbentuknya Tunas Pada Eksplan Basal

Dari data pengamatan waktu terbentuknya tunas, pada kondisi kontrol N M konsentrasi 0 mgl NAA dan 0 mgl BAP tidak menunjukkan sama sekali adanya pembentukan tunas. Hal ini terjadi karena hormon endogen yang terdapat pada tanaman tidak menginduksi dalam pembentukan tunas. Hal ini sama terlihat pada perlakuan N diinteraksikan dengan perlakuan M 1 , M 2 , M 3 , dan M 4 tidak menunjukkan tanda-tanda terbentuknya tunas. Sedangkan perlakuan N dikombinasikan dengan perlakuan M 1 dan M 4 menunjukkan pertumbuhan pada hari ke-85 dan hari ke-100 setelah penanaman, hal ini terjadi karena zat pengatur tumbuh BAP berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas Tabel 4.2.1. Inisiasi tunas asal eksplan bonggol pisang barangan pada eksplan basal dipengaruhi oleh zat pengatur tumbuh yang diberikan, pemberian zat pengatur tumbuh NAA dan BAP memperlihatkan pertumbuhan yang baik dari berbagai konsentrasi kombinasi yang diberikan Rainiyati et al., 2007. Pertumbuhan eksplan dalam kultur in vitro diatur oleh interaksi dan keseimbangan zat pengatur tumbuh pada media dan hormon endogen yang terdapat dalam eksplan. Gunawan 2000 mengungkapkan penambahan zat pengatur tumbuh ZPT eksogen akan mengubah level zat pengatur tumbuh endogen sel. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.2.1.Rata-rata waktu terbentuknya tunas pada sumber eksplan bagian basal. Konsentrasi NAA Waktu Terbentuknya Tunas Rata-Rata Konsentrasi BAP M M 1 M 2 M 3 M 4 N ax 85 bx ax ax 100 cx 92,50 b N 1 ax 85 bx 80 bx 100 cx 96 bcx 90,25 a N 2 ax 95 bcx 90 bcx ax ax 92,50 bc N 3 ax 97 bcx 95 bcx 95 bcx ax 95,67 c N 4 ax 100 cx 84 bx 93 bcx 86 bx 90,75 ab Rata-rata a 92,40 bc 87,25 b 96,00 c 94,00 bc F A : ZPT NAA 3,651 F B : ZPT BAP 6,087 F A X B 1,825 Keterangan: Nilai yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan p0,05. p0,05; ts: tidak signifikan. Waktu tercepat pembentukan tunas pada segmen basal dengan media MS Murashige and Skoog dengan pemberian NAA dan BAP terjadi pada perlakuan N 1 M 2 1,5 mgl dan 5 mgl pada hari ke-80, sedangkan pada perlakuan N 4 M 2 menunjukkan pertumbuhan tunas hari ke-84, perlakuan N 1 M 1 menunjukkan pertumbuhan tunas pada hari ke-85, perlakuan N 4 M 4 menunjukkan pertumbuhan tunas pada hari ke-86 Tabel 4.2.1 dan Lampiran B. Rata-rata waktu terbentuknya tunas dari sumber eksplan bagian basal dengan perlakuan N 1 dengan kombinasi perlakuan M 1 , M 2 , M 3 , dan M 4 menunjukkan waktu tercepat dalam pembentukan tunas dengan rata-rata 90,25 hari sedangkan pada perlakuan M 2 dengan kombinasi N 1 , N 2 , N 3 , dan N 4 memperlihatkan waktu tercepat dalam pembentukan tunas dengan rata-rata 87,25 hari. Pada tanaman hormon endogen yang terdapat didalam tanaman mempengaruhi metabolisme dan pembelahan sel. Eksplan yang diinokulasi ke dalam media kultur sebagian tidak tumbuh membentuk kalus dan sebagian lagi yang mati akibat kontaminasi jamur dan bakteri. Sejalan dengan penelitian Nisa dan Rodinah, 2005 beberapa eksplan yang mati, rata-rata disebabkan oleh pencoklatan browning dan infeksi mikroba. Menurut Rahman et al., 2004 perlakuan ZPT NAA 1,5 mgl dan BAP 4 mgl pada pisang cavendish menunjukkan pertumbuhan terbaik pada hari ke-70 setelah inokulasi. Universitas Sumatera Utara

4.3. Jumlah Tunas yang Terbentuk Pada Eksplan Basal