Kultur Jaringan Pisang Barangan

2.2. Morfologi Pisang Barangan

Batang pisang barangan berakar rimpang dan tidak mempunyai akar tunggang. Akar ini berpangkal pada umbi batang. Akar terbanyak berada dibagian bawah sampai kedalaman 75-150 cm. Sedangkan akar yang berada dibagian samping umbi batang tumbuh kesamping dan mendatar, panjangnya dapat mencapai 4-5 meter. Ada dua macam perakaran yaitu perakaran primer yaitu akar batang yang menempel pada bonggol batang, sedangkan perakaran sekunder yaitu akar tumbuh dari perakaran utama sepanjang 5 cm dari pangkal akar Soesanto dan Rahayuniati, 2009. Bunga pisang berupa tongkol yang sering disebut jantung. Bunga ini muncul dari primodia yang terbentuk pada bonggolnya. Perkembangan primodia bunga memanjang keatas hingga menembus inti batang semu dan keluar inti batang semu. Bunga jantan dan bunga betina terjalin dalam satu rangkaian yang terdiri dari 5-20 bunga Rahman et al., 2004. Rangkaian bunga ini nantinya membentuk buah, yang disebut satu sisir. Satu bunga jantung dapat pula terdiri dari 1-2 rangkaian bunga sehingga deretan sisirnya sangat panjang, misalnya pisang seribu Gabeyehu, 2012. Kulit buah pisang barangan kuning kemerahan dengan bintik- bintik coklat. Daging buah agak orange. Satu tandan terdiri dari 8-12 sisir. Dalam setiap sisir terdiri dari 12-20 buah Ko et al., 2009. Bentuk, warna dan rasa buah digunakan untuk menentukan klon jenis tanaman pisang. Adapun pembentukan buah pisang sesudah keluar, maka akan terbentuk sisir pertama, kemudian memanjang lagi dan terbentuk sisir kedua dan ketiga lalu seterusnya. Jantungnya perlu dipotong sebab sudah tidak bisa menghasilkan sisir lagi Nisa dan Rodinah, 2005.

2.3. Kultur Jaringan Pisang Barangan

Kultur jaringan merupakan suatu teknik isolasi bagian-bagian tanaman, seperti jaringan, organ, ataupun embrio, lalu dikulturkan pada medium buatan yang steril sehingga bagian-bagian tanaman tersebut mampu beregenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap. Jaringan yang sering digunakan dalam Universitas Sumatera Utara teknik kultur jaringan tanaman adalah kalus, sel, dan protoplas, sedangkan organ tanaman meliputi pucuk, bunga dan akar Zulkarnain, 2009. Sejauh ini penelitian tentang pisang sudah sampai tahap molekulernya menganalisis DNA planlet pisang. Berarti telah banyak peneliti-peneliti sebelumnya meneliti tentang pisang, terlebih lagi menggunakan teknik kultur jaringan untuk memperbanyak bibit dalam memenuhi kebutuhan sumber daya alam akan pisang Mohammed, 2007. Penelitian kultur pisang barangan sendiri masih belum sampai tahap molekulernya, hanya sebatas organogenesis dan menghasilkan planlet yang dapat di aklimatisasikan sebagai bibit yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan petani akan bibit pisang barangan. Perbanyakan pisang barangan dengan kultur jaringan sendiri biasanya eksplan diambil dari jantung pisang dan bonggol pisang. Potensi kedepan untuk meneliti lebih jauh pisang barangan sangat baik dikarenakan sejauh ini yang meneliti tentang pisang barangan masih sedikit dan tingkatannya belum sampai pada molekulernya dalam menganalisis DNA planlet pisang barangan Gobbok et al., 2004. Teknik kultur jaringan sangat efektif dalam mengantisipasi berbaikan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai perubahan dalam metode konvensional. Perbanyakan tanaman pisang barangan secara konvensional sangat kurang efektif karena proses yang lama dan mendapat banyak kendala. Maka dari itu penggunaan teknik kultur jaringan sangat berpengaruh besar dalam produksi dan kualitas dari pisang barangan, sehingga teknik ini memungkinkan produksi yang cepat menghasilkan kultivar yang unggul bebas dari hama penyakit dan mempunyai potensi genetik yang baik Marlin et al., 2012.

2.4. Eksplan