teknik kultur jaringan tanaman adalah kalus, sel, dan protoplas, sedangkan organ tanaman meliputi pucuk, bunga dan akar Zulkarnain, 2009.
Sejauh ini penelitian tentang pisang sudah sampai tahap molekulernya menganalisis DNA planlet pisang. Berarti telah banyak peneliti-peneliti
sebelumnya meneliti tentang pisang, terlebih lagi menggunakan teknik kultur jaringan untuk memperbanyak bibit dalam memenuhi kebutuhan sumber daya
alam akan pisang Mohammed, 2007. Penelitian kultur pisang barangan sendiri masih belum sampai tahap
molekulernya, hanya sebatas organogenesis dan menghasilkan planlet yang dapat di aklimatisasikan sebagai bibit yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
petani akan bibit pisang barangan. Perbanyakan pisang barangan dengan kultur jaringan sendiri biasanya eksplan diambil dari jantung pisang dan bonggol pisang.
Potensi kedepan untuk meneliti lebih jauh pisang barangan sangat baik dikarenakan sejauh ini yang meneliti tentang pisang barangan masih sedikit dan
tingkatannya belum sampai pada molekulernya dalam menganalisis DNA planlet pisang barangan Gobbok et al., 2004.
Teknik kultur jaringan sangat efektif dalam mengantisipasi berbaikan tanaman, baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai perubahan dalam
metode konvensional. Perbanyakan tanaman pisang barangan secara konvensional sangat kurang efektif karena proses yang lama dan mendapat banyak kendala.
Maka dari itu penggunaan teknik kultur jaringan sangat berpengaruh besar dalam produksi dan kualitas dari pisang barangan, sehingga teknik ini memungkinkan
produksi yang cepat menghasilkan kultivar yang unggul bebas dari hama penyakit dan mempunyai potensi genetik yang baik Marlin et al., 2012.
2.4. Eksplan
Jaringan tanaman yang digunakan sebagai bahan tanam dalam media botol kultur sering kali disebut dengan eksplan. Eksplan dapat diambil dari bagian
pucuk, biji, bunga, daun, meristematik, dan lainnya. Sehingga mempermudah dalam melakukan perbanyakan dengan teknik kultur jaringan Utami et al., 2007.
Eksplan dapat diperoleh dari jaringan yang masih muda karena jaringan tersebut
Universitas Sumatera Utara
tersusun atas sel-sel yang selalu membelah. Maka, diharapkan dapat menghasilkan eksplan tanaman yang berkualitas Perera et al., 2007.
Ukuran eksplan juga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kultur jaringan. Eksplan yang terlalu besar juga biasanya lebih rentan terhadap
kontaminan. Sedangkan dengan ukuran yang terlalu kecil juga kurang efektif, sehingga pertumbuhan dan perkembangannya menjadi lambat. Diperkirakan
ukuran eksplan yang baik untuk varietas pisang barangan yakni 1-2 cm secara umum yang telah diteliti Rianawati et al., 2009.
2.5. Media Kultur
Media kultur adalah salah satu faktor penentu dalam keberhasilan perbanyakan tanaman secara in vitro Yusnita, 2003. Bahkan berbagai komposisi
media kultur sudah dimodifikasi sesuai dengan nutrisi dan unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman baik itu unsur makro, unsur mikro, zat organik, dan substansi
organik untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman dalam masa penanaman Harahap, 2011.
Medium untuk kultur jaringan tanaman dapat berbentuk medium padat dan medium cair. Medium padat digunakan dalam memproduksi kalus yang
selanjutnya diinduksi membentuk tanaman yang utuh. Sedangkan medium cair biasanya digunakan dalam kultur sel. Medium yang digunakan mengandung lima
komponen utama yaitu senyawa organik berupa karbon, vitamin, zat pengatur tumbuh, dan suplemen organik Yuwono, 2008.
Sebelum membuat media, maka terlebih dahulu ditentukan medium apa yang akan kita buat dan gunakan, kemudian jenis medium dengan komposisi
unsur-unsur kimia yang digunakan dalam media tumbuh kultur jaringan. Biasanya media yang secara umum digunakan yakni medium MS, terdapat banyak lagi
medium yang dapat digunakan dalam kultur jaringan tanaman yakni medium Y3, medium Vacin dan Went, medium B5, dan medium WPM Woody Plant Medium
Zulkarnain, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Zat Pengatur Tumbuh