Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan dukungan keluarga dengan mekanisme koping pasien diabetes
melitus di RSUD Deli Serdang.
1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Bagaimana dukungan keluarga dengan mekanisme koping pasien diabetes
melitus di RSUD Deli Serdang? 1.2.2 Bagaimana mekanisme koping pasien diabetes melitus di RSUD Deli
Serdang?
1.2.3 Bagaimana hubungan dukungan keluarga dengan mekanisme koping
pasien diabetes melitus di RSUD Deli Serdang?
1.2 Tujuan Penelitian
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan mekanisme koping pasien diabetes melitus di RSUD Deli Serdang.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dukungan keluarga yang diterima pasien diabetes melitus
di RSUD Deli Serdang. 2.
Mengetahui mekanisme koping yang digunakan pasien diabetes melitus di RSUD Deli Serdang.
Universitas Sumatera Utara
1.3 Manfaat Penelitian
1.3.1 Peneliti
Mengetahui tentang dukungan keluarga yang diterima pasien dan mekanisme koping yang digunakan pasien diabetes melitus serta
menambah wawasan dalam menerapkan dan mengembangkan ilmu yang didapat selama perkuliahan pendidikan keperawatan.
1.3.2 Praktek Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan bagi perawat untuk membuat rencana keperawatan dengan melibatkan keluarga klien untuk
memberikan perhatian dan dukungan bagi pasien diabetes melitus. 1.3.3
Institusi pendidikan Merupakan bahan masukan yang bermanfaat untuk pengembangan ilmu
keperawatan, sehingga dapat meningkatkan mutu asuhan keperawatan selanjutnya.
1.3.4 Keluarga
Sebagai bahan masukan bagi keluarga untuk dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan perhatian, bantuan, penghargaan,
dan memberikan semangat kepada pasien diabetes melitus.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Koping
2.1.1 Definisi Koping
Koping didefinisikan sebagai perubahan kognitif dan perilaku secara konstan berupaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus
yang melelahkan atau melebihi sumber individu. Koping yang dilakukan ini berbeda dengan perilaku adaptif otomatis karena koping membutuhkan suatu
usaha, yang apabila usaha tersebut berhasil dilakukan menjadi perilaku otomatis lewat proses belajar. Koping dipandang sebagai suatu usaha untuk menguasai
situasi tertekan, tanpa memperhatikan akibat dari tekanan tersebut. Namun, koping bukan merupakan suatu usaha untuk menguasai seluruh situasi yang
menekan, karena tidak semua situasi tersebut dapat benar-benar dikuasai. Maka, koping yang efektif untuk dilakukan adalah koping yang membantu seseorang
untuk mentoleransi dan menerima situasi menekan dan tidak merisaukan tekanan yang tidak dapat dikuasainya Lazarus Folkman, 1984.
Koping adalah apa yang dilakukan oleh individu untuk menguasai situasi yang dinilai sebagai suatu tantangan atau ancaman. Koping lebih mengarah pada
apa yang orang lakukan untuk mengatasi tuntutan-tuntutan yang penuh tekanan atau yang membangkitkan emosi. Dengan kata lain, koping adalah bagaimana
reaksi orang ketika menghadapi stres atau tekanan Siswanto, 2007.
Universitas Sumatera Utara