Pembatasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Hakikat IPA

6 1 pembelajaran IPA di kelas VB disampaikan melalui kegiatan ceramah dengan keterlibatan siswa yang kurang, 2 semangat belajar siswa kurang, 3 media yang sering digunakan oleh guru hanya gambar, 4 penggunaan metode pembelajaran seperti diskusi hanya beberapa siswa saja yang aktif sedangkan siswa yang lainnya cenderung pasif, 5 pelaksanaan pembelajaran melalui kegiatan percobaan tidak pernah dilaksanakan, dan 6 keterampilan proses siswa dalam pembelajaran IPA masih tergolong rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi pada keterampilan proses IPA pada siswa kelas VB SDN Margoyasan, Yogyakarta masih tergolong rendah.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan metode guided discovery dapat meningkatkan keterampilan proses IPA pada siswa kelas VB SDN Margoyasan, Yogyakarta?”

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan proses IPA pada siswa kelas V B SDN Margoyasan, Yogyakarta melalui metode guided discovery. 7

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA pada siswa melalui metode guided discovery.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa Melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran sehingga keterampilan proses IPA siswa dalam pembelajaran dapat meningkat. b. Bagi Guru Hasil penelitian ini dapat membantu upaya guru dalam meningkatkan keterampilan proses IPA siswa dalam pembelajaran serta meningkatkan kualitas profesional guru sebagai pendidik dan pengajar dalam proses pembelajaran. c. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi sekolah dalam rangka peningkatan kualitas proses pembelajaran IPA dan memberikan kontribusi dalam mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. d. Bagi Peneliti Memberikan bekal pengetahuan kepada peneliti sebagai calon pendidik. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat IPA

Abruscato Ma slichah Asy’ari, 2006: 7 mendefinisikan IPA sebagai pengetahuan yang diperoleh lewat serangkaian proses yang sistematis untuk mengungkap segala sesuatu yang berkaitan dengan alam semesta. Trianto 2010: 141 juga mendefinisikan IPA sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal. Pusat kurikulum Trianto, 2010: 153 mengemukakan bahwa IPA merupakan pengetahuan yang sistematis dan tersusun secara teratur, berlaku umum, dan berupa kumpulan data hasil observasi dan eksperimen. James Conan Usman Samatowa, 2006: 1 juga mengemukakan bahwa IPA sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain, yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut. Sri Sulistyorini 2007: 40 mengemukakan bahwa pada hakikatnya IPA dipandang dari segi produk, proses dan dari pengembangan sikap. IPA memiliki dimensi proses, dimensi hasil produk, dan dimensi pengembangan sikap ilmiah. 9 a. IPA sebagai produk IPA sebagai produk merupakan akumulasi hasil upaya para perintis IPA tedahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori. b. IPA sebagai proses IPA sebagai proses adalah proses mendapatkan IPA atau yang dikenal dengan metode ilmiah. Metode ilmiah untuk anak sekolah dasar dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan dengan harapan bahwa pada akhirnya akan terbentuk paduan yang lebih utuh sehingga anak sekolah dasar dapat melakukan penelitian sederhana. Pentahapan pengembangannya disesuaikan dengan tahapan dari suatu proses penelitian atau eksperimen yang meliputi observasi, klasifikasi, interpretasi, prediksi, hipotesis, mengendalikan variabel, merencanakan dan melakukan penelitian, inferensi, aplikasi, dan komunikasi. c. IPA sebagai pemupuk sikap Sikap pada pengajaran IPA dibatasi pada sikap ilmiah terhadap alam sekitar. Ada sembilan aspek sikap dari ilmiah yang dapat dikembangkan pada anak usia sekolah dasar. Kesembilan sikap tersebut yaitu sikap ingin tahu, ingin mendapatkan sesuatu yang baru, kerja sama, tidak putus asa, tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas, kedisiplinan diri. Sikap ilmiah dapat dikembangkan ketika siswa melakukan diskusi, percobaan, simulasi atau kegiatan lapangan. 10 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala alam melalui serangkaian proses ilmiah yang disertai dengan sikap ilmiah sehingga menghasilkan produk ilmiah yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori.

B. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DASAR (BASIC SKILL) SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE PENEMUAN (DISCOVERY) KELAS V SEMESTER 2 SDN DADAPREJO 01 BATU

0 44 21

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SRI PENDOWO LAMPUNG TIMUR

1 11 49

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DISCOVERY

0 2 110

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Karangayar Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Karangayar Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM

1 2 46

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NETRAL D YOGYAKARTA.

0 5 199

PENINGKATAN KETERAMPILANKOMUNIKASI IPA SISWA KELAS III MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY DI SDN KEJAMBON 1 SLEMAN.

14 31 234

PENINGKATAN CURIOSITY DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUROTRUNAN.

0 0 287