96 telah disusun sebelumnya. Hasil observasi aktivitas guru dalam
pelaksanaan pembelajaran melalui metode guided discovery pada siklus II menunjukkan bahwa guru telah melaksanakan semua aktivitas dalam
langkah-langkah metode guided discovery. Hasil observasi keterampilan proses IPA pada siklus II menunjukkan
bahwa setiap aspek keterampilan proses IPA mengalami peningkatan dari kondisi pada siklus I dan rata-rata persentase keterampilan proses IPA
mengalami peningkatan menjadi 77,65. Selain itu, siswa yang memiliki keterampilan proses IPA dengan kriteria tinggi juga mengalami
peningkatan, yaitu meningkat menjadi 17 siswa, sedangkan siswa yang masih dalam kriteria sedang sebanyak 5 siswa. Jadi, siswa yang memiliki
keterampilan proses IPA dengan kriteria tinggi sebanyak 17 siswa 77,27 dari 22 siswa pada siklus II. Hasil tersebut diperoleh karena
adanya upaya perbaikan tindakan pada siklus II untuk memperbaiki hasil yang diperoleh pada siklus I, di mana bimbingan yang diberikan oleh guru
kepada siswa lebih maksimal. Dengan demikian, tindakan dalam penelitian ini dikatakan berhasil dan siklus dihentikan karena telah memenuhi kriteria
keberhasilan tindakan yang telah ditentukan.
3. Peningkatan Keterampilan Proses IPA Siswa dari Siklus I ke Siklus II
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan ketika pembelajaran berlangsung menunjukkan bahwa keterampilan proses IPA pada siswa
kelas VB SDN Margoyasan mengalami peningkatan setelah menerapkan metode guided discovery.
Rata-rata persentase hasil observasi
97 keterampilan mengamati pada siklus I sebesar 66,67 dan pada siklus II
menjadi 75,76, artinya terjadi peningkatan sebesar 9,09. Rata-rata persentase hasil observasi keterampilan mengklasifikasi pada siklus I
sebesar 81,44 dan pada siklus II menjadi 85,61, artinya terjadi peningkatan sebesar 4,17. Rata-rata persentase hasil observasi
keterampilan mengukur pada siklus I sebesar 56,57 dan pada siklus II menjadi 75, artinya terjadi peningkatan sebesar 18,43. Rata-rata
persentase hasil observasi keterampilan memprediksi pada siklus I sebesar 50,76 dan pada siklus II menjadi 75,76, artinya terjadi peningkatan
sebesar 25. Rata-rata persentase hasil observasi keterampilan menyimpulkan pada siklus I sebesar 68,79 dan pada siklus II menjadi
77,27, artinya terjadi peningkatan sebesar 8,48. Rata-rata persentase hasil observasi keterampilan mengkomunikasikan pada siklus I sebesar
65,45 dan pada siklus II menjadi 76,52, artinya terjadi peningkatan sebesar 11,07. Hasil observasi peningkatan pada setiap aspek
keterampilan proses IPA tersebut dapat dilihat dalam diagram batang sebagai berikut.
98 Gambar 15. Diagram Batang Peningkatan pada Setiap Aspek
Keterampilan Proses IPA dari Siklus I ke Siklus II Rata-rata persentase dari keenam aspek keterampilan proses IPA pada
siklus I sebesar 64,95 dan pada siklus II meningkat menjadi 77,65. Peningkatan rata-rata keterampilan proses IPA tersebut dapat dilihat dalam
diagram batang sebagai berikut.
Gambar 16. Diagram Batang Peningkatan Rata-rata Keterampilan Proses IPA Siswa dari Siklus I ke Siklus II
Hasil observasi keterampilan proses IPA juga menunjukkan bahwa siswa yang memiliki keterampilan proses IPA dengan kriteria tinggi
mengalami peningkatan, yaitu pada siklus pertama sebanyak 8 siswa
66.67 81.44
56.57 50.76
68.79 65.45
75.76 85.61
75 75.76
77.27 76.52
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
P er
sent a
se
Keterampilan Proses IPA
Siklus I Siklus II
64.95 77.65
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
P er
se nt
a se
Siklus I Siklus II
99 36,36 menjadi 17 siswa 77,27 pada siklus kedua, kriteria sedang
berkurang dari 11 siswa 50 menjadi 5 siswa 22,73, kriteria sedang berkurang dari 3 siswa 13,64 menjadi 0 siswa 0. Peningkatan hasil
observasi tersebut dapat dilihat dalam diagram batang sebagai berikut.
Gambar 17. Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Proses IPA Siswa dari Siklus I ke Siklus II
C. Pembahasan