Siklus I Hasil Penelitian

48 IPA oleh siswa sekolah dasar memerlukan bimbingan dari guru, sehingga upaya yang dilakukan yaitu dengan menerapkan metode guided discovery dalam pembelajaran IPA.

B. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan proses IPA dalam pembelajaran melalui metode guided discovery. Materi pokok yang digunakan adalah sifat-sifat cahaya dan pemanfaatannya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II yang dimulai pada tanggal 21 Maret 2014 sampai 27 Maret 2014. Adapun pemaparan hasil penelitian pada siklus I dan siklus II sebagai berikut.

1. Siklus I

a. Perencanaan 1 Menetapkan materi pokok penelitian Materi pokok pada penelitian ini yaitu sifat-sifat cahaya yang meliputi cahaya dapat merambat lurus, menembus benda bening, dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan. Pemilihan materi disesuaikan dengan silabus yang digunakan guru kelas VB SDN Margoyasan. Standar kompetensi materi tersebut adalah menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu model atau karya, sedangkan kompetensi dasar materi tersebut adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 49 2 Menetapkan jadwal penelitian Peneliti bersama guru kelas menetapkan jadwal penelitian tindakan kelas sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas VB SDN Margoyasan yang dilaksanakan setiap hari Rabu dan Kamis. 3 Menyusun RPP RPP disusun oleh peneliti berkolaborasi dengan guru kelas sebelum kegiatan penelitian tindakan kelas dilaksanakan. RPP berisi tentang rencana kegiatan pembelajaran yang akan disampaikan yaitu tentang sifat- sifat cahaya. Penyusunan RPP disesuaikan dengan langkah-langkah guided discovery yang digunakan untuk meningkatkan keterampilan proses IPA siswa. RPP yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman pembelajaran IPA di kelas VB lampiran 2 halaman 114. Guru bersama peneliti melakukan simulasi pembelajaran sebelum tindakan dilaksanakan sesuai dengan RPP yang telah disepakati. Hal ini bertujuan agar guru benar-benar paham tentang proses pembelajaran yang akan dilaksanakan pada saat pelaksanaan tindakan. 4 Menyusun LKS LKS yang disusun disesuaikan dengan materi pembelajaran IPA yaitu sifat-sifat cahaya. LKS berisi kegiatan tentang menyelidiki arah perambatan cahaya, menyelidiki sifat cahaya menembus benda bening, menentukan sifat bayangan yang terbentuk pada cermin cembung dan cermin cekung, membuktikan pembiasan cahaya dan membuktikan bahwa warna pelangi dapat menyusun warna putih lampiran 2 halaman 124. 50 LKS disusun untuk memfasilitasi siswa agar aktif melakukan kegiatan sehingga siswa mendapat pengalaman langsung. 5 Menyusun lembar observasi Lembar observasi disusun oleh peneliti sebagai instrumen penelitian yang berupa lembar observasi untuk guru dan lembar observasi untuk siswa. Lembar observasi guru digunakan untuk pedoman observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran IPA melalui metode guided discovery, sedangkan lembar observasi siswa digunakan sebagai pedoman observasi keterampilan proses IPA dalam pembelajaran lampiran 5 halaman 149-152 dan lampiran 10 halaman 154. Keterampilan proses IPA yang dimaksud penelitian ini adalah keterampilan proses IPA dasar yang terdiri dari keterampilan mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memprediksi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. b. Tindakan Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Maret 2014 pukul 09.00-10.10 WIB yang dihadiri oleh 24 siswa dan pada hari Kamis tanggal 20 Maret 2014 pukul 11.00-12.10 WIB yang dihadiri oleh 23 siswa. Pembelajaran IPA pada siklus I membahas tentang sifat-sifat cahaya, yang terdiri dari lima kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa yaitu menyelidiki arah perambatan cahaya, menyelidiki bahwa cahaya memiliki sifat dapat menembus benda bening, menentukan sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung, membuktikan adanya pembiasan 51 cahaya, menentukan sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung, membuktikan adanya pembiasan cahaya, dan membuktikan bahwa warna pelangi dapat menyusun warna putih. Berikut ini deskripsi pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. 1 Pertemuan pertama siklus I Pada pertemuan pertama siklus I kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa terdiri dari dua kegiatan yaitu menyelidiki arah perambatan cahaya dan menyelidiki bahwa cahaya memiliki sifat dapat menembus benda bening. Deskripsi pelaksanaan tindakan pertemuan pertama siklus I melalui langkah-langkah metode guided discovery adalah sebagai berikut. a Orientasi Pendahuluan Langkah orientasi pendahuluan dilaksanakan pada kegiatan awal pembelajaran dengan memotivasi siswa melalui kegiatan apersepsi yaitu memberikan pertanyaan seperti , “Anak-anak mengapa kita bisa melihat benda-benda di lingkungan sekitar kita? ”. Siswa menjawab “Karena kita memiliki mata, Bu”, ada pula yang menjawab “Karena ada cahaya Bu, jadi bisa melihat”, dan ada juga siswa yang tidak menjawab. Jawaban-jawaban siswa tersebut direspon oleh guru bahwa jawaban yang disampaikan siswa tepat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran setelah bertanya jawab dengan siswa, bahwa siswa akan mempelajari tentang sifat-sifat cahaya. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa kemudian guru menanyakan apakah sudah jelas, siswa menjawab sudah jelas. 52 b Merumuskan masalah Rumusan masalah disampaikan guru pada kegiatan awal pembelajaran. Rumusan masalah yang diajukan dengan secara lisan kemudian ditulis oleh guru di papan tulis. Rumusan masalah yang diajukan adalah “Bagaimana arah perambatan cahaya?”, “Benda-benda apa saja yang dapat ditembus cahaya?”. Rumusan masalah sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh siswa untuk menemukan bahwa cahaya memiliki sifat merambat lurus dan dapat menembus benda bening. c Mengajukan hipotesis Langkah mengajukan hipotesis seharusnya dilaksanakan setelah menyampaikan rumusan masalah. Akan tetapi, setelah rumusan masalah disampaikan, siswa tidak didorong untuk berhipotesis. Guru justru kembali duduk di kursi dan hanya memberi tahu siswa untuk membentuk kelompok, sebagian siswa memperhatikan perintah dan sebagian lainnya masih bercakap-cakap dengan teman di sebelahnya lampiran 18 gambar 1. d Mengumpulkan Data Langkah mengumpulkan data dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran. Siswa membentuk kelompok menjadi lima kelompok. Pembentukan kelompok dilaksanakan siswa dengan cara berhitung satu sampai lima, kemudian siswa berkelompok sesuai kelompoknya masing- masing dengan tempat duduk melingkar dan berhadap-hadapan. Setiap kelompok memperoleh LKS, alat dan bahan yang digunakan untuk 53 melakukan kegiatan menyelidiki arah perambatan cahaya dan menyelidiki bahwa cahaya memiliki sifat dapat menembus benda bening. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data sesuai petunjuk LKS untuk menemukan bahwa cahaya dapat merambat lurus dan menembus benda bening lihat gambar 2 3. Melalui kegiatan ini observer dapat mengamati keterampilan proses IPA yang muncul pada setiap siswa. Gambar 2. Siswa Melakukan Kegiatan Pengumpulan Data Cahaya Merambat Lurus Gambar 3. Siswa Melakukan Kegiatan Pengumpulan Data Cahaya Menembus Benda Bening Guru mengontrol kegiatan siswa serta memberikan bimbingan dalam mengumpulkan data lampiran 18 gambar 2. Ketika pelaksanaan pengumpulan data berlangsung beberapa kelompok masih kesulitan karena tidak mencermati langkah-langkah kegiatan yang tertulis dalam LKS. Hal ini disebabkan oleh sebagian anggota kelompok membuat keributan 54 dengan memainkan peralatan yang dibagikan oleh guru dan bercanda dengan teman satu kelompoknya. Akibatnya, suasana kelas menjadi kurang kondusif dan pengumpulan data ini menjadi banyak memakan waktu. e Mengolah data Langkah mengolah data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data. Siswa berdiskusi secara kelompok untuk menganalisis data yang diperoleh dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS lampiran 18 gambar 3. Pada langkah mengolah data sebagian besar siswa masih terlihat memainkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data yang ada di depan mereka, sehingga tidak fokus dengan pertanyaan- pertanyaan yang ada di LKS. Ketika semua siswa sudah menganalisis data yang diperoleh, kemudian siswa bersama guru membahas data secara klasikal untuk menyamakan dan membahas konsep hasil kegiatan. Pelaksanaan diskusi secara klasikal dimulai dengan meminta perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Pada kesempatan ini tidak ada kelompok yang berani mengajukan diri untuk presentasi, sehingga guru langsung menunjuk dua kelompok untuk presentasi. Guru hanya menunjuk dua kelompok untuk presentasi karena waktu yang masih tersedia terbatas. Siswa yang ditunjuk untuk presentasi di depan kelas terlihat masih malu, hal ini terlihat siswa tersebut menutup wajahnya dengan LKS yang 55 dibaca selain itu suaranya tidak terdengar ke seluruh ruangan kelas. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan presentasi. Guru lebih fokus pada siswa yang melakukan presentasi sehingga guru belum menegur siswa yang tidak memperhatikan saat presentasi berlangsung lampiran 18 gambar 4. Siswa lainnya diminta untuk menanggapi atau menambahkan hasil diskusi mereka yang berbeda hasil diskusi perwakilan kelompok yang telah presentasi. Akan tetapi, tidak ada siswa bersedia yang memberikan tangapan. Hal ini disebabkan oleh guru belum mendorong siswa untuk memberikan tanggapan, guru hanya sekedar menanyakan ada yang ingin memberikan tanggapan atau tidak, kalau tidak ada maka dilanjutkan pada presentasi oleh kelompok selanjutnya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang belum dipahami setelah pembahasan bersama. Siswa tidak memanfaatkan kesempatan ini, sehingga guru langsung memberikan penekanan pada hal-hal yang penting dari pembahasan materi yang telah dipelajari. f Penutup Langkah penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran di mana siswa menyimpulkan materi dari kegiatan yang telah dilaksanakan dengan bimbingan guru. Guru menutup pelajaran IPA kemudian siswa diminta untuk melanjutkan pelajaran selanjutnya yaitu IPS. 56 2 Pertemuan kedua siklus I Pada pertemuan kedua siklus I kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa terdiri dari tiga kegiatan yaitu menentukan sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung, membuktikan adanya pembiasan cahaya, dan membuktikan bahwa warna pelangi dapat menyusun warna putih. Deskripsi pelaksanaan tindakan pertemuan kedua siklus I melalui langkah- langkah metode guided discovery adalah sebagai berikut. a Orientasi Pendahuluan Langkah orientasi pendahuluan dilaksanakan guru pada kegiatan awal pembelajaran dengan memotivasi siswa melalui kegiatan apersepsi yaitu memberikan pertanyaan kepada siswa, “Anak-anak kemarin kita telah mempelajari sifat- sifat cahaya apa saja?”. Siswa menjawab pertanyaan guru secara serentak, “Cahaya dapat merambat lurus dan dapat men embus benda bening, Bu”. Jawaban siswa tersebut direspon guru bahwa jawaban yang disampaikan tepat. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran bahwa siswa akan melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya yaitu sifat-sifat cahaya serta menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan siswa lampiran 18 gambar 5. b Merumuskan masalah Rumusan masalah disampaikan secara lisan kemudian ditulis di papan tulis. Rumusan masalah yang diajukan guru adalah “Bagaimanakah sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung?, Apa yang terjadi jika cahaya melewati dua benda yang kerapatannya yang berbeda?, dan 57 Apakah warna putih merupakan perpaduan dari berbagai warna? ”. Rumusan masalah yang disampaikan sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan siswa untuk menemukan bahwa cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan. c Mengajukan hipotesis Langkah mengajukan hipotesis seharusnya dilaksanakan setelah rumusan masalah yang diajukan. Akan tetapi, siswa tidak didorong untuk berhipotesis dari rumusan masalah yang disampaikan lampiran 18 gambar 6. d Mengumpulkan data Langkah mengumpulkan data dilaksanakan pada kegiatan inti pembelajaran. Siswa menempatkan diri sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan pada pertemuan sebelumnya lampiran 18 gambar 7. Setiap kelompok memperoleh LKS, alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan menentukan sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung, membuktikan adanya pembiasan cahaya, dan membuktikan bahwa warna pelangi dapat menyusun warna putih. Siswa melakukan kegiatan pengumpulan data sesuai petunjuk LKS untuk menemukan bahwa cahaya dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan lihat gambar 4, 5 6. Guru memberikan bimbingan ketika siswa mengumpulkan data dengan cara menghampiri setiap kelompok. Ketika siswa mengalami permasalahan dalam mengumpulkan data guru memberikan penjelasan seperlunya untuk mengarahkan siswa menemukan 58 sendiri konsep bahwa cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan. Gambar 4. Siswa Melakukan Kegiatan Pengumpulan Data Pemantulan Cahaya Gambar 5. Siswa Melakukan Kegiatan Pengumpulan Data Pembiasan Cahaya Gambar 6. Siswa Melakukan Kegiatan Pengumpulan Data Warna Pelangi Dapat Menyusun Warna Putih 59 Sama halnya dengan pertemuan pertama, pada pertemuan kedua siklus I ketika pelaksanaan pengumpulan data berlangsung beberapa siswa masih membuat keributan dengan memainkan peralatan yang dibagikan oleh guru dan bercanda dengan teman satu kelompoknya. Melihat kondisi tersebut guru pun menegur siswa yang membuat keributan. 5 Mengolah data Langkah mengolah data dilaksanakan setelah kegiatan pengumpulan data di mana siswa berdiskusi secara kelompok untuk menganalisis data yang diperoleh dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada di LKS lampiran 18 gambar 9. Ketika semua siswa sudah menganalisis data yang diperoleh, kemudian siswa bersama guru membahas data secara klasikal untuk menyamakan dan membahas konsep hasil kegiatan. Pelaksanaan diskusi secara klasikal dimulai dengan meminta perwakilan dari tiga kelompok yang belum presentasi pada pertemuan sebelumnya. Presentasi dilaksanakan bergantian. Siswa lainnya diminta membahas hasil diskusi yang telah disampaikan oleh kelompok yang telah presentasi dengan menanggapi atau menambahkan dari hasil diskusi mereka yang berbeda. Akan tetapi, tidak ada siswa yang berani menanggapi hasil diskusi kelompok yang telah presentasi, sehingga dilanjutkan presentasi oleh kelompok selanjutnya sampai selasai lampiran 18 gambar 10. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal- hal yang belum dipahami. Siswa tidak memanfaatkan kesempatan ini 60 untuk bertanya, sehingga guru langsung memberikan penekanan pada hal- hal yang penting pembahasan materi yang telah dipelajari. 6 Penutup Langkah penutup merupakan kegiatan akhir pembelajaran. Siswa menyimpulkan materi dari kegiatan yang telah dilaksanakan dengan bimbingan guru. Guru menutup pelajaran IPA dengan memberikan pesan moral kepada siswa supaya rajin belajar kemudian berdoa bersama dan diakhiri dengan salam. Guru juga mengingatkan siswa bahwa setelah pembelajaran masih ada kegiatan ekstrakurikuler TPA. c. Observasi Observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode guided discovery dan keterampilan proses IPA siswa selama proses pembelajaran IPA berlangsung. Pelaksanaan observasi berpedoman dengan lembar observasi yang telah disusun. Peneliti dibantu oleh empat observer untuk mengamati keterampilan proses IPA siswa ketika proses pembelajaran berlangsung. Data yang diperoleh dari kegiatan observasi adalah sebagai berikut. 1 Hasil observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode guided discovery siklus I Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua, belum semua aktivitas dalam langkah-langkah metode guided discovery dilaksanakan. Berikut ini 61 deskripsi hasil observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode guided discovery pada siklus I. a Pertemuan pertama siklus I Hasil pengamatan aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus I terdapat 1 aktivitas yang tidak dilaksanakan yaitu aktivitas mendorong siswa mengajukan hipotesis. Hasil pengamatan aktivitas guru tersebut dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 165-166. Uraian hasil pengamatan aktivitas guru pada petemuan pertama siklus I adalah sebagai berikut. Pada langkah pendahuluan guru memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran melalui kegiatan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan guru adalah “Mengapa kita bisa melihat benda- benda di lingkungan sekitar kita?”, kemudian dilanjutkan dengan menyampaikan tujuan belajar yang akan dicapai yaitu siswa akan mempelajari sifat-sifat cahaya. Guru juga menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan yaitu dengan menjelaskan siswa akan melakukan kegiatan secara kelompok, setiap kelompok akan dibagikan LKS, siswa diminta untuk berdiskusi secara kelompok dalam mengumpulkan data dan mengolah data, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok kemudian membahas data secara klasikal dan siswa diminta untuk menarik kesimpulan. Aktivitas guru yang diamati pada langkah selanjutnya adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah yang disampaikan adalah Bagaimana arah perambatan cahaya?, Benda-benda apa saja yang dapat 62 ditembus cahaya?. Cara guru menyampaiakan rumusan masalah yaitu disampaikan secara lisan kemudian menuliskannya di papan tulis. Setelah rumusan masalah disampaikan, siswa belum didorong untuk berhipotesis, guru justru melakukan aktivitas lain yaitu kembali duduk di kursi guru dan membagi siswa menjadi lima kelompok. Pada langkah mengumpulkan data guru memberikan kesempatan siswa melakukan kegiatan percobaan sesuai petunjuk LKS untuk menemukan sendiri bahwa cahaya memiliki sifat dapat merambat lurus dan menembus benda bening. Selain itu, guru juga memberikan bimbingan ketika siswa mengumpulkan data dengan cara menghampiri setiap kelompok. Aktivitas guru yang diamati selanjutnya adalah membimbing siswa dalam mengolah data. Guru membimbing siswa yang telah selesai mengumpulkan data untuk menganalisis data yang diperoleh dengan berdiskusi bersama teman satu kelompoknya. Siswa dibimbing untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS. Ketika ada siswa yang mengalami kesulitan, guru memberikan bimbingan dan arahan kepada yang siswa bersangkutan. Guru juga membimbing siswa untuk melakukan diskusi secara klasikal membahas hasil kegiatan kelompok. Diskusi secara klasikal dilakukan dengan meminta perwailan kelompok untuk presentasi sedangkan siswa lainnya dibimbing untuk menanggapi atau menambahkan dari hasil diskusi kelompok mereka yang berbeda. 63 Aktivitas guru yang diamati pada langkah penutup yaitu membimbing siswa dalam menarik kesimpulan. Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan pelajaran tentang sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari yaitu cahaya dapat merambat lurus dan menembus benda bening. b Pertemuan kedua siklus I Sama halnya dengan pertemuan pertama siklus I, pada pertemuan kedua siklus I ada satu aktivitas yang tidak dilaksanakan guru, yaitu pada aktivitas guru mendorong siswa untuk mengajukan hipotesis. Hasil pengamatan aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus I dapat dilihat di lampiran 15 halaman 167-168. Uraian hasil pengamatan aktivitas guru pada pertemuan kedua siklus I adalah sebagai berikut. Pada langkah pendahuluan pertemuan kedua siklus I guru sudah memotivasi siswa melalui kegiatan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diberikan guru adalah sifat-sifat cahaya apa saja yang telah dipelajari?. Guru menyampaikan tujuan belajar setelah bertanya jawab dengan siswa. Tujuan belajar yang disampaikan adalah siswa akan melanjutkan materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya tentang sifat-sifat cahaya. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan siswa yaitu siswa akan melakukan kegiatan secara kelompok, setiap kelompok akan dibagikan LKS, siswa diminta untuk berdiskusi secara kelompok dalam mengumpulkan data dan mengolah data, perwakilan kelompok mempresentasikan hasil diskusi 64 kelompok, kemudian membahas data secara klasikal dan siswa diminta untuk menarik kesimpulan. Aktivitas guru yang diamati selanjutnya adalah merumuskan masalah. Rumusan masalah yang disampaikan adalah Bagaimanakah sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung?, Apa yang terjadi jika cahaya melewati dua benda yang kerapatannya yang berbeda?, dan Apakah warna putih merupakan perpaduan dari berbagai warna?. Cara guru menyampaikan rumusan masalah yaitu disampaikan secara lisan kemudian menuliskannya di papan tulis. Guru seharusnya mendorong siswa untuk berhipotesis setelah rumusan masalah disampaikan, akan tetapi aktivitas ini tidak tampak ketika pembelajaran berlangsung, yang dilakukan guru adalah meminta siswa untuk berkelompok seperti pada pertemuan pertama siklus I. Pada langkah mengumpulkan data guru memberikan kesempatan kepada siswa melakukan kegiatan percobaan sesuai petunjuk LKS untuk menemukan sendiri bahwa cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan. Guru memberikan bimbingan ketika siswa mengumpulkan data dengan cara menghampiri setiap kelompok. Aktivitas guru yang diamati selanjutnya adalah membimbing siswa dalam mengolah data. Guru membimbing siswa yang telah selesai mengumpulkan data untuk menganalisis data yang diperoleh dengan berdiskusi bersama teman satu kelompoknya. Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS. Guru memberikan 65 bimbingan dan arahan kepada siswa yang mengalami kesulitan. Guru juga membimbing siswa melakukan diskusi secara klasikal dengan meminta perwakilan dari tiga kelompok yang belum presentasi pada pertemuan sebelumnya. Siswa lainnya diminta menanggapi atau menambahkan dari hasil diskusi mereka yang berbeda. Aktivitas guru yang diamati pada langkah penutup yaitu membimbing siswa dalam menarik kesimpulan. Guru meminta siswa untuk menarik kesimpulan pelajaran tentang sifat-sifat cahaya yang telah dipelajari yaitu cahaya dapat dipantulkan, dibiaskan dan diuraikan. 2 Hasil observasi keterampilan proses IPA Pembelajaran IPA dari dua pertemuan pada siklus I meliputi lima kegiatan yang dilakukan oleh siswa dengan panduan LKS. Melalui kegiatan ini siswa dilatih untuk menguasai keterampilan proses IPA dasar. Berikut ini uraian keterampilan proses IPA dasar yang dilatihkan pada setiap kegiatan. a Kegiatan I merupakan kegiatan menyelidiki arah perambatan cahaya untuk membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat dapat merambat lurus. Keterampilan proses IPA dasar yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan I meliputi enam aspek keterampilan proses IPA dasar. b Kegiatan II merupakan kegiatan menyelidiki cahaya dapat menembus benda bening untuk membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat dapat menembus benda bening. Keterampilan proses IPA dasar yang harus 66 dikuasai siswa dalam kegiatan II meliputi keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. c Kegiatan III merupakan kegiatan menentukan sifat bayangan pada cermin cembung dan cermin cekung untuk membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat dapat dipantulkan. Keterampilan proses IPA dasar yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan III meliputi enam aspek keterampilan proses IPA dasar. d Kegiatan IV merupakan kegiatan membuktikan adanya pembiasan cahaya pembelokkan cahaya untuk membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat dapat dibiaskan. Keterampilan proses IPA dasar yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan IV meliputi keterampilan mengamati, mengklasifikasi, menyimpulkan dan mengkomunikasikan e Kegiatan V merupakan kegiatan membuktikan bahwa warna-warna pelangi dapat menyusun warna putih untuk membuktikan bahwa cahaya memiliki sifat dapat diuraikan. Keterampilan proses IPA dasar yang harus dikuasai siswa dalam kegiatan V meliputi keterampilan mengamati, mengukur, menyimpulkan dan mengkomunikasikan. Peneliti dibantu oleh empat observer ketika pelaksanaan observasi keterampilan proses IPA berlangsung. Masing-masing observer menilai keterampilan proses IPA dasar sesuai dengan lembar observasi yang telah dibuat oleh peneliti. Setiap siswa diberi nomor dada sesuai dengan nomor absen sebelum pembelajaran IPA dilaksanakan. Hal ini bertujuan untuk mempermudah observer saat melakukan pengamatan. 67 Data hasil observasi keterampilan proses IPA siswa kelas VB SDN Margoyasan pada siklus I dapat dilihat di lampiran 13 halaman 163. Berdasarkan data hasil observasi keterampilan proses IPA dari lima kegiatan pada siklus I diperoleh hasil persentase setiap aspek keterampilan proses IPA. Persentase setiap aspek keterampilan proses IPA dari lima kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa kelas VB pada siklus I disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 5. Rekapitulasi Persentase Keterampilan Proses IPA Siklus I Kegiatan Keterampilan Proses IPA 1 2 3 4 5 6 I 69,7 74,24 53,03 57,58 56,06 72,73 II 56,06 81,82 69,7 72,73 III 69,7 78,79 59,09 43,94 84,45 65,15 IV 74,24 90,91 60,61 51,52 V 63,64 57,58 72,73 65,15 Rata-rata 66,67 81,44 56,57 50,76 68,79 65,45 Rata-rata 64,95 Keterangan: 1 = Keterampilan Mengamati 2 = Keterampilan Mengklasifikasi 3 = Keterampilan Mengukur 4 = Keterampilan Memprediksi 5 = Keterampilan Menyimpulkan 6 = Keterampilan Mengkomunikasikan Berdasarkan hasil rekapitulasi persentase keterampilan proses IPA di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata persentase keterampilan proses IPA sebesar 64,95. Sementara itu, ketercapaian pada masing-masing aspek dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut. 68 Gambar 7. Diagram Batang Hasil Observasi Keterampilan Proses IPA Siswa pada Siklus I Berdasarkan diagram batang di atas, dapat dipaparkan ketercapaian pada setiap aspek keterampilan proses IPA dasar sebagai berikut. a Keterampilan mengamati mencapai rata-rata persentase sebesar 66,67. Hasil tersebut menunjukkan bahwa keterampilan mengamati yang dikuasai siswa belum maksimal. Sebagian besar siswa dalam melakukan pengamatan dengan cara yang kurang tepat. Selain itu, ada beberapa siswa yang tidak melakukan pengamatan. b Keterampilan mengklasifikasi mencapai rata-rata persentase sebesar 81,44, hal ini menunjukkan bahwa siswa sudah menguasai aspek keterampilan mengklasifikasi. Faktor pendukung ketercapaian tersebut yaitu alat dan bahan yang digunakan untuk mengumpulkan data sudah tersedia dengan lengkap dan petunjuk untuk melakukan klasifikasi juga sudah jelas. c Keterampilan mengukur mencapai rata-rata persentase sebesar 56,57. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam 66.67 81.44 56.57 50.76 68.79 65.45 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00 90.00 P er sent a se Keterampilan Proses IPA Siklus I 69 melakukan pengukuran belum maksimal. Sebagian besar siswa dalam membaca skala nilai pada alat ukur kurang teliti dan ada beberapa siswa yang tidak melakukan pengukuran. d Keterampilan memprediksi mencapai rata-rata persentase sebesar 50,76. Hasil tersebut disebabkan oleh sebagian besar siswa dalam melakukan prediksi masih kurang tepat dan kurang jelas. Selain itu, beberapa siswa belum melakukan prediksi ketika melakukan hal yang berbeda dari kegiatan yang telah dilakukan. e Keterampilan menyimpulkan mencapai rata-rata persentase sebesar sebesar 68,79. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh ketika melakukan percobaan belum maksimal. Hal ini ditandai dengan kurang jelasnya kesimpulan yang dipaparkan oleh siswa. f Keterampilan mengkomunikasikan mencapai rata-rata persentase sebesar 65,45. Hasil tersebut diperoleh karena pada siklus I siswa tidak antusias untuk menyampaikan hasil pekerjaannya dan menanggapi hasil pekerjaan kelompok lain, sehingga harus ditunjuk terlebih dahulu oleh guru. Selain itu, sebagian besar siswa belum dapat memberikan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dalam LKS. Hasil skor keterampilan proses IPA yang diperoleh siswa kelas VB pada siklus I disajikan dalam tabel sebagai berikut. 70 Tabel 6. Data Hasil Perolehan Skor Keterampilan Proses IPA Siswa Kelas VB Siklus I No. Siswa Jumlah Skor Skor Kriteria 1 Ib 56 77,78 Tinggi 2 Ya 55 76,39 Tinggi 3 Wi 45 62,5 Sedang 4 Ad 48 66,67 Sedang 5 Dy 58 80,56 Tinggi 6 Fa 51 70,83 Sedang 7 Fi 54 75 Tinggi 8 Gi 37 51,39 Sedang 9 Ha 31 43,06 Rendah 10 Ni 54 75 Tinggi 11 Sa 59 81,94 Tinggi 12 Su 51 70,83 Sedang 13 Ti 35 48,61 Rendah 14 Ar 44 61,11 Sedang 15 De 58 80,56 Tinggi 16 He 48 66,67 Sedang 17 Kh 55 76,39 Tinggi 18 Ma 30 41,67 Rendah 19 Na 52 72,22 Sedang 20 Rd 39 54,17 Sedang 21 Yu 52 72,22 Sedang 22 Ri 45 62,5 Sedang Berdasarkan tabel data hasil perolehan skor keterampilan proses IPA siswa di atas, kemudian disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan, yaitu tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Berikut ini disajikan tabel kriteria keterampilan proses IPA siswa kelas VB pada siklus I. Tabel 7. Kriteria Keterampilan Proses IPA Siswa Siklus I Kriteria Rentang Jumlah Siswa Persentase Tinggi 75 100 8 36,36 Sedang 50 74,99 11 50 Rendah 25 49,99 3 13,64 Sangat Rendah 0 24,99 Jumlah 22 100 71 Berdasarkan tabel kriteria keterampilan proses IPA di atas, diperoleh data bahwa siswa yang memiliki keterampilan proses IPA dengan kriteria tinggi sebanyak 8 siswa 36,36, kriteria sedang sebanyak 11 siswa 50, kriteria rendah sebanyak 3 siswa 13,64, sedangkan untuk kriteria sangat rendah sebanyak 0 siswa 0. Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram batang sebagai berikut. Gambar 8. Diagram Batang Kriteria Keterampilan Proses IPA Siswa Siklus I d. Refleksi Pada tahap ini peneliti dan guru kelas melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus I. Kegiatan refleksi ini berdasarkan hasil observasi terhadap guru dan siswa pada saat pembelajaran IPA berlangsung. Hasil observasi aktivitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran melalui metode guided discovery menunjukan bahwa belum semua aktivitas guru dalam langkah-langkah metode guided discovery dilaksanakan oleh guru. Baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan 36.36 50 13.64 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 Tinggi Sedang Rendah Sangat Rendah P er sent a se Kriteria Keterampilan Proses IPA Siklus I 72 kedua siklus I, guru belum menunjukkan aktivitas mendorong siswa untuk mengajukan jawaban sementara hipotesis. Hasil observasi keterampilan proses IPA pada siklus I menunjukkan bahwa setiap aspek keterampilan proses IPA sudah mengalami peningkatan dan rata-rata keterampilan proses IPA adalah sebesar 64,95. Meskipun demikian, siswa yang memiliki keterampilan proses IPA dengan kriteria tinggi hanya 8 siswa 36,36 dari 22 siswa, sehingga belum mencapai kriteria keberhasilan tindakan yang telah direncanakan. Belum tercapainya target perbaikan keterampilan proses IPA pada siklus I disebabkan oleh sebagian besar siswa tidak mencermati langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam LKS sehingga siswa kesulitan ketika melakukan kegiatan. Selain itu, sebagian besar siswa juga tidak fokus melakukan kegiatan sebagaimana mestinya, mereka cenderung hanya ingin memainkan peralatan yang ada di depan mereka serta bercanda dengan teman di sebelahnya. Hal ini membuktikan guru belum maksimal dalam memberikan bimbingan kepada siswa saat pembelajaran siklus I berlangsung. Oleh karena itu, peneliti bersama guru kelas menyusun rencana perbaikan pada siklus II berdasarkan hasil refleksi siklus I. Rencana perbaikan siklus II diharapkan lebih meningkatkan keterampilan proses IPA pada siswa kelas VB SDN Margoyasan dengan memberikan bimbingan lebih maksimal kepada siswa. Hasil refleksi yang diperoleh 73 pada siklus I dan rencana perbaikan pada siklus II disajikan dalam tabel sebagai berikut. Tabel 8. Kekurangan Siklus I dan Rencana Perbaikan Siklus II No. Kekurangan Rencana Perbaikan Siklus II 1. Pembentukan kelompok yang kurang efektif, di mana setiap kelompok terdiri 4 sampai 5 siswa setiap kelompok, sehingga tidak semua anggota kelompok aktif melakukan kegiatan kelompok dan lebih asyik bercanda dengan teman satu kelompoknya. Hal ini menyebabkan keterampilan proses pada beberapa siswa tidak muncul. Pembentukan kelompok menjadi 8 kelompok di mana setiap kelompok terdiri dari 2 sampai 3 siswa agar semua anggota dalam kelompok aktif melakukan kegiatan kelompok sehingga keterampilan proses pada setiap siswa muncul. 2. Pada tahap mengajukan hipotesis, guru belum mendorong siswa mengajukan hipotesis. Guru mendorong siswa untuk mengajukan hipotesis sesuai rumusan masalah yang disampaikan. 3. Pada tahap mengumpulkan data, siswa masih kesulitan karena tidak mencermati langkah-langkah kegiatan yang tercantum dalam LKS. Guru meminta siswa mencermati langkah-langkah kegiatan dalam LKS. Selain itu, guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan langkah-langkah kegiatan dalam LKS yang kurang dipahami. 4. Pada tahap mengumpulkan data, terlalu banyak memakan waktu karena guru tidak memberi batasan waktu kepada siswa saat mengumpulkan data. Guru memberikan batasan waktu 15 menit kepada siswa pada tahap mengumpulkan data sehingga siswa lebih fokus mengumpulkan data. 5. Pada tahap mengolah data secara kelompok terlalu banyak memakan waktu karena guru tidak memberikan batasan waktu. Guru memberikan batasan waktu 10 menit kepada siswa pada tahap mengolah data secara kelompok agar waktu untuk mengolah data secara klasikal lebih maksimal. 6. Guru belum memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi dalam pembahasan data. Guru memberikan penghargaan kepada siswa yang telah berpartisipasi dalam pembahasan data baik dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Contoh bentuk pengahargaan verbal misalnya “Pintar”, “Bagus”, dsb, sedangkan penghargaan dalam bentuk nonverbal misalnya dengan meminta siswa lain untuk tepuk tangan. Selain itu, guru juga menyediakan dua macam kartu. Kartu hijau diberikan kepada siswa yang telah berpartisipasi aktif dalam pembahasan data dan kartu merah diberikan kepada siswa yang kurang berpastisipasi aktif dalam pembahasan data. 74

2. Siklus II

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DASAR (BASIC SKILL) SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN IPA MELALUI METODE PENEMUAN (DISCOVERY) KELAS V SEMESTER 2 SDN DADAPREJO 01 BATU

0 44 21

PENGARUH KINERJA SISWA PADA METODE PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS FISIKA SISWA

1 31 55

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN MODEL GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SRI PENDOWO LAMPUNG TIMUR

1 11 49

UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED INQUIRY DISCOVERY

0 2 110

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Karangayar Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 1 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED Peningkatan Hasil Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Guided Inquiry-Discovery Pada Siswa Kelas IV SDN 02 Karangayar Kecamatan Karanganyar Kabupaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

0 0 15

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM PEMBELAJARAN SENAM GULING DEPAN PADA SISWA KELAS IV SDN JATIWANGI I PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY DALAM

1 2 46

PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS V DI SEKOLAH DASAR NETRAL D YOGYAKARTA.

0 5 199

PENINGKATAN KETERAMPILANKOMUNIKASI IPA SISWA KELAS III MELALUI METODE GUIDED DISCOVERY DI SDN KEJAMBON 1 SLEMAN.

14 31 234

PENINGKATAN CURIOSITY DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 SUROTRUNAN.

0 0 287