Perumusan Masalah Tujuan Manfaat Sejarah Kelapa Sawit

Air merupakan media untuk proses reaksi biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas. Proses penurunan mutu umumnya terjadi selama proses penyimpanan, oleh sebab itu diperhatikan proses dan kondisi penyimpanan. Inti sawit dapat tahan lama disimpan dengan asam lemak bebas akhir, jika kandungan air inti sangat rendah Naibaho,1998. Oleh karena itu adalah suatu tugas yang sangat penting untuk menjaga mutu dari minyak inti sawit tersebut dengan cara mengusahakan agar kadar asam lemak bebas yang terkandung dari minyak inti sawit tersebut masih dalam batas yang dapat ditoleransi atau masih sesuai memenuhi dengan standar mutu yang sudah ada. Dalam hal ini, dilakukan pemeriksaan kadar asam lemak bebas ALB dari minyak inti sawit yang baru diproduksi dan inti yang disimpan selama 5 hari di PTPN III Sei Mangkei – Perdagangan dengan metode titrasi. Dari hasil analisa yang diperoleh di laboratorium maka akan diketahui apakah kadar asam lemak bebas masih memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Waktu Penyimpanan Inti Sawit Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas ALB di PTPN III Sei Mangkei-Perdagangan”.

1.2 Perumusan Masalah

- Bagaimanakah pengaruh waktu inap inti sawit yang diolah menjadi minyak inti sawit terhadap kadar ALB minyak inti sawit tersebut selama 1 – 5 hari penyimpanan. - Apakah kadar ALB inti sawit yang disimpan selama 1 – 5 masih memenuhi standar operasional yang ditetapkan yaitu ≤ 1 . Universitas Sumatera Utara

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui pengaruh waktu inap inti sawit yang diolah menjadi minyak inti sawit terhadap kadar ALB minyak inti sawit tersebut selama 1 – 5 hari penyimpanan. - Untuk mengetahui apakah kadar ALB dari inti sawit yang baru diproduksi dan inti sawit yang disimpan selama 1 – 5 hari masih memenuhi standar operasional yang ditetapkan yaitu ≤ 1 .

1.4 Manfaat

- Untuk mengetahui kenaikan kadar asam lemak bebas dari inti sawit yang disimpan selama 5 hari. - Untuk mengupayakan agar minyak inti sawit yang diperoleh mutunya masih bagus, walaupun sudah disimpan beberapa lama. - Untuk melihat secara langsung penerapan ilmu yang diperoleh dibangku kuliah terhadap variael-variabel yang berkaitan dengan proses produksi dalam skala besar. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Sejarah Kelapa Sawit

Kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh pemerintah colonial Belanda pada tahun 1848. Ketika itu ada empat batang bibit kelapa sawit yang dibawa dari Mauritus dan Amsterdam dan di tanam di Kebun Raya Bogor. Tanaman kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial pada tahun 1911. Sejak saat itu perkembangan kelapa sawit di Indonesia mulai berkembang. Perkebuban kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera Deli dan Aceh. Luas areal perkebunannya mencapai 5.123 ha. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 576 ton ke Negara-negara eropa, kemudian tahun 1923 mulai mengekspor minyak inti sawit sebesar 850 ton. Pada masa pendudukan Belanda, perkebunan kelapa sawit mengalami perkembangan yang cukup pesat. Indonesia menggeser dominasi ekspor Negara Afrika pada waktu itu. Memasuki masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami kemunduran. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16 dari total luas lahan yang ada sehingga produksi minyak sawit Indonesia pun hanya mencapai 56.000 ton pada tahun 19481949. Setelah Belanda dan Jepang meninggaalkan Indonesia, pada tahun 1957, pemerintah mengambil ahli perkebunan dengan alasan politik dan keamanan.perubahan manajemen dalam negeri yang tidak kondusif, menyebabkan produksi kelapa sawit mengalami Universitas Sumatera Utara penurunan. Pada periode tersebut posisi Inadonesia sebagai pemasok minyak sawit dunia terbesar tergeser oleh Malaysia. Memasuki pemerintahan orde baru, pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai dengan tahun 1980 luas lahan mencapai 294.560 ha dengan produksi CPO sebesar 721.172 ton. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Perkembangan perkebunan semakin pesat lagi setelah pemerintah mengembangkan program lanjutan yaitu PIR-Transmigrasi sejak tahun 1986. Program tersebut berhasil menambah luas lahan dan produksi kelapa sawit. Pada tahun1990-an, luas perkebunan kelapa swit mencapai lebih dari 1,6 juta hektar yang tersebar di berbagai sentra produksi, seperti sumatera dan Kalimantan Fauzi,2002.

2.2. Varietas Tanaman Kelapa Sawit