Asam Lemak Bebas Standar Mutu

Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera kurang lebih 500 – 700 ppm, kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi Ketaren,1986.

2.14. Asam Lemak Bebas

Asam lemak bebas adalah asam yang dibebaskan pada hidrolisis lemak. Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan. Tingginya asam lemak bebas ini mengakibatkan rendemen minyak turun. Untuk itulah perlu dilakukan usaha pencegahan terbentuknya asam lemak bebas dalam minyak sawit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas yang relatif tinggi dalam minyak sawit antara lain: - Pemanenan buah sawit yang tidak tepat waktu - Keterlambatan dalam pengumpulan dan pengangkutan buah - Penumpukan buah yang terlalu lama - Proses hidrolisa selama pemrosesan di pabrik Kenaikan kadar asam lemak bebas ditentukan mulai dari saat tandan di panen sampai tandan diolah di pabrik. Kenaikan kadar asam lemak bebas disebabkan adanya reaksi hidrolisia pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya factor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis. Semakin lama rekasi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk. Universitas Sumatera Utara O CH 2 – O – C – R CH 2 – OH O O CH – O – C – R panas, air CH – OH + 3R – C – OH O keasaman, enzim CH 2 – O – C – R CH 2 – OH Minyak Sawit Gliserol ALB Gambar 1. Reaksi hasil hidrolisa pada minyak Pemanenan pada waktu yang tepat merupakan salah satu usaha untuk menekan kadar asam lemak bebas sekaligus menaikkan rendemen minyak Tim Penulis,1997.

2.15. Standar Mutu

Di dalam perdagangan kelapa sawit, istilah mutu sebenarnya dapat dibedakan menjadi dua arti. Yang pertama adalah mutu minyak sawit dalam arti benar-benar murni dan tidak tercampur dengan minyak nabati lain. Mutu minyak sawit dalam arti yang pertama dapat ditentukan dengan menilai sifat-sifat fisiknya, antara lain ttitk lebur angka penyabunan, dan bilangan yodium. Sedangkan yang kedua, yaitu mutu minyak sawit yang dilihat dalam arti penilaian menurut ukuran. Dalam hal ini syarat mutunya diukur berdasarkan spesifikasi standar mutu internasional, yang meliputi kadar asam lemak bebas ALB,FFA, air, kotoran, logam besi, logam tembaga, peroksida, dan ukuran pemucatan. Dalam dunia perdagangan, mutu minyak sawit dalam arti yang kedua lebih penting Tim Penulis,1997. Universitas Sumatera Utara Standar mutu adalah merupakan hal yang penting untuk menentukan minyak yang bermutu baik. Ada beberapa factor yang menentukan standar mutu yaitu: kandungan air dan kotoran dalam minyak, kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida. Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1 persen dan kadar kotoran lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak bebas serendah mungkin kurang lebih 2 persen atau kurang, bilangan peroksida di bawah 2, bebas dari warna merah dan kuning harus berwarna pucat tidak berwarna hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari ion logam Ketaren,1986. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1. Alat-alat