digunakan dalam pembuatan bahan detergen. Produk non pangan dihasilkan dari minyak sawit dan minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis splitting untuk
menghasilkan asam lemak dan gliserin Fauzi,2002.
2.10. Pengolahan Kelapa Sawit
1. Strerilisasi dan Perontokan
Sterilisasi bertujuan untuk menghentikan aktivitas enzimatis dan mengumpulkan protein dalam buah sawit serta membunuh mikroba. Terhentinya proses enzimatis akan
mengurangi kerusakan bahan. Antara lain akibat penguraian minyak menjadi asam lemak bebas. Pengumpukan protein bertujuan agar supaya tidak ikut terekstrak pada waktu
pengepresan minyak ekstraksi. Sterilisasi juga bermanfaaat untuk pengawetan dan memudahkan perontokan buah. Tandan buah yang telah disortir direbus dengan uap panas
selama 2 – 2,5 jam.
Akhir perebusan ditandai beberapa gejala, antara lain bau buah yang gurih, empuk, dan buah mudah rontok. Setelah direbus, selanjutnya dimasukkan kedalam alat perontok.
2. Pengempaan
Buah dalam bak penumpukan dimasukkan dalam tangki penghhancur. Sebagai pembantu dalam proses ini dipakai uap air panas dan hasil hancurnya disebut fladren.
Fladren dimasukkan kedalam alat pengepres yang berbentuk silinder tegak. Pengepresan dilakukan pada tekanan sebesar 200 – 300 kg per cm
2
dengan kecepatan penekanan 5 sampai 6 kali dalam satu menit.
Universitas Sumatera Utara
Ampas yang dihasilkan diangkut dengan pengangkut berulir auger ke proses selanjutnya. Minyak sawit dari stasiun kempa dialirkan dalam sebuah tangki yang disebut
monteyues.
3. Perebusan
Minyak yang berada monteyues dipanaskan dengan uap air supaya tidak membeku. Dri monteyues minyak dipompakan dalam bak tunggu dengan bantuan tekanan uap sebesar2
kg per cm
2
dan dari bak tunggu minyak dialirkan ke dalam tangki pengendapan.
Di dalam tangki pengendapan, minyak dipanaskan dengan uap air selama kurang lebih 4 jam, kemudian didinginkan selama 3 jam. Perebusan bertujuan untuk memecahkan
struktur emulsi. Memasak minyak dan memisahkan kotoran dan air dari minyak. Pendinginan selama 3 jam. Pemisahan di atas terjadi dengan cepat sekali akibat perbedaan
antara jenis air dan kotoran dengan minyak. Minyak akan terapung di atas permukaan air dan kotoran, karena bobot jenisnya lebih kecil daripada bobot jenis air atau kotoran tersebut.
Setelah terpisah kedua cairan dikeluarkan dari tangki melalui saluran yang berbeda. Minyak sawit dialirkan ke dalam bak tunggu sedangkan air kotoran dialirkan ke dalam parit
vetput. Di dalam parit,air kotoran dipanaskan lagi dengan uap air dan kemudian didinginkan. Minyak sawit yang terapung dipisahkan dan dimasukkan kembali ke dalam
tangki pengendapan.
4. Penjernihan
Minyak sawit dipompakan dari bak tunggu ke dalam tangki penjernihan klarifikator. Di dalam tangki penjernihan ini minyak kelapa sawit dimasak lagi dengan uap
Universitas Sumatera Utara
air panas selama lebih kurang 60 menit. Tujuan pekerjaan ini adalah untuk memasak minyak dan memisahkan kotoran dan air. Pemanasan juga bertujuan untuk mencegah
pembekuan minyak pada proses selanjutnya.
5. Penyaringan
Minyak yang dialirkan dari tangki penjernihan, disaring di dalam alat penyaring sentrifugasi. Dari penyaringan sentrifugasi minyak bersih dipompakan ke dalam tangki
penimbun, sedangkan air dan kotoran dikembalikan ke dalam tangki pengendapan.
6. Tangki Penyimpanan Minyak Sawit
Bagian dalam tanki penyimpanan minyak sawit dilengkapi dengan pipa uap untuk memanaskan minyak sawit supaya tidak membeku.
7. Pemisahan Ampas dan Biji Sawit
Ampas yang keluar dari stasiun kempa diangkut oleh pengangkut berulir auger kea lat pemisah ampas luchschreider. Selama pengengkutan, ampas dipanasi dengan uap dan
dicacah dengan pisau sehingga ampas yang dihasilkan lebih halus. Alat pemisah ampas ini merupakan sebuah drum yang berputas dilengkapi oleh sebuah kipas. Prinsip pemisahan
berdasarkan atas perbedaan bobot jenis biji sawit dan ampas Ketaren,1986.
Universitas Sumatera Utara
2.11. Pengolahan Inti Sawit