Inti Sawit Asam Lemak

6.3. Hisapan Angin Pemisahan tempurung dari inti dilakukan dengan perbedaan massa dari fraksi. Fraksi ringan umumnya lebih cepat dipisahkan lebih cepat dipisahkan dibandingkan dengan fraksi berat. Disamping massa dari materi yang dipisahkan juga dipengaruhi bentuknya. Materi yang berbentuk lempengan lebih mudah terhisap dan dapat dipisahkan. 7. Pengeringan Inti Pengering inti yang berkembang ialah tipe rectangulair dan tipe cylindrical, keduanya hamper bersamaan prinsip kerjanya. a. Type Rectangulair Pengeringan dengan alat ini sering mengalami penyimpangan yaitu terdapatnya inti yang dibagian sudut sering melekat dan tidak turun ke bawah, dan bila diturunkan terdapat mutu inti yang tidak baik. b. Type Cylindrical Alat pengering memiliki keuntungan yaitu inti tidak ada yang tertinggal di bagian dinding, karena jatuhnya inti ke bawah berbentuk cincin 0, sedangkan pada tipe rectangular jatuhnya inti berbentuk cone V pada titik tengah Naibaho,1998.

2.12. Inti Sawit

Minyak inti sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil dan sebagai hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit palm Universitas Sumatera Utara kernel meal atau pellet. Bungkil inti kelapa sawit adalah inti kelapa sawit yang telah mengalami proses ekstraksi dan pengeringan. Sedangkan pellet adalah bubuk yang telah dicetak kecil-kecil berbentuk bulat panjang dengan diameter kurang lebih 8 mm. Selain itu bungkil kelapa sawit dapat digunakan sebagai makanan ternak. Minyak inti sawit yang baik, berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan. Bungkil inti sawit diinginkan berwarna relative terang dengan nilai gizi serta kandungan asam aminonya tidak berubah. Komposisi biji inti sawit dinyatakan pada tabel 2.1. Tabel 2.1. Komposisi Biji Inti Sawit Komponen Jumlah Minyak 47 – 52 Air 6 – 8 Protein 7,5 – 90 Extractable non protein 23 – 24 Selulosa 5 Abu 2 Terdapat variasi komposisi biji inti sawit dalam hal padatan non minyak dan non protein. Bagian yang disebut Extractable non protein yang mengandung sejumlah sukrosa, gula pereduksi dan pati, tapi dalam beberapa contoh tidak mengandung pati Ketaren, 1986.

2.13. Asam Lemak

Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrplisis suatu lemak atau minyak, yang disebut asam lemak, umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak bercabang. Lemak Universitas Sumatera Utara dan minyak seringkali diberi nama sebagai derivate asam-asam lemak ini. Misalnya, tristearat dari gliserol diberi nama tristearin, dan tripalmitat dari gliserol, disebut tripalmitin. Kebanyakan lemak dan minyak yang terdapat dalam alam merupakan trigliserida campuran Fessenden,1982. Asam lemak minyak sawit dihasilkan dari proses hidrolisis, baik secara kimiawi maupun enzimatik. Proses hidrolisis menggunakan enzim lipase dari jamur Aspergillus niger dinilai lebih hemat energi karena dapat berlangsung pada suhu 10-25 C. Selain itu, proses ini juga dapat dilakukan pada fase padat. Namun, hidrolisis enzimatik mempunyai kekurangan pada kelambatan prosesnya yang berlangsung 2-3 har. Asam lemak yang dihasilkan dihidrogenasi, lalu didestilasi, dan selanjutnya difraksinasi sehingga dihasilkan asam-asam lemak murni. Asam-asam lemak tersebut digunakan sebagai bahan untuk detergen, bahan softener pelunak untuk produksi makanan, tinta tekstil, aspal dan perekat Fauzi,2002. Komposisi asam lemak minyak sawit dan minyak inti sawit dinyatakan pada tabel 2.2. Tabel 2.2. Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit dan Minyak Inti Sawit Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit Minyak Inti Sawit Asam kaprilat Asam kaproat Asam laurat Asam miristat Asam palmitat Asam stearat Asam oleat Asam linoleat - - - 1,1 – 2,5 40 – 46 3,6 – 4,7 39 – 45 7 – 11 3 – 4 3 - 7 46 - 52 14 – 17 6,5 – 9 1 - 2,5 13 – 19 0,5 – 2 Universitas Sumatera Utara Kandungan karoten dapat mencapai 1000 ppm atau lebih, tetapi dalam minyak dari jenis tenera kurang lebih 500 – 700 ppm, kandungan tokoferol bervariasi dan dipengaruhi oleh penanganan selama produksi Ketaren,1986.

2.14. Asam Lemak Bebas