Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN 27

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman kelapa sawit Elaeis guinensis Jack berasal dari Nigeria, Afrika barat. Bagi Indonesia, tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah pada kesejahteraaan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa Negara. Indonesia merupakan salah satu produsen utama minyak sawit Fauzi,2002. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan minyak inti kelapa sawit palm kernel oil. Salah satu faktor yang perlu dianalisis untuk mengetahui mutu minyak inti kelapa sawit adalah asam lemak bebas. Minyak inti sawit yang baik berkadar asam lemak bebas yang rendah dan berwarbna kuning terang Ketaren,1986. Asam lemak bebas dalam konsentrasi tinggi yang terikut dalam minyak sawit sangat merugikan. Kenaikan kadar asam lemak bebas ditentukan mulai dari saat tandan dipanen sampai tandan diolah dipabrik. Kenaikan asam lemak bebas ini disebabkan adanya reaksi hidrolisa pada minyak. Hasil reaksi hidrolisa minyak sawit adalah gliserol dan asam lemak bebas. Reaksi ini akan dipercepat dengan adanya faktor-faktor panas, air, keasaman, dan katalis enzim. Semakin lama reaksi ini berlangsung, maka semakin banyak kadar asam lemak bebas yang terbentuk Tim Penulis, 1997. Universitas Sumatera Utara Air merupakan media untuk proses reaksi biokimia seperti pembentukan asam lemak bebas. Proses penurunan mutu umumnya terjadi selama proses penyimpanan, oleh sebab itu diperhatikan proses dan kondisi penyimpanan. Inti sawit dapat tahan lama disimpan dengan asam lemak bebas akhir, jika kandungan air inti sangat rendah Naibaho,1998. Oleh karena itu adalah suatu tugas yang sangat penting untuk menjaga mutu dari minyak inti sawit tersebut dengan cara mengusahakan agar kadar asam lemak bebas yang terkandung dari minyak inti sawit tersebut masih dalam batas yang dapat ditoleransi atau masih sesuai memenuhi dengan standar mutu yang sudah ada. Dalam hal ini, dilakukan pemeriksaan kadar asam lemak bebas ALB dari minyak inti sawit yang baru diproduksi dan inti yang disimpan selama 5 hari di PTPN III Sei Mangkei – Perdagangan dengan metode titrasi. Dari hasil analisa yang diperoleh di laboratorium maka akan diketahui apakah kadar asam lemak bebas masih memenuhi standart mutu yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk mengambil judul “Pengaruh Waktu Penyimpanan Inti Sawit Terhadap Kadar Asam Lemak Bebas ALB di PTPN III Sei Mangkei-Perdagangan”.

1.2 Perumusan Masalah