Akta Penyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

45 PT Multi Megah Mandiri ini masih berstatus sebagai perusahaan tertutup atau perusahaan yang belum go public, serta pada umumnya jenis Perseroan Terbatas Tertutup ini adalah Perseroan Terbatas keluarga, kerabat atau saham yang di kertasnya sudah tertulis nama pemilik saham yang tidak mudah untuk dipindahtangankan ke orang atau pihak lain. Namun, PT Multi Megah Mandiri ini telah berstatus badan hukum, dan juga dalam melakukan kegiatan usahanya telah melalui proses hukum yang dikukuhkan berdasarkan keputusan pengesahan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, yang sesuai dengan prosedur yang diatur dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. PT Multi Megah Mandiri dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat ini, telah mendaftarkan perusahaannya itu di Kantor Pendaftaran Perusahaan Kotamadya Jakarta Utara, ini telah mengikuti prosedur ataupun tata cara yang sesuai yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 tentang wajib daftar perusahaan.

2. Akta Penyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham

Notaris yang tidak hadir dalam penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, sebaiknya dituangkan ke dalam bentuk akta yang namanya : “Akta Penyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham”. Isi dari Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, itu pada intinya berisi tentang segala sesuatu yang Universitas Sumatera Utara 46 dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diikuti, disaksikan, dan didengar yang secara langsung oleh penandatanganan pada Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, yang dalam hal ini biasanya ketua atau pimpinan Rapat Umum Pemegang Saham itu sendiri, yang juga merangkap selaku salah seorang anggota direksi perseroan. Ketua Rapat Umum Pemegang Saham atau penerima kuasa dari Rapat Umum Pemegang Saham itu menyerahkan dokumen Notulen atau Risalah Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan ke dalam Akta Otentik, sehingga pada hakikatnya yang menyatakan adanya keputusan-keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut adalah penerima kuasa Rapat Umum Pemegang Saham atau penandatangan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, yang sesuai dengan yang termuat dalam Risalah Rapat Umum Pemegang Saham. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham itu, bahwa dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, harus bisa menggambarkan jalannya acara pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham. Hal ini dikarenakan akta tersebut bersifat verbal akta atau yang dinamakan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, yang merupakan jenis akta yang dibuat di hadapan Notaris, yang berisi gambaran mengenai kejadian maupun peristiwa yang terjadi pada acara atau rapat, yang disaksikan tanpa kehadiran Notaris, maupun juga mengenai hal-hal yang diputuskan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Universitas Sumatera Utara 47 Sedangkan perubahan Anggaran Dasar yang dibuat di bawah tangan, yang kemudian dinyatakan dalam akta Notaris, disebut dengan “Pernyataan Keputusan Rapat”, yang merupakan “partij akta”, yaitu: akta yang dibuat “di hadapan” Notaris Pasal 21 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dalam Pasal 21 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas ini, dikatakan bahwa “perubahan Anggaran Dasar yang tidak dimuat dalam berita acara rapat yang dibuat Notaris harus dinyatakan dalam akta Notaris paling lambat 30 tiga puluh hari terhitung sejak tanggal keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Tetapi dalam pertanggungjawabannya, Notaris hanya bertanggungjawab atas isi dari keterangan para penghadap yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang dituangkan dalam akta Notaris tersebut. Perubahan Anggaran Dasar pada perseroan PT Multi Megah Mandiri, yang dilakukan melalui bentuk yang dikenal dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham ini yang secara umum dilakukan dengan prosedur yang dimulai dengan pemanggilan rapat semua pemegang saham dari suatu perseroan. Notaris yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang akan diselenggarakan tersebut, berdasarkan permintaan dari Direksi atau Komisaris perseroan. Dengan demikian, pembuatan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dalam perseroan ini, merupakan akta yang dibuat “di hadapan” Notaris, yang biasa disebut dengan istilah “partij” akta atau akta pihak. Universitas Sumatera Utara 48 Isi dari partij akta ini adalah catatan Notaris yang bersifat otentik mengenai keterangan-keterangan dari para penghadap yang bertindak sebagai pihak dalam akta yang bersangkutan. Yang termasuk contoh dalam partij akta, adalah : akta jual beli, akta sewa menyewa, akta perjanjian kredit, akta perjanjian kawin, akta perjanjian kerja sama, akta hibah, akta pendirian perseroan terbatas, akta pernyataan keputusan rapat, akta surat kuasa, akta kemauan terakhir wasiat, akta perjanjian-perjanjian, dan lain-lain. Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut, para pihak yang menjadi komparan dalam akta, dapat mempunyai 3 tiga kedudukan, yaitu : 1. Sebagai anggota Direksi atau Komisaris perseroan; 2. Sebagai pemegang saham perseroan; 3. Sebagai wakil atau kuasa dari orang atau perseroan lain yang merupakan pemegang saham. Pembuatan Pernyataan dalam Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, Notaris harus menyaksikan, mendengar, dan mencatat segala yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut, serta untuk itulah, Notaris diminta untuk hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Hasil dari pencatatan itu akan berbentuk risalah rapat dalam bentuk akta yang disebut dengan Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. Universitas Sumatera Utara 49 Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan tanpa kehadiran Notaris, yaitu dengan membuat risalah notulen rapat di bawah tangan yang memuat tentang keputusan rapat yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dan kemudian dibawa oleh seseorang dari Perseroan Terbatas yang bersangkutan, berdasarkan kuasa yang diberikan oleh Rapat Umum Pemegang Saham kehadapan Notaris, untuk selanjutnya dituangkan ke dalam bentuk akta notaris. Dalam cara ini, keputusan Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilakukan dengan cara lain dari rapat, yaitu: dengan cara mengirimkan secara tertulis usul yang diputuskan kepada semua pemegang saham, di mana keputusan hanya sah apabila semua pemegang saham menyetujui secara tertulis cara pengambilan keputusan dan usul tersebut. Cara demikian ini, dikenal dengan cara “sirkuler”, di mana cara ini tidak dapat dilakukan bagi perseroan yang mengeluarkan saham yang ditunjuk. Adanya 2 dua tata cara pembuatan risalah tersebut di atas, apabila dikaitkan dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, di mana hal ini diatur Pasal 90 Undang–Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang berbunyi sebagai berikut : 1. “Setiap penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, risalah Rapat Umum Pemegang Saham wajib dibuat dan ditandatangani oleh ketua rapat dan paling sedikit 1 satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham.” 2. “Tanda tangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 tidak disyaratkan apabila risalah Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dibuat dengan akta notaris.” Universitas Sumatera Utara 50 Maka dari pernyataan tersebut di atas, dapat ditafsirkan bahwa adanya Penjelasan yang terdapat pada Pasal 90 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang memberikan tempat bagi kedua bentuk akta notaris tersebut, dengan ketentuan penandatanganan oleh ketua rapat dan paling sedikit 1 satu orang pemegang saham yang ditunjuk dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham yang dimaksud untuk menjamin kepastian dan kebenaran isi risalah Rapat Umum Pemegang Saham tersebut. Jika ada perubahan anggaran dasar Perseroan Terbatas yang dilakukan, maka perubahan anggaran dasar itu harus mendapat persetujuan Menteri, sebagaimana hal ini diatur secara tegas dalam Pasal 21 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, sesuai dengan prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku yang terdapat pada peraturan perundang-undangan. Cara demikian, maka akta notaris yang dihasilkan merupakan akta dari golongan partij akta atau akta pihak, sebab adanya kedatangan kuasa dari Perseroan Terbatas tersebut yang datang ke hadapan Notaris yang menghendaki dibuatnya risalah notulen rapat atau sirkuler dalam akta Notaris. Kemudian dalam praktik, juga terdapat pula Notaris yang untuk keadaan demikian, tetap meminta penandatanganan akta tersebut, paling sedikit oleh pemimpin atau ketua rapat tersebut untuk lebih menjamin kepastian keotentikan akta dan keamanan, khususnya bagi Notaris yang bersangkutan dalam pembuatan akta. Universitas Sumatera Utara 51 Akta Notaris, yang dimaksudkan dalam Pasal 21 ayat 5 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang menyatakan bahwa perubahan Anggaran Dasar yang dibuat dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia, harus diartikan sebagai Akta yang dibuat dihadapan ten overstaan van een notaris, dinamakan “Akta Partij” partij acta atau “Akta Pihak” partij akten, yaitu : Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham.

B. Ketentuan-Ketentuan Dalam Pembuatan Rapat Umum Pemegang Saham

1. Notaris Hadir Dalam Rapat Umum Pemegang Saham