misalnya mengenai besarnya dan lamanya cicilan, denda keterlabatan dan sebagainya. Perjanian lisan ini dilakukan mengingat kebiasaan setempat yang
masih bersifat kekeluargaan, dan mudah percaya dan terutama berazaskan iktikad baik masing-masing pihak.
Namun, sayangnya, perjanjian lisan ini sering tidak dituangkan dalam bentuk tertulis yang pada nantinya mungkin dapat menjadi suatu alat pembuktian
bila salah satu pihak mengingkari janji. Dan merupakan hal yang sangat bagus mengingat bahwa sampai pada saat sekarang ini ZONA PROPERTY sebagai
pengembang yang berkompeten, tidak pernah digugat oleh konsumen.
B. Saran
Bagi kebanyakan developer berprinsip yang paling penting adalah rumahnya laku, persoalan komitmen pemberian fasilitas maupun tanggung jawab
lainnya bisa belakangan. Sebagian pengembang nakal memanfaatkan tabiat orang Indonesia sebagai konsumen yang gampang percaya dan mudah memanfaatkan.
Banyak pula orang Indonesia belum sadar hukum sehingga ketika hak-haknya todak dipenuhi, yang memilih diam daripada harus berurusan di lembaga
peradilan. Oleh karena itu sebaiknya demi mengamankan kepentingan konsumen, bagi developer perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Perlu diadakan suatu pengaturan mengenai developer yang sifatnya
komprehensif yang antara lain memuat persyaratankualifikasi developer, baik dari segi keuangan maupun hukum.
Universitas Sumatera Utara
2. Perlu diadakannya pengaturan dalam undang-undang tersendiri tentang
persyaratan untuk melakukan penawaran melalui iklan, dengan kewajiban memberi penjelasan yang jujur kepada konsumen berkenaan dengan
developernya, objeknya, izin-izin yang diperlulan untuk pembangunan proyek serta saksi apabila keterangan dalam iklan ternyata palsu atau
menyesatkan. 3.
Sebaiknya ada transparansi dari pihak developer mengenai keadaan keuangan maupun proyek-proyek propertinya. Dengan adanya ketentuan itu, di satu
pihak akan membantu konsumen dalam membuat keputusan yang tepat karena transaksi dari pihak developer, di lain pihak, ketentuan itu memberi
kewenangan bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan yang berkesinambungan terhadap para developer, sehingga masalah ingkar janji
dapat ditekan seminimal mungkin. Sedangkan bagi konsumen perumahan, guna menghindari dapat
memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1.
Sebaiknya konsumen mengelai benar reputasi pengembang dari rumah yang ingin dibelinya, agar dapat terhindar dari penjualan perumahan fiktif.
2. Konsumen juga harus memperhatikan baik-baik draft perjanjian yang
diajukan pengembang. Sesuai pengalaman selama ini, draft perjanian itu baku, tidak bisa diubah, dan tinggal ditanda tangani. Konsumen harus
memperhatikan draft ini, jika setuju tanda tangan. Jika tidak setuju, harus menarik diri. Terutama penandatanganan surat pesanan, pada saat ini, sering
aspek-aspek hukum diabaikan oleh kedua belah pihak. Yang dibicarakan
Universitas Sumatera Utara
hanyalah masalah harga, diskon, lokasi, bentuk fisik bangunan. Pada tahap ini pengembangagen pemasarannya juga selalu mengobral janji-janji indah
tentang perumahan yang dipasarkan. Dalam praktek janji-janji mengiurkan tersebut acapkali tidak seindah malah bertolak belakang dengan kenyataan
dikemudian hari. Untuk itu, sebaiknya konsumen sebelum menandatangani surat pesanan, meminta pengembangagen pemasarannya untuk
mencantumkan secara tertulis janji-janji tersebut pada surat pemesanan, lalu menandatanganinya karena pada saat surat pemesanan disetujui, draf
perjanjian PPJB tidak dilampirkan serta apabila konsumen menolak PPJB, maka booking fee akan hangus.
3. Konsumen sebaiknya memperhatikan apa saja hak dan kewajiban dalam
transaksi penjualan rumah. Konsumen juga perlu memahami Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, terutama pasal empat
sampai tujuh belas Bab III mengenai hak dan kewajiban konsumen, atau pada Bab IV, tentang perbuatan yang dilarang bagi pelaku usaha.
Universitas Sumatera Utara
BAB II PERLINDUNGAN HUKUM KONSUMEN