berperan dalam ekonomi pasar, 3 lancar berkomunikasi. Dengan memiliki tiga potensi, konsumen jenis ini mampu bertanggung jawab ddan relatif tidak
memerlukan perlindungan. Tipe konsumen kedua memiliki ciri-ciri, antara lain 1 kurang pendidikan, 2 termasuk kategori kelas menengah kebawah, dan 3
tidak lancar berkomunikasi. Konsumen jenis ini perlu dilindungi, dan khususnya menjadi tanggung jawab Negara memberikan perlindungan.
Selain ciri-ciri konsumen yang tidak terinformasikan, karena hal-hal khusus dapat juga dimasukkan kelompok anak-anak, orang tua, dan orang asing
yang tidak dapat berkomunikasi dengan bahasa setempat sebagai jenis konsumen yang wajib dilindungi oleh Negara. Informasi ini harus diberikan
secara sama bagi semua konsumen tidak diskriminatif.
3. Hak untuk didengar
Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi adalah hak untuk didengar. Ini disebabkan informasi yang diberikan pihak yang
berkepentingan atau berkompeten sering tidak cukup memuaskan konsumen. Untuk itu, kosumen berhak mengajukan permintaan informasi lebih lanjut.
4. Hak untuk memilih
Dalam mengkonsumsi suatu produk, konsumen berhak menetukan pilihannya. Ia tidak boleh mendapat tekanan dari pihak luar sehingga ia tidak lagi
bebas untuk membeli atau tidak membeli. Seandainya ia juga pembeli, ia juga bebas menentukan produk mana yang akan dibeli.
Universitas Sumatera Utara
Hak untuk memilih ini erat kaitannya dengan situasi pasar. Jika seseorang atau suatu golongan diberikan hak monopoli untuk memproduksi dan
memasarkan barang dan jasa, maka besar kemungkinan konsumen kehilangan hak untuk memilih produksi yang satu dengan produk lainnya.
Jika terdapat monopoli oleh perusahaan yang tidak berorientasi pada kepentingan konsumen, akhirnya konsumen didikte untuk mengkonsumsi barang
dan jasa itu tanpa dapat berbuat yang lain. Dalam keadaan seperti itu, pelaku usaha dapat secara sepihak mempermainkan mutu barang dan harga jual.
Monopoli juga dapat timbul akibat-akibat perjanjian-perjanjian antar pelaku usaha yang bersifat membatasi hak konsumen untuk memilih.
22
5. Hak untuk mendapatkan produk barang danatau jasa sesuai dengan nilai tukar yang diberikan
Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari permainan harga yang tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan kualitas barang danatau jasa
yang dikonsumsi harus sesuai dengan nilai uang yang akan dibayar sebagai penggantinya. Namun, ketidak bebasan pasar, pelaku usaha dapat saja mendikte
pasar dengan menaikkan harga, dan konsumen menjadi korban dari ketidakadaan pilihan. Konsumen dihadapkan pada posisi “take it or leave it”. Jika setuju
silahkan membeli, dan jika tidak maka tinggalkan padahal ditempat lain pun pasar sudah dikuasainya. Dalam situasi demikian, biasanya konsumen terpaksa
22
Sutan Remi Sjahdeni, Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan Yang Seimbang Bagi Para Pihak Dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia,
Jakarta, Institut Bankir Indonesia, 1993, hal. 37-37.
Universitas Sumatera Utara
mencari produk alternative bila masih ada, yang boleh jadi kualitasnya malahan lebih buruk.
Akibat tidak berimbangnya posisi tawar menawar antara pelaku usaha dan konsumen, maka pihak pertama dapat saja membebankan biaya-biaya tertentu
yang sewajarnya tidak ditanggung konsumen. Praktik yang tidak terpuji ini lazim dikenal dengan istilah externalities.
6. Hak untuk mendapatkan ganti rugi