BAB V P E N U T U P
A. Kesimpulan
1. Keabsahan jual beli rumah yang ditawarkan ZONA PROPERTY adalah
berdasarkan SK Menteri Perumahan No. 9 Tahun 1995, yakni : kewajiban penjual, kewajiban pembeli, serah terima bangunan, pemeliharaan bangunan,
penggunaan bangunan, pengalihan hak, ketentuan pembatalan pengikat, akta jual beli dan penyelesaian perselisihan.
2. Hambatan-hambatan yang dihadapi pada proses jual beli rumah adalah :
Hambatan yang terjadi oleh sebab kurangnya unit hunian yang dapat dipasarkan dengan hal ini upaya penanganan perumahan ditekankan pada
pengadaan perumahan sebanyak-banyaknya dengan harga yang terjangkau. 3.
Ketidakseimbangan Hukum Pembeli Rumah Dengan Posisi Developer Sebagai Pelaku Usaha Perumahan adalah Pesatnya pembangunan telah
menghasilkan diversifikasi produk barang danatau jasa yang dapat dikonsumsi. Kondisi demikian pada satu pihak sangat bermanfaat bagi
kepentingan konsumen karena kebutuhan yang diinginkan dapat terpenuhi serta semakin terbuka lebar kebebasan untuk memilih aneka jenis kualitas
barang danatau jasa sesuai dengan kemampuannya. Sedangkan di sisi lain kemajuan dan kesadaran konsumen masih rendah sehingga terjadi
ketidakseimbangan antara konsumen dan pelaku usaha.
80
Universitas Sumatera Utara
4. Penyelesaian sengketa yang timbul dalam perjanjian pengikatan jual beli
rumah ini dengan 3 cara : a.
Musyawarah, disebut juga dengan penyelesaian secara damai. b.
Melalui lembaga swasta atau instansi yang berwenang misalnya Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia maupun Badan penyelesaian Sengketa
Konsumen BPSK dan Badan Arbitrase Nasional Indonesia. c.
Melalui Pengadilan Negeri setempat Namun, sayangnya, perjanjian lisan ini sering tidak dituangkan dalam
bentuk tertulis yang pada nantinya mungkin dapat menjadi suatu alat pembuktian salah satu pihak mengingkari janjinya. Dan merupakan hal
yang sangat bagus mengingat bahwa sampai pada saat sekarang ini ZONA PROPERTY sebagai pengembang yang berkompeten, tidak pernah
digugat oleh konsumen. Berdasarkan hasil penelitian mengenai perlindungan konsumen yang
dituangkan penulis dalam skripsi ini, dapat dikatakan bahwa perlidungan konsumen yang diberikan dalam perjanjian pengikat jual beli rumah Perumahan
Setia Budi Indah cukup memadai, karena walaupun bersikap baku, PPJB perumahan White House Garden ini masih bersifat fleksibel, dimana calon
konsumen dapat mengajukan keberatan kepada klausul-klausul yang dianggap merugikan kepada pihak developer, dan kemudian bersama-sama bermusyawarah
untuk mencari jalan keluarnya. Jadi dapat diperjanjikan hal-hal yang menyimpang dari PPJB ini, walaupun biasanya perjanjian dilakukan dengan lisan karena
didasari oleh kepercayaan kepada masing-masing pihak untuk memenuhi janjinya,
Universitas Sumatera Utara
misalnya mengenai besarnya dan lamanya cicilan, denda keterlabatan dan sebagainya. Perjanian lisan ini dilakukan mengingat kebiasaan setempat yang
masih bersifat kekeluargaan, dan mudah percaya dan terutama berazaskan iktikad baik masing-masing pihak.
Namun, sayangnya, perjanjian lisan ini sering tidak dituangkan dalam bentuk tertulis yang pada nantinya mungkin dapat menjadi suatu alat pembuktian
bila salah satu pihak mengingkari janji. Dan merupakan hal yang sangat bagus mengingat bahwa sampai pada saat sekarang ini ZONA PROPERTY sebagai
pengembang yang berkompeten, tidak pernah digugat oleh konsumen.
B. Saran