Rasio Aktivitas Rasio Profitabilitas

dalam hutang lebih bisa ditoleransi daripada perusahaan yang memiliki catatan laba yang tidak stabil.

1.2.3 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas sering juga disebut sebagai rasio efisiensi atau rasio pemanfaatan aktiva. Rasio aktivitas activity ratio adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan berbagai aktivanya. Rasio aktivitas dapat diklasifikasikan menjadi rasio perputaran kas cash turnover, rasio perputaran piutang usaha account receivable turnover, perputaran persediaan inventory turnover, perputaran modal kerja working capital turnover, perputaran aktiva tetap fixed assets turnover, dan perputaran total aktiva total assets turnover.

1.2.4 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas disebut juga rasio kinerja operasi. Rasio profitabilitas atau kinerja operasi digunakan untuk mengevaluasi margin laba dari aktivitas operasi yang dilakukan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston 2006 : 107 “rasio profitabilitas profitability ratio akan menunjukkan efek dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang pada hasil operasi”. Rasio profitabilitas profitability ratio menurut Van Horne dan Wachowicz 2005 : 222 adalah “rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi”. Dari rasio profitabilitas dapat diketahui bagaimana tingkat profitabilitas perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan tingkat profitabilitas yang tinggi. Untuk dapat melangsungkan hidupnya, perusahaan harus berada dalam keadaan yang menguntungkan profitable. Apabila perusahaan berada dalam kondisi yang tidak menguntungkan, maka akan sulit bagi perusahaan untuk memperoleh pinjaman dari kreditor maupun investasi dari pihak luar. Dalam hubungannya dengan penjualan dan investasi, rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi margin laba kotor gross profit margin, margin laba operasi operating profit margin, margin laba sebelum pajak pretax profit margin, margin laba bersih net profit margin, return on assets atau return on investment, dan return on equity. Rasio profitabilitas yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah return on assets ROA dan return on equity ROE. 1.2.4.1 Return on Assets ROA Return on assets menurut Syamsuddin 2000 : 63 merupakan “pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan”. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan keuntungan. Rumus untuk menghitung return on assets adalah ROA = 100 Aktiva Total Pajak Setelah Bersih Laba x Rumus lain yang dapat digunakan untuk menghitung ROA adalah dengan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan persamaan Du Pont dapat dilihat lebih jelas bagaimana hubungan antara laba bersih dengan dengan total aktiva. Adapun persamaan Du Pont menurut Brigham dan Houston adalah ROA = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva = Aktiva Total Penjualan Penjualan Bersih Laba x Setiap perusahaan menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang rendah ditambah dan biaya bunga yang tinggi yang dikarenakan oleh penggunaan utangnya yang di atas rata-rata di mana keduanya telah menyebabkan laba bersih relatif rendah. Jika hasil perhitungan ROA suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15 persen berarti setiap seratus rupiah aktiva yang dimiliki perusahaan, perusahaan tersebut akan memperoleh keuntungan sebesar 15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya, maka hasil perhitungan ROA harus dibandingkan dengan rata-rata tingkat pengembalian industri atau rata-rata suku bunga pinjaman saat itu. Apabila hasil perhitungan menunjukkan bahwa ROA perusahaan tersebut lebih tinggi dari ROA rata-rata industri atau rata-rata suku bunga pinjaman berarti perusahaan memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi atas aktivanya. 1.2.4.2 Return on Equity ROE Para pemegang saham melakukan investasi untuk mendapatkan pengembalian atas investasi mereka. Rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perusahaan dalam memberikan pengembalian atas investasi para pemegang saham adalah return on equity ROE. Return on equity menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku pemegang saham, dan sering kali digunakan dalam membandingkan dua atau lebih perusahaan sebuah industri yang sama. Rasio ini juga menunjukkan kesuksesan manajemen perusahaan dalam dalam mengelola investasi untuk memberikan pengembalian kepada pemegang saham. Semakin tinggi ROE berarti semakin baik posisi manajemen dihadapan para pemegang saham. Menurut Simamora baik ROE maupun ROA memiliki kelemahan yaitu “rasio ini tidak mempertimbangkan nilai kini current value modal yang diinvestasikan karena laporan keuangan biasanya didasarkan pada biaya perolehan historis”. Rumus untuk menghitung return on equity ROE adalah ROE = 100 Saham Pemegang Ekuitas Pajak Setelah Bersih Laba x ROE juga dapat dihitung dengan menggunakan persamaan Du Pont. Dengan menggunakan rumus persamaan Du Pont dapat dilihat hubungan yang lebih jelas mengapa perusahaan dapat memberikan tingkat pengembalian yang lebih rendah atau lebih tinggi kepada pemegang saham. Adapun rumus untuk menghitung ROE dengan persamaan Du Pont adalah ROE = Margin Laba x Perputaran Total Aktiva x Pengganda Ekuitas ROE = Biasa Saham Ekuitas Aktiva Total Aktiva Total Penjualan Penjualan Bersih Laba x x Dari persamaan Du Pont terlihat jelas bagaimana hubungan antara margin laba, perputaran total aktiva, dan pengganda ekuitas dalam menentukan besarnya pengembalian atas investasi pemegang saham. Jika hasil perhitungan ROE suatu perusahaan sebesar 0,15 atau 15 persen berarti untuk setiap seratus rupiah investasi pemegang saham, perusahaan akan memberikan pengembalian atas investasi tersebut sebesar 15 rupiah. Untuk mengetahui apakah perusahaan memberikan tingkat pengembalian yang tinggi, hasil perhitungan harus dibandingkan dengan rata-rata tingkat suku bunga pinjaman saat itu. Bagi pemegang saham, untuk mengetahui apakah investasi mereka pada suatu perusahaan memuaskan, pemegang saham juga akan membandingkan rasio ini dengan investasi potensial lainnya yang tersedia bagi mereka.

1.3 Investment Opportunity Set IOS

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

6 65 94

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Leverage Dan Return Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

15 175 99

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Faktor Fundamental Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 57 88

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Teoritis 1.1 Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 10