Data Penelitian Pembahasan Hasil Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

1. Data Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah tahun 2007 sd 2009. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 37 perusahaan dan sampel yang digunakan dala penelitian ini adalah 24 perusahan dengan total data sampel yang digunaan sebanyak 72 data setiap variabelnya. Berikut ini merupakan statistik secara umum dari seluruh data yang digunakan: Tabel 4.1 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CR 72 -.10 17.60 3.3524 2.92560 ROA 72 .01 605.74 12.6550 71.45669 ROE 72 .14 77.64 17.3372 18.54786 MVBEBVE 72 .12 219.86 6.1353 26.13701 Perubahan Harga_Saham 72 -.75 31.33 .6676 3.75588 Valid N listwise 72 Sumber: lampiran iii Variabel current ratio CR memiliki nilai minimum -0.10, nilai maksimum 17.60, nilai mean nilai rata-rata 3.3524 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 2.92560. Variabel return on asset ROA memiliki nilai minimum 0.01, nilai maksimum 605.74 dan mean nilai rata-rata 12.6550 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 71.45669. Variabel return on equity ROE memiliki nilai minimum 0.14, nilai maksimum 77.64 dan mean nilai rata-rata 17.3372 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 18.54786. Variabel investment opportunity set MVBEBVE memiliki nilai minimum 0.12, nilai maksimum 219.86 dan mean nilai rata-rata 26.13701 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 0.061. Variabel perubahan harga saham memiliki nilai minimum -0.75, nilai maksimum 31.33 dan mean nilai rata-rata 0.6676 dan standart deviation simpangan baku variabel ini adalah 3.75588.

2. Pengujian Asumsi Klasik

Analisa dilakukan dengan metode analisa regresi berganda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, peneliti akan melakukan uji asumsi klasik. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi data yang digunakan dalam penelitian sudah normal, serta bebas dari gejala multikolinearitas, heteroskesdastisitas serta autokorelasi. Menurut Ghozali 2005:123 asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah:  berdistribusi normal,  non-multikolinearitas, artinya antara variabel independen dalam model regresi tidak memiliki korelasi atau hubungan secara sempurna ataupun mendekati sempurna,  non-Autokorelasi, artinya kesalahan pengganggu dalam model regresi tidak saling korelasi,  homoskedasitas, artinya variance variabel independen dari satu pengamatan kepengamatan yang lain adalah konstan atau sama.

2.1 Hasil Uji Normalitas

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Adapun uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara yaitu analisis garfik dan statistik.

2.1.1 Analisis Grafik

Analisis grafik dapat digunakan dengan dua alat, yaitu grafik histogram dan grafik P-P Plot. Data yang baik adalah data yang memiliki pola distribusi normal. Pada grafik histogram, data yang mengikuti atau mendekati distribusi normal adalah distribusi data dengan bentuk lonceng. Pada grafik P-P Plot, sebuah data dikatakan berdistribusi normal apabila titik-titik datanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan, melainkan menyebar di sekitar garis diagonal. Berikut hasil uji normalitas dengan menggunakan analisis grafik. Gambar 4.1 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv Gambar 4.2 Uji Normalitas Sumber: Lampiran iv Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan menceng ke kiri yang menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Pada grafik P-P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi menyalahi asumsi normalitas. 2.1.2 Uji Statistik Pengujian normalitas data dengan hanya melihat grafik dapat menyesatkan kalau tidak melihat secara seksama, sehingga kita perlu melakukan uji normalitas data dengan menggunakan statistik agar lebih meyakinkan. Untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal, maka dilakukan uji Kolmogorov- Smirnov 1 sample KS dengan melihat data residualnya apakah berdistribusi normal atau tidak. Jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 maka data tersebut terdistribusi normal. Jika nilai signifikansinya lebih kecil dari 0,05 maka distribusi data adalah tidak normal. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.2 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 72 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 3.57652154 Most Extreme Differences Absolute .307 Positive .307 Negative -.215 Kolmogorov-Smirnov Z 2.607 Asymp. Sig. 2-tailed .000 a. Test distribution is Normal. Sumber: Lampiran iv Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0.000. Dengan demikian, data pada penelitian ini tidak berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.000 0,05. Pada pengujian normalitas dengan analisis statistik dapat ketahui bahwa data yang digunakan oleh penulis tidak berdistribusi normal sehingga data ini tidak dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode transformasi data untuk menormalkan data penelitian. Menurut Gozali 2005:32, data yang tidak terdistribusi secara normal dapat ditransformasi agar menjadi normal. Salah satu trasformasi data yang dapat dilakukan adalah dengan mentransformasikan data ke LG10 atau logaritma 10 atau LN. Hasil transformasi data dapat dilihat pada lampiran vii. Setelah dilakukan transformasi, penulis melakukan pengujian ulang terhadap uji normalitas untuk melihat kembali apakah data penelitian ini telah berdistribusi normal atau tidak. Hasil pengujian normalitas setelah transformasi dapat dilihat sebagai berikut.

2.1.3 Analisis Grafik

Gambar 4.3 Uji Normalitas Sumber: Lampiran vi Gambar 4.4 Uji Normalitas Sumber: Lampiran vi Dengan melihat tampilan grafik histogram, kita dapat melihat bahwa gambarnya telah berbentuk lonceng dan tidak menceng ke kanan atau ke kiri yang menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Pada grafik P- P Plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan tidak jauh dari garis diagonal. Kedua grafik tersebut menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.

2.1.4 Uji Statistik

Tabel 4.3 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 43 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.37485763 Most Extreme Differences Absolute .101 Positive .074 Negative -.101 Kolmogorov-Smirnov Z .664 Asymp. Sig. 2-tailed .771 a. Test distribution is Normal. Sumber: Lampiran vi Hasil uji Kolmogorov-Smirnov pada penelitian ini menujukkan probabilitas = 0.661. Dengan demikian, data pada penelitian ini berdistribusi normal dan dapat digunakan untuk melakukan uji hipotesis karena 0.771 0,05.

2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu periode pengamatan ke periode yang lain. Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik scatterplott yang dihasilkan dari pengolahan data menggunakan program SPSS 16. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: 2.2.1 Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. 2.2.2 Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik menyebar dibawah angka 0 dan y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan dengan mengamati pola tertentu pada grafik scatterplot, dimana bila ada titik – titik yang menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y serta tidak membentuk pola maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Gambar 4.5 Uji Heteroskedastisitas scatterplot Sumber: Lampiran vii Pada gambar 4.5 tentang grafik scatterplot diatas terlihat titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuh pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu y. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

2.3 Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1 sebelumnya. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Masalah autokorelasi umumnya terjadi pada regresi yang datanya time series. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi dapat dilakukan dengan menggunakan uji Durbin Watson. Mengacu kepada pendapat Sunyoto 2009:91, Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut: 2.3.1 angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif,, 2.3.2 angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 2.3.3 angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif. Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .428 a .183 .097 1.44541 1.130 a. Predictors: Constant, LN_MVBEBVE, LN_ROA, LN_CR, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber: Lampiran viii Tabel 4.4 memperlihatkan nilai statistik D-W sebesar 1.130 Angka ini terletak di antara -2 sampai +2, dari pengamatan ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam penelitian ini.

2.4 Uji Multikolinearitas

Pengujian bertujuan mengetahui ada tidaknya multikolinearitas antar variabel – variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Deteksi dilakukan dengan melihat nilai VIF Variable Inflation Factor dan toleransi. Untuk melihat ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawannya, dan variance inflation factor VIF Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi, nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi karena VIF=1tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai tolerance 0.01 atau sama dengan VIF10. Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Unstandardiz ed Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.608 .543 - 1.119 .270 LN_CR -.362 .241 -.223 - 1.500 .142 .971 1.030 LN_ROA -.145 .084 -.260 - 1.730 .092 .949 1.054 LN_ROE -.186 .201 -.158 -.928 .359 .745 1.343 LN_MVBE BVE .232 .184 .212 1.266 .213 .764 1.309 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber: Lampiran ix Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa tidak ada satupun variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan tidak ada yang memiliki tolerance value lebih kecil dari 0,1. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian ini bebas dari adanya multikolinearitas. Dari hasil uji ini maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas yang dipakai dalam penelitian ini lolos uji gejala multikolinearitas.

3. Pengujian Hipotesis

3.1 Uji Koefisien Determinasi

Nilai yang digunakan untuk melihat uji koefisien determinasi adalah nilai Adjusted R 2 yang pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Dalam hal ini adjusted R 2 digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel rasio keuangan dan investment opportunity set terhadap perubahan harga saham. Adjusted R 2 dianggap lebih baik dari R 2 karena nilai adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan kedalam model. Tabel 4.6 Adjusted R 2 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .428 a .183 .097 1.44541 a. Predictors: Constant, LN_MVBEBVE, LN_ROA, LN_CR, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber: Lampiran x Besarnya Adjusted R 2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 0.097. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE terhadap perubahan harga saham adalah sebesar 9,7. Sedangkan sisanya sebesar 90.3 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

3.2 Uji Signifikan Simultan Uji F

Siginifikansi model regresi secara simultan diuji dengan melihat perbandingan antara F-tabel dan F-hitung. Selain itu akan diihat nilai signifikansi sig, dimana jika nilai sig dibawah dibawah 0,05 maka variabel independen dinyatakan berpengaruh terhadap variabel dependen. Uji F digunakan untuk menguji hubungan regresi antar variabel dependen dengan seperangkat variabel independent. Hipotesa untuk uji F adalah sebagai berikut: H : Tidak ada pengaruh antara variabel return current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE secara bersamaan terhadap perubahan harga saham, H a : Ada pengaruh antara variabel return current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE secara bersamaan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan Uji F maka dapat diambil kesimpulan: 3.2.1 bila nilai P-value dari F ≥ α = 5 maka H o 3.2.2 jika nilai P-value dari F α = 5 maka Ho= ditolak dan Ha= diterima, artinya secara serempak semua variabel independen Xi berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. = diterima dan Ha = ditolak, artinya secara serempak semua variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen, Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 17.763 4 4.441 2.126 .097 a Residual 79.390 38 2.089 Total 97.153 42 a. Predictors: Constant, LN_MVBEBVE, LN_ROA, LN_CR, LN_ROE b. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber: Lampiran x Dari hasil pengujian tersebut secara keseluruhan dapat diperoleh hasil seperti pada tabel 4.6 bahwa nila P-value dari F atau tingkat signifikasi adalah sebesar 0.097 α = 5. Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa H o diterima Ha ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Dengan demikian tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel- variabel current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE terhadap perubahan harga saham.

3.3 Uji Signifikan Parsial Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial individu. Dalam uji t digunakan hipotesis sebagai berikut: H :b 1 ,b 2 ,b 3, b 4 = 0, artinya current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. H a : b 1 ,b 2 ,b 3, b 4 = o, artinya current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Uji t ini dilakukan dengan membandingkan nilai p-value dari t dengan α. Kesimpulan yang dapat diambil dari uji t ini adalah: 3.3.1 bila nilai P value dari t masing-masing variabel independen ≥ α = 5, maka Ho: bi = 0 diterima dan Ha: bi ≠ 0 ditolak, artinya secara individual variabel independen Xi tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. 3.3.2 sebaliknya bila P value dari t masing-masing variabel independen α maka Ho: bi = 0 ditolak dan Ha: bi ≠ 0 diterima, artinya secara individual masing-masing variabel independen Xi berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .608 .543 1.119 .270 LN_CR .362 .241 -.223 1.500 .142 LN_ROA .145 .084 -.260 1.730 .092 LN_ROE .186 .201 -.158 .928 .359 LN_MVBEB VE .232 .184 .212 1.266 .213 a. Dependent Variable: LN_Harga_Saham Sumber: Lampiran x Dari tabel 4.8 diatas dapat diperoleh model persamaan regresi berganda Perubahan Harga Saham= 0.608+ 0.362 CR + 0.145 ROA+ 0.186 ROE +0.232 MVBEBVE Keterangan:

a. Nilai konstanta adalah 0.608 artinya jika current ratio CR, return on

asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE bernilai 0, maka perubahan harga saham akan meningkat sebesar 0.608,

b. Nilai koefisien current ratio CR adalah 0.362 artinya setiap kenaikan

current ratio CR akan meningkatkan perubahan saham sebesar 0.362,

c. Nilai koefisien return on asset ROA adalah 0.145 artinya setiap

kenaikan return on asset ROA akan meningkatkan perubahan saham sebesar 0.145,

d. Nilai koefisien return on equity ROE adalah 0.186 artinya setiap

kenaikan nilai return on equity ROE akan meningkatkan perubahan saham sebesar 0.186,

e. Nilai konstanta investment opportunity set MVBEBVE adalah 0.232

artinya setiap kenaikan nilai investment opportunity set MVBEBVE akan meningkatkan perubahan saham sebesar 0.232. Dari hasil pengujian diatas akan dijelaskan pengaruh variabel independen secara satu persatu parsial. a. Pengaruh current ratio CR terhadap tingkat perubahan harga saham. Hasil analisis uji t untuk variabel current ratio CR menunjukkan nilai t sebesar 1.500 dengan signifikansi sebesar 0.142, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P 0.05. Hal ini berarti bahwa current ratio CR secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. b. Pengaruh return on asset ROA terhadap tingkat perubahan harga saham Hasil analisis uji t untuk variabel return on asset ROA menunjukkan nilai t sebesar 1.730 dengan signifikansi sebesar 0.092, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel return on asset ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia c. Pengaruh return on equity ROE terhadap perubahan harga saham Hasil analisis uji t untuk variabel return on equity ROE menunjukkan nilai t sebesar 0.928 dengan signifikansi sebesar 0.359, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel return on equity ROE secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia d. Pengaruh investment opportunity set MVBEBVE terhadap perubahan harga saham Hasil analisis uji t untuk variabel investment opportunity set MVBEBVE menunjukkan nilai t sebesar 1.266 dengan signifikansi sebesar 0.213, signifikansi t lebih besar dari 0.05 P0.05. Hal ini berarti bahwa variabel investment opportunity set MVBEBVE secara parsial tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah rasio keuangan dan Investment Opportunity Set IOS berpengaruh terhadap harga saham baik secara simultan maupun parsial pada perusahaan dalam industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE dan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan harga saham. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009 dimana jumlah populasi yang digunakan adalah sebanyak 37 perusahaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling dimana jumlah amatan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 72 24x 3 tahun. Pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji asumsi klasik normalitas, heteroskedastisitas, autokorelasi dan multikolinearitas dan uji hipotesis uji t, uji F dan uji determinasi. Berdasarkan hasil uji besarnya adjusted R 2 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan SPSS 16 diperoleh sebesar 0.473. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE adalah sebesar 9.7 . Sedangkan sisanya sebesar 90.3 adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil uji simultan diperoleh kesimpulan current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi dan Rudi Setiawan 2003 namun tidak sejalan dengan penelitian Dipo Satria Alam 2008. Return on asset ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi dan Rudi Setiawan 2003 dan Sasongko dan Wulandari 2003. Return on equity ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi dan Rudi Setiawan 2003, dan Halim 2007 namun tidak sejalan dengan penelitian Dipo Satria Alam 2008. Investment opportunity set MVBEBVE tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sasongko dan Wulandari 2003.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.1 Variabel current ratio CR, return on asset ROA, return on equity ROE dan investment opportunity set MVBEBVE secara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi dan Rudi Setiawan 2003, Sasongko dan Wulandari 2003, Halim 2007 namun tidak sejalan dengan penelitian Dipo Satria Alam 2008 1.2 Variabel current ratio CR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi namun tidak sejalan dengan penelitian Dipo Satria Alam 2008 1.3 Variabel return on asset ROA secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Susi dan Rudi Setiawan 2003 dan Sasongko dan Wulandari 2003 1.4 Variabel return on equity ROE secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Penelitian ini sejalan

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage, Free Cash Flow dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013

6 65 94

Pengaruh Investment Opportunity Set Berbasis Pada Harga Saham Terhadap Real Growth Perusahaan Properti Dan Real Estate Di Bursa Efek Indonesia

1 81 115

Pengaruh Kemampulabaan Dan Invesment Opportunity Set Serta Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 37 96

Pengaruh Investment Opportunity Set Terhadap Leverage Dan Return Saham Lq 45 Di Bursa Efek Indonesia

15 175 99

Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Investment Opportunity Set, Free Cash Flow, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

1 46 91

Pengaruh Investment Opportunity Set dan Profitabilitas terhadap Return Saham dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 59 170

Pengaruh Faktor Fundamental Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Emiten Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia

1 57 88

Pengaruh Profitability dan Investment Opportunity Set Terhadap Cash Dividend Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013

1 49 103

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Tinjauan Teoritis 1.1 Pengertian Rasio Keuangan - Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah - Pengaruh Rasio Keuangan Dan Investment Opportunity Set (IOS) Terhadap Harga Saham Pada Industri Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 3 10