15
2.3.1 Jenis Agregat
Agregat menurut asal kejadiannya dapat dibagi menjadi 3 jenis : 1. Batuan Beku igneous rock. Batuan yang berasal dari magma yang mendingin
dan membeku. Dibedakan atas batuan beku luar dan batuan beku dalam. 2. Batuan Sedimen. Berasal dari campuran partikel mineral, sisa hewan dan
tanaman. Pada umumnya merupakan lapisan-lapisan pada kulit bumi, hasil endapan di danau, laut dan sebagainya.
3. Batuan Metamorfik. Berasal dari batuan sedimen ataupun batuan beku yang mengalami proses perubahan bentuk akibat adanya perubahan tekanan dan
temperatur dari kulit bumi. Agregat menurut proses pengolahannya dapat dibagi atas 3 jenis :
1. Agregat Alam. Agregat yang dapat dipergunakan sebagaimana bentuknya di alam atau dengan sedikit proses pengolahan. Agregat ini terbentuk melalui proses erosi
dan degradasi. 2. Agregat melalui proses pengolahan. Digunung-gunung atau dibukit-bukit, dan
sungai-sungai sering ditemui agregat yang masih berbentuk batu gunung, dan ukuran yang besar-besar sehingga diperlukan proses pengolahan terlebih dahulu
sebelum dapat digunakan sebagai agregat konstruksi jalan. 3. Agregat Buatan. Agregat yang merupakan mineral fillerpengisi partikel dengan
ukuran 0,075 mm, diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen atau mesin pemecah batu.
Agregat, berdasarkan ukuran butirannya dapat dibagi atas 3 bagian menurut The Asphalt Institut, 1993, dalam Manual Series No. 2 MS-2 :
1. Agregat Kasar, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 8 2,36 mm
2. Agregat Halus, adalah agregat dengan ukuran butiran lebih halus dari saringan No.8 2,36 mm.
3. Bahan Pengisi filler, adalah bagian dari agregat halus yang minimum 75 lolos saringan no. 30 0,06 mm.
Universitas Sumatera Utara
16
2.3.2 Agregat Pasir Pasir adalah bahan batuan halus yang terdiri dari butiran sebesar 0,14 - 5 mm
didapat dari hasil disintegrasi batu alam natural sand atau dapat juga pemecahanya artifical sand, dari kondisi pembentukan tempat terjadinya pasir alam dapat
dibedakan atas : pasir galian, pasir sungai, pasir laut yaitu bukit-bukit pasir yang
dibawa ke pantai Setyono, 2003.
Pasir merupakan agregat halus yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran aspal beton. Agregat ini menempati kurang lebih 70 dari volume aspal,
sehingga akan sangat berpengaruh terhadap kekuatannya Setyawan, 2006. 2.4
Divenil Benzena DVB
Divenil benzena berubah-ubah secara ekstrim zat crosslinking ikat silang yang sangat baik dan juga meningkatkan sifat-sifat polimer. Sebagai contoh, divenil
benzena banyak digunakan pada pabrik adesif, plastik, elastromer, keramik, material biologis, mantel, katalis, membran, peralatan farmasi, khususnya polimer dan resin
penukar ion. Rumus molekul divenil benzena C
10
H
10
, titik didih 195
o
C, tidak larut dalam air dan larut dalam etanol dan eter dan titik nyala 76
o
C. ketika bereaksi bersama- sama dengan stirena, divenil benzena memiliki struktur kimia seperti pada Gambar
2.6. Divenil benzena dapat digunakan sebagai monomer reaktif dalam resin polyester. Stiren dan divenil benzena bereaksi secara bersama-sama menghasilkan kopolimer
stirena divenil benzena James, 2005.
Gambar 2.6 Struktur Divenil Benzena
Universitas Sumatera Utara
17
2.5 Dikumil Peroksida DCP