Uji Serapan Air Water Absorption Pengujian Sifat Biodegradabilitas

menggambarkan struktur permukaan spesimen. Selanjutnya gambar di monitor dapat dipotret dengan menggunakan film hitam putih atau dapat pula direkam ke dalam suatu disket. Sampel yang dianalisa dengan teknik ini harus mempunyai permukaan dengan konduktivitas tinggi. Karena polimer mempunyai kondiktivitas rendah maka bahan perlu dilapisi dengan bahan konduktor bahan pengantar yang tipis. Bahan yang biasa digunakan adalah perak, tetapi juga dianalisa dalam waktu yang lama, lebih baik digunakan emas atas campuran emas dan palladium Rusdi Rafli, 2008.

2.5.5 Uji Serapan Air Water Absorption

Pengujian serapan air didefinisikan: 1 Jumlah air yang diserap oleh material komposit ketika direndam dalam air untuk jangka waktu ditetapkan. 2 Rasio berat air yang diserap oleh material, dengan berat bahan kering. Semua bahan polimer organik akan menyerap air sampai batas tertentu yang mengakibatkan pembengkakan, melarutkan, pencucian, plastisizing dan atau hidrolisis, peristiwa yang dapat menyebabkan perubahan warna, kehilangan sifat mekanik dan listrik, resistensi yang lebih rendah terhadap panas dan cuaca dan tekanan yang menakibatkan keretakan http:composite.about.comlibraryglossarywbldef- w6012.htm, diunduh 5mei 2011. Penyerapan air digunakan untuk menentukan jumlah air yang diserap dalam kondisi tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyerapan air meliputi: 1. Jenis plastik 2. Aditif yang digunakan 3. Temperatur dan lamanya paparan. Penyerapan air dinyatakan sebagai peningkatan persen berat. Rumusnya adalah sebagai berikut : Persen Penyerapan air = [ Basah berat - berat kering berat kering] x 100 http:www.plastribution.co.uk, diunduh April 2011. Universitas Sumatera Utara

2.5.6 Pengujian Sifat Biodegradabilitas

Beberapa simulasi di laboratorium digunakan untuk mengukur biodegradasi. Degradasi dilakukan di kompos, tanah atau air laut, dalam sebuah reaktor terkontrol. Walaupun lingkungannya sangat berbeda dengan kondisi uji di lapangan, parameter eksternal temperatur, pH, kelembaban, dll dapat dikontrol dan ditentukan, dan peralatan analitik dapat difungsikan lebih baik misalnya analisis residu dan intermediat, penentuan evaluasi CO 2 atau konsumsi O 2 . Untuk mengurangi waktu pengujian penambahan nutrisi dapat meningkatkan aktivitas mikroba dan mempercepat degradasi Pagga, 1998 Prosedur analitik untuk mengamati biodegradasi antara lain dengan : pengamatan visual, perubahan sifat mekanik dan massa molar, pengukuran pengurangan berat penentuan polimer residu, konsumsi O 2 perubahan CO 2 , penentuan biogas, pelabelan radio aktif, pembentukan daerah nyata pada cawan agar, pengukuran DOC, penurunan densitas optik, penurunan ukuran partikel, dan penentuan asam bebas. Standarisasi uji biodegradasi terbagi berdasarkan lingkungan uji yakni: a. Pengujian kompos b. Pengujian biodegradasi anaerobik c. Pengujian biodegradasi di tanah Metode skrining mikroorganisme dan zona terang clear zone diaplikasikan untuk mengetahui penyebaran mikroorganisme pengurai polimer plastik dan perbandingannya terhadap jumlah total mikroorganisme Müller, 2005. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Bahan

1. Selulosa asetat dari tandan kosong kelapa sawit hasil sintesis Pusat Penelitian Kelapa Sawit PPKS 2. Selulosa asetat komersial asetil 38,9, BM 30.000 gmol 3. Kalium Hidroksida p.a 4. Asam klorida 37 5. Diklorometan p.a 6. Etanol p.a 7. Xilen p.a 8. Polipropilen 9. Dinatrium tetraborat p.a 10. Larutan Indikator phenolftalein 11. Larutan Indikator metil merah

3.2 Alat

1. Alat – alat gelas pyrex 2. Pendingin bola schott Gen Mainz 3. Hotplate stirrer IKA RET Basic C 4. Magnetic stirrer 5. Neraca analitis ohaus 6. Seperangkat alat FT-IR BRUKER 7. Seperangkat alat SEM 8. Seperangkat alat DTA 9. Seperangkat alat uji tarik 10. Cawan porselin Universitas Sumatera Utara