komponen kesegaran jasmani, pada murid perempuan dapat lebih baik daripada murid laki-laki.
5.3. Hubungan Tipe Tubuh dengan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil analisis dengan uji Chi-Square bahwa murid-murid yang memiliki tipe tubuh ektomorp dan tipe endomorp sebagian besar memiliki kesegaran
jasmani kurang. Uji statistik dilakukan dengan uji Chi-Square, namun karena adanya expected count pada tabel 2 x 2 yang kurang dari 5, maka nilai p dilihat pada Exact
Fisher. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara tipe tubuh dengan kesegaran jasmani, dengan taraf signifikan p = 0,614 p 0,05.
Penelitian tidak sejalan dengan pendapat Sutarman 1994, yang menyatakan seseorang yang memiliki tipe endomorp cenderung memiliki jaringan
lemak yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tipe ektomorp. Seseorang dengan tipe tubuh endomorp akan memiliki kesegaran jasmani yang lebih kecil dibandingkan
dengan orang yang memiliki tipe tubuh ektomorp. Penelitian ini tidak sejalan karena murid dengan tipe tubuh endomorp lebih
banyak yang melakukan olah raga sehingga kesegaran jasmaninya lebih baik dari murid dengan tipe tubuh ektomorp.
5.4. Hubungan Olah Raga dengan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa murid-murid yang jarang melakukan olah raga sebagian besar memiliki kesegaran jasmani yang kurang. Hasil
uji statistik dengan Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat tidak ada hubungan
Universitas Sumatera Utara
antara olah raga dengan kesegaran jasmani, dengan taraf signifikan p = 0,628 p 0,05.
Penelitian tidak sejalan dengan pendapat Sutarman 1994, aktivitas fisik mempengaruhi semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang teratur dapat
meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, yang merupakan komponen kesegaran jasmani, dan mengurangi lemak tubuh.
5.5. Hubungan Perilaku Merokok dengan Kesegaran Jasmani
Berdasarkan hasil analisis dapat dilihat bahwa semua murid yang merokok memiliki kesegaran jasmani kurang sedangkan murid yang tidak merokok hanya
sedikit yang memiliki kesegaran jasmani yang sedang. Hasil uji statistik dengan Chi- Square, namun karena adanya expected count pada tabel 2 x 2 yang kurang dari 5
maka nilai p dilihat pada Exact Fisher. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku merokok dengan kesegaran jasmani, dengan taraf signifikan
p = 0,506 p 0,05. Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Sutarman 1994, kebiasaan
merokok terutama berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskuler, yang merupakan komponen kesegaran jasmani. Pada asap tembakau terdapat 4 karbon monoksida
CO. Daya ikat CO pada haemoglobin sebesar 200-300 kali lebih kuat daripada oksigen. Adanya ikatan CO pada haemoglobin akan menghambat pengangkutan
oksigen ke jaringan tubuh yang memerlukannya. Bila seseorang merokok 10-12 batang sehari, di dalam haemoglobin mengandung 4,9 CO maka kadar oksigen
yang diedarkan ke jaringan akan menurun sekitar 5.
Universitas Sumatera Utara
Penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat Sutarman karena banyak murid yang tidak merokok jarang melakukan olah raga untuk meningkatkan daya tahan
kardiovaskuler, yang merupakan komponen kesegaran jasmani.
5.6. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Kesegaran Jasmani