Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Tes kesegaran jasmani ini dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan pada tingkat SLTA. Tes yang dilakukan antara lain: stardle chins, squast thrust, push up dan vertical jump Suntoda, 2000. 5. Tes Lari 2,4 Km Tes kesegaran jasmani ini dapat dapat dilakukan oleh anak laki-laki dan perempuan pada tingkat SMP. Tata cara melakukan tes lari 2,4 km yaitu : Sutarman, 1994 1. Tentukan jarak 2,4 km pada jalur yang akan digunakan dalam tes. 2. Peserta berdiri di belakang garis awal start. 3. Gerakan: a. Pada aba-aba “siap” peserta mengambil posisi sikap start berdiri untuk siap lari. b. Pada aba-aba “ya” peserta lari secepat mungkin menuju garis finish sejauh 2,4 km. 4. Gunakan stopwatch untuk menghitung waktu yang dibutuhkan peserta untuk menempuh jarak 2,4 km.

2.3.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani

Menurut Karim 2002 ada lima faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani, antara lain : 1. Umur Umur mempengaruhi hampir semua komponen kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani anak-anak meningkat sampai mencapai maksimal pada usia 25-30 tahun, kemudian akan terjadi penurunan kapasitas fungsional dari seluruh tubuh, kira- Universitas Sumatera Utara kira sebesar 0,8-1 per tahun, tetapi bila rajin berolahraga penurunan ini dapat dikurangi sampai separuhnya Karim, 2002. Umur berpengaruh pada daya tahan kardiovaskuler, hal ini dapat dilihat pada daya tahan kardiovaskuler akan meningkat dan mencapai maksimal pada usia 20-30 tahun. Daya tahan tersebut akan menurun sejalan bertambahnya usia. Umur juga berpengaruh pada kelenturan dan komposisi tubuh karena menurunnya daya elastisitas otot, yang disebabkan oleh berkurangnya aktifitas dan pengapuran pada usia tua Sutarman, 1994. 2. Jenis Kelamin Sampai pubertas biasanya kesegaran jasmani anak laki-laki hampir sama dengan anak perempuan, tapi setelah pubertas anak-anak laki-laki biasanya mempunyai perbedaan yang jauh lebih besar. Perbedaan ini terlihat mutlak pada perbedaan kekuatan otot. Peningkatan kekuatan otot pria dan wanita sama sampai usia 12 tahun, selanjutnya setelah usia pubertas pria lebih banyak peningkatannya. Kekuatan otot yang maksimal dicapai pada usia 25 tahun yang secara perlahan-lahan akan menurun dan pada usia 65 tahun kekuatan otot hanya tinggal 65-70 dari yang dimiliki sewaktu berusia 20-25 tahun. Pada pria, kekuatan genggaman otot tangan menurun 20 dan pada wanita menurun 30. Penurunan dipengaruhi kegiatan fisik individu Sutarman, 1994. 3. Tipe Tubuh Tipe tubuh merupakan salah satu faktor genetik yang mempengaruhi kesegaran jasmani. Seseorang yang mempunyai tipe endomorp bentuk tubuh bulat Universitas Sumatera Utara dan pendek cenderung memiliki jaringan lemak yang lebih banyak bila dibandingkan dengan tipe ektomorp bentuk tubuh kurus dan tinggi. Seseorang yang mempunyai tipe ektomorp akan mempunyai kesegaran jasmani lebih baik daripada yang mempunyai tipe tubuh endomorp Sutarman, 1994. 4. Makanan Makanan dan gizi sangat berpengaruh pada tubuh manusia karena makanan yang telah dimakan akan diproses untuk dijadikan kalori sebagai sumber zat tenaga dan zat pembangun yang dibutuhkan tubuh. Daya tahan yang tinggi bila mengkonsumsi tinggi karbohidrat 60-70 . Diet tinggi protein terutama untuk memperbesar otot dan untuk olah raga yang memerlukan kekuatan otot yang besar Karim, 2002. Berdasarkan hasil penelitian Ambler C, dkk.2010 bahwa ada hubungan kesegaran jasmani dengan asupan energi. 5. Aktifitas Fisik Aktifitas fisik juga berpengaruh dalam semua komponen kesegaran jasmani. Latihan yang secara teratur atau olah raga akan meningkatkan daya tahan kardiovaskuler, yang merupakan salah satu komponen kesegaran jasmani, dan dapat mengurangi lemak dalam tubuh Sutarman, 1994. 6. Perilaku Merokok Kebiasaan merokok terutama berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskuler. Daya tahan kardiovaskuler merupakan salah satu kompenen kesegaran jasmani. Kadar CO yang terhisap akan mengurangi nilai VO2 maks, yang berpengaruh terhadap daya tahan kardiovaskuler semakin menurun. Selain itu Universitas Sumatera Utara menurut penelitian Perkins dan Sexton, nicotine yang ada, dapat memperbesar pengeluaran energi dan mengurangi nafsu makan Sutarman, 1994.

2.4. Hubungan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Kesegaran Jasmani

Dokumen yang terkait

Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Kebiasaan Sarapan pada Pekerja Kurir Pengiriman Barang JNE di Kota Medan Tahun 2015

2 66 127

Hubungan Kebiasaan Olahraga dengan Dismenore pada Siswi SMA Santo Thomas 1 Medan Tahun 2011/2012.

7 81 74

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI SARAPAN PAGI DENGAN KEBUGARAN JASMANI SISWI KELAS VII DI SMP NEGERI 26 SEMARANG TAHUN AJARAN 2011 2012

2 16 94

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar.

2 6 12

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN SARAPAN PAGI DAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Antara Kebiasaan Sarapan Pagi Dan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar.

0 3 11

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DAN STATUS GIZI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWI Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dan Status Gizi Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswi Di Pondok Madrasah Aliyah Al – Manshur Tegalgondo, Klaten.

0 3 19

HUBUNGAN KUALITAS KEBUGARAN JASMANI DAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK SEKOLAH DASAR Hubungan Kualitas Kebugaran Jasmani Dan Kebiasaan Sarapan Pagi Dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar SD Muhammadiyah 10 Tipes Surakarta.

2 3 17

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SD NEGERI Hubungan Antara Kebiasaan Makan Pagi Dengan Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Siswa SD Negeri Di Kelurahan Trangsan Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo.

0 1 15

HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN KESEGARAN JASMANI

0 1 102

34 HUBUNGAN KEBIASAAN SARAPAN PAGI DENGAN TINGKAT KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

0 3 6