Dengan luas wilayah Labuhanbatu Utara sekitar 3.545,80 km
2
yang didiami oleh 331.660 jiwa, maka rata-rata kepadatan penduduk Labuhanbatu Utara adalah
sebanyak 94 jiwakm2. Kecamatan yang paling tinggi kepadatan penduduknya adalah Kecamatan Kualuh Selatan yakni sebanyak 164 jiwakm
2
sedangkan yang paling rendah adalah Kecamatan Aek Natas yakni sebanyak 49 jiwakm
2
www.labuhanbatuutarakab.go.id.
4.4 Deskripsi Responden
Dengan kuisioner yang telah disebarkan oleh penulis, maka jawaban dari responden dapat memberikan informasi terhadap kondisi petani kelapa sawit yang
ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai berikut :
4.4.1 Hubungan Antara Usia Responden dengan Lama Bertani
Tabel 4.2 Usia Responden
Usia Tahun Jumlah
Persentase
20-30 1
3.3 31-40
7 23.33
41-50 10
33.33 51-60
11 36.33
61-75 1
3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.2, responden yang menerima pinjaman kredit dapat dilihat bahwa responden paling banyak berusia antara 51 – 60 tahun
sebanyak 11 responden 36,33, kemudian antara usia 41 – 50 tahun 33,33, sedangkan yang paling sedikit adalah antara usia 20 – 30 tahun dan 61 – 75 tahun
3,33.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.3 Lama Bertani Kelapa Sawit
Lama Bertani Tahun Jumlah
Persentase
0 - 6 13
43.33 7 - 12
12 40.00
13 - 18 4
13.33 19 - 28
1 3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.3, responden yang menerima pinjaman kredit dapat dilihat bahwa responden paing banyak dengan lama bertani antara 0 –
6 tahun sebanyak 13 responden 43,33, kemudian antara 7 – 12 tahun sebanyak 12 responden, dan responden yang paling sedikit dengan lama bertani
19 - 28 tahun hanya 1 responden 3,33.
Tabel 4.4 Hubungan Antara Usia Responden dengan Lama Bertani
Usia Tahun Lama Bertani Tahun
0 – 6 7 – 12
13 – 18 19 – 28
Jumlah Responden
20 – 30 1
1 31 – 40
3 3
1 7
41 – 50 6
3 1
10 51 – 60
3 6
2 11
61 – 75 1
1
Jumlah Responden 13
12 4
1 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden paling banyak berada diantara usia 51 - 60 tahun dengan lama bertani antara 7 - 12 tahun, kemudian diantara usia
41 - 50 tahun dengan lama bertani antara 0 - 6 tahun, kemudian antara usia 31 - 40 tahun dengan lama bertani anatara 0 – 6 tahun, kemudian responden yang paling
Universitas Sumatera Utara
sedikit diantara usia 61 - 75 tahun dengan lama bertani antara 19 - 28 tahun hanya 1 responden tetapi 1 responden inilah paling lama bertani dari 30 responden.
Dalam hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara usia petani dengan lama bertani. Maka dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit di
Kabupaten Labuhanbatu Utara sudah dijalankan sejak usia mereka masih muda, petani tersebut tidak mengganti profesinya sebagai petani kelapa sawit hingga saat
ini.
4.4.2 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Hasil Produksi
Tabel 4.5 Luas Lahan Petani Kelapa Sawit Ha
Frekuensi Jumlah
Persentase
1 – 6 13
43.33 7 – 13
10 33.33
14 – 19 3
10 20 – 26
3 10
27 – 40 1
3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa responden paling banyak memiliki luas lahan antara 1 – 6 Ha sebanyak 13 responden 43,33,
sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi luas lahannya 27 – 40 Ha hanya ada 1 responden saja 33,3 dan merupakan responden yang
memiliki luas lahan yang terluas dari 30 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden yang menerima pinjaman kredit pertanian mulai dari luas lahan terkecil
sampai luas lahannya yang sudah memadai untuk dikelola dengan menggunakan pinjaman kredit.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.6 Hasil Produksi Kelapa Sawit Ton bulan
Hasil Produksi Jumlah
Persentase
0 – 5 15
50.00 6 – 10
8 26.67
11 – 20 5
16.67 21 – 30
2 6.67
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa responden paling banyak menghasil produksi kelapa sawit antara 0 – 5 ton sebanyak 15 responden
50, sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi hasil produksinya 21 – 30 ton hanya ada 2 responden 6,67 dan merupakan
responden yang memiliki hasil produksi kelapa sawit terbanyak setiap bulannya. Dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit yang menerima pinjaman kredit
sudah memperoleh hasil produksi mulai dari hasil produksi terkecil hingga terbesar.
Tabel 4.7 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Hasil Produksi
Sumber : Data Primer yang Diolah
Dari tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang mempunyai luas lahan terluas hanya 1 responden dengan hasil produksi berada
Luas Lahan Ha Hasil Produksi Ton bulan
Jumlah Responden
0 – 5 6 -10
11 - 30 21 – 30
1 – 6 11
2
13
7 – 13 3
4 3
10
14 – 19 2
1 3
20 – 26 1
1 1
3
27 – 40 1
1 Jumlah Responden
15 8
5 2
30
Universitas Sumatera Utara
pada frekuensi 21 – 30 ton per bulannya. Berdasarkan hasil responden pada tabel tersebut juga dijelaskan bahwa lebih banyak jumlah responden memperoleh hasil
produksi kelapa sawit diantara 0 – 5 tonbulan ada 15 responden dengan luas lahan 1 – 6 Ha ada 13 responden. Dapat disimpulkan bahwa dari 30 responden
masih lebih banyak luas lahannya diantara 1 – 6 Ha merupakan responden yang memperoleh pinjaman kredit dan hasil produksinya juga diantara 0- 5 tonbulan.
Kemudian semakin luas lahan responden tersebut akan mempengaruhi tingkat produksinya juga.
4.4.3 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Jumlah Pekerja
Tabel 4.8 Luas Lahan Petani Kelapa Sawit Ha
Frekuensi Jumlah
Persentase
1 – 6 13
43.33 7 - 13
10 33.33
14 - 19 3
10 20 - 26
3 10
27 - 40 1
3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa responden paling banyak memiliki luas lahan antara 1 – 6 Ha sebanyak 13 responden 43,33,
sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi luas lahannya 27 – 40 Ha hanya ada 1 responden saja 33,3 dan merupakan responden yang
memiliki luas lahan yang terluas dari 30 responden. Dapat disimpulkan bahwa responden yang menerima pinjaman kredit pertanian mulai dari luas lahan terkecil
Universitas Sumatera Utara
sampai luas lahannya yang sudah memadai untuk dikelola dengan menggunakan pinjaman kredit.
Tabel 4.9 Jumlah Pekerja Petani Kelapa Sawit Orang
Kategori Jumlah Pekerja Orang Jumlah
Persentase
1 – 5 22
73.33 6 – 10
7 23.33
11 – 20 1
3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang menerima pinjaman kredit paling banyak yang memiliki jumlah pekerja antara 1 –
5 orang sebanyak 22 responden 73,33, dan responden yang paling sedikit berada pada kategori jumlah pekerja antara 11 – 20 orang hanya 1 responden
3,33.
Tabel 4.10 Hubungan Antara Luas Lahan dengan Jumlah Pekerja
Luas Lahan Ha Jumlah Pekerja
Jumlah Responden 1 – 5
6 – 10 11 - 20
1 – 6 12
1 13
7 – 13 8
1 1
10
14 – 19 1
2 3
20 – 26 1
2 3
27 – 40 1
1 Jumlah Responden
22 7
1 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.10 menunjukkan hubungan antara luas lahan dengan jumlah pekerja yaitu responden lebih banyak memiliki luas lahan diantar 1 – 6 Ha ada 13
Universitas Sumatera Utara
responden, kemudian ada 22 responden yang memiliki jumlah pekerja diantara 1- 5 orang dan responden yang luas lahannya paling luas hanya ada 1 responden dan
jumlah pekerjanya paling banyak hanya hanya 1 responden juga. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan bahwa semakin luas lahan
petani maka semakin banyak jumlah pekerja yang dibutuhkan.
4.4.4 Hubungan Antara Jumlah Pekerja dengan Hasil Produksi
Tabel 4.11 Jumlah Pekerja Petani Kelapa Sawit
Kategori Jumlah Pekerja Orang
Jumlah Persentase
1 – 5 22
73.33 6 – 10
7 23.33
11 – 20 1
3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dengan memperhatikan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa responden yang menerima pinjaman kredit paling banyak yang memiliki jumlah pekerja
antara 1 – 5 orang sebanyak 22 responden 73,33, dan responden yang paling sedikit berada pada kategori jumlah pekerja antara 11 – 20 orang hanya 1
responden 3,33.
Tabel 4.12 Hasil Produksi Kelapa Sawit Ton bulan
Frekuensi Hasil Produksi
Jumlah Persentase
0 – 5 15
50.00 6 – 10
8 26.67
11 – 20 5
16.67 21 – 30
2 6.67
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Universitas Sumatera Utara
Dengan memperhatikan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa responden paling banyak memperoleh hasil produksi kelapa sawit antara 0 – 5 ton sebanyak
15 responden 50, sedangkan kelompok responden terkecil berada pada frekuensi hasil produksinya 21 – 30 ton hanya ada 2 responden 6,67 dan
merupakan responden yang memiliki hasil produksi kelapa sawit terbanyak setiap bulannya. Dapat disimpulkan bahwa petani kelapa sawit yang menerima pinjaman
kredit sudah memperoleh hasil produksi mulai dari hasil produksi terkecil hingga terbesar.
Tabel 4.13 Hubungan Antara Jumlah Pekerja dengan Hasil Produksi
Jumlah Pekerja Orang
Produksi Kelapa Sawit Tonbulan
0 – 5 6 - 10
11 - 20 21 – 30
Jumlah Responden
1 – 5 12
7 2
1 22
6 – 10 2
1 3
1 7
11 – 20 1
1
Jumlah Responden 15
8 5
2 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa responden paling banyak memliki jumlah pekerja antara 1 – 5 orang sebanyak 22 responden dan responden yang paling
banyak memperoleh hasil produksi kelapa sawit antara 1 – 5 tonbulan ada 15 responden. Dalam hal ini berarti ada hubungan yang signifikan antara jumlah
pekerja dengan hasil produksi. Maka petani kelapa sawit di Kabupaten Labuhanbatu Utara membutuhkan jumlah pekerja sesuai dengan hasil produksi
bulan untuk mendapatkan produksi yang besar dengan jumlah pekerja yang banyak.
Universitas Sumatera Utara
4.4.5 Hubungan Antara Usaha Lain dengan Kebutuhan Hidup
Tabel 4.14 Usaha Lain Responden
Jenis Usaha Jumlah
Persentase
Tidak ada 8
26.67 Bertani padi
13 43.33
Grosirwarung 4
13.33 Lainnya
5 16.67
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dari tabel 4.14 menunjukkan bahwa responden lebih banyak memiliki usaha lain selain bertani kelapa sawit yaitu bertani padi ada 13 responden
43,33 dan merupakan responden terbanyak yang memiliki usaha lain, kemudian ada 9 responden yang memiliki grosirwarung serta lainnya, sedangkan
responden yang hanya bertani kelapa sawit hanya 8 responden. Dapat disimpulkan bahwa walaupun responden sudah bertani kelapa sawit masih tetap membuka
usaha lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Tabel 4.15 Kebutuhan Hidup Responden
Keterangan Jumlah
Persentase
Sangat Tercukupi 3
10.00 Tercukupi
2 6.67
Cukup 20
66.67 Kurang
4 13.33
Sangat Kurang 1
3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Dari tabel 4.15 dapat diketahui bahwa kebutuhan hidup responden yang terbanyak adalah cukup sebanyak 20 responden 66,67, sedangkan yang sangat
tercukupi dan tercukupi ada 5 responden, dan kebutuhan hidup yang masih kurang
Universitas Sumatera Utara
dang sangat kurang ada 5 responden. Dapat disimpulkan bahwa walaupun responden sudah memiliki lahan kelapa sawit masih saja ada kebutuhan hidupnya
yang kurang atau tidak tercukupi. Setelah data yang diperoleh maka penulis melakukan crosstab untuk mengetahui hubungan usaha lain selain bertani kelapa
sawit dengan kebutuhan hidup responden.
Tabel 4.16 Hubungan Antara Usaha Lain dengan Kebutuhan Hidup
Usaha Lain Kebutuhan Hidup
Jumlah Responden
Sangat Tercukupi
Tercukupi Cukup
Kurang Sangat
Kurang Tidak Ada
1 6
1 8
Bertani Padi 2
1 6
3 1
13 Grosir
Warung 4
4 Lainnya
1 4
5
Jumlah Responden
3 2
20 4
1 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa hubungan antara usaha lain dengan kebutuhan hidup dari responden dapat diketahui lebih banyak kebutuhan hidupnya
cukup dan memiliki usaha lain selain bertani kelapa sawit sedangkan kebutuhan hidupnya yang masih kurang ada 5 responden walaupun sudah memiliki lahan
kelapa sawit. Hal ini disebabkan penggunaan pinjaman kredit yang belum maksimal seluruhnya untuk pengelolaan lahan kelapa sawit responden tersebut
Universitas Sumatera Utara
4.4.6 Hubungan Persentase Penggunaan Kredit
Tabel 4.17 Persentase Penggunaan Kredit Untuk Usaha Bertani
Penggunaan Kredit Jumlah
Persentase
100 untuk usaha tani 4
13.33 80 - 99 untuk usaha tani
4 13.33
60 - 79 untuk usaha tani 9
30.00 40 - 59 untuk usaha tani
5 16.67
40 untuk usaha tani 8
26.67
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.17 di atas, dapat diketahui bahwa persentase penggunaan kredit pertanian dari 30 responden hanya 4 responden 13,33 yang menggunakan
kredit 100 untuk pengembangan atau pengelolaan lahan kelapa sawit responden tersebut, kemudian yang paling banyak responden menggunakan kredit berada
pada persentase 60 - 79 untuk pengembangan lahan kelapa sawit sebanyak 9 responden, kemudian persentase penggunaan kredit di bawah 40 untuk
pengembangan lahan sawit responden ada 8 responden. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kredit oleh responden lebih banyak untuk usaha lain dibandingkan
untuk keperluan pengembangan lahan kelapa sawit responden tersebut.
Tabel 4.18 Persentase Penggunaan Lain dari Kredit
dari total kredit
Keterangan Jumlah
Responden
10 - 40 Kebutuhan Rumah Tangga
16 10 - 30
Sekolah Anak 10
≤10 lainnya atau tidak ada
Lainnya 4
Total 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.18 di atas, dapat diketahui bahwa persentase penggunaan lain dari kredit oleh responden lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga dan sekolah
anak sebanyak 26 responden, sedangkan persentase di bawah 10 penggunaan lain dari total kredit hanya ada 4 responden. Dapat disimpulkan bahwa
penggunaan lain dari kredit lebih dominan dibandingkan penggunaan kredit sepenuhnya untuk pengembangan lahan kelapa sawit responden tersebut.
Tabel 4.19 Hubungan Antara Persentase Penggunaan Kredit dengan Penggunaan Lain
Kredit Persentase
penggunaan kredit untuk
usaha tani Penggunaan Lain Kredit
Jumlah Responden
10 lainnya atau
tidak ada
Kebutuhan Rumah
Tangga 10 - 40
Sekolah Anak 10 - 30
100 3
1 4
80 - 99 3
1
4
60 - 79 1
6 2
9
40 - 59 1
4
5
40 6
2 8
Jumlah Responden
4 16
10 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel 4.19, dapat diketahui bahwa penggunaan kredit untuk usaha tani responden lebih banyak pada persentase 60 - 79 ada 9 responden
dengan penggunaan lain kredit tersebut lebih banyak untuk kebutuhan rumah tangga 10 - 40 dari kredit yang diterima responden, kemudian persentase
penggunaan kredit untuk usaha tani di bawah 40 ada 8 responden dengan penggunaan lain untuk sekolah anak 10 - 40 dari kredit yang diterima
Universitas Sumatera Utara
responden. Sedangkan responden yang paling sedikit berada pada persentase penggunaan kredit 100 untuk usaha tani hanya 4 responden. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kredit yang diterima responden lebih banyak digunakan untuk kebutuhan sehari-sehari atau kebutuhan lainnya daripada kredit digunakan
seluruhnya untuk pengembangan atau pengolahan lahan kelapa sawit responden tersebut.
4.4.7 Hubungan Antara Perolehan Kredit dengan Hambatannya
Tabel 4.20 Persentase Perolehan Kredit
Keterangan Jumlah
Persentase
Sangat Sulit 0.00
Sulit 11
36.67 Biasa
12 40.00
Mudah 6
20.00 Sangat Mudah
1 3.33
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.20 dapat dilihat bahwa peolehan kredit dari 30 responden ada 11 responden menyatakan sulit untuk memperoleh kredit, menyatakan biasa 12
responden, dan menyatakan mudah ada 6 responden serta ada juga yang mengatakan sangat mudah untuk memperoleh kredit tersebut. Dapat disimpulkan
bahwa untuk memperoleh kredit responden yang menyatakan sulit dan biasa mendapat hambatan seperti dijelaskan pada tabel 4.20.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.21 Hambatan Memperoleh Kredit
Keterangan Jumlah
Persentase
Agunan 2
6.67 Lama Waktu
8 26.67
Syarat Pendukung Kredit 9
30 Urusan Beretele-tele
11 36.67
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.21 dapat diketahui bahwa responden untuk memperoleh kredit mendapat berbagai hambatan yaitu masalah agunan, lama waktu, syarat
pendukung kredit, dan urusan bertele-tele. Berdasarkan hasil responden, hambatan paling banyak dalam mengajukan permohonan kredit adalah urusan bertele-tele
ada 11 responden, kemudian syarat pendukung kredit ada 9 responden, lama waktu ada 8 responden. Sedangkan responden yang mengalami masalah agunan
dalam memperoleh kredit hanya ada 2 responden saja.
Tabel 4.22 Hubungan Antara Perolehan Kredit dengan Hambatan Memperoleh Kredit
Perolehan Kredit
Hambatan Jumlah
Responden
Agunan Lama
Waktu Syarat
Pendukung Kredit
Urusan Bertele-tele
Sulit 2
3 6
11
Biasa 2
5 5
12
Mudah 2
4 8
Sangat Mudah 1
1 Jumlah
Responden 2
8 9
11 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Berdasarkan Tabel 4.22 dapat dilihat bahwa hubungan perolehan kredit dengan hambatan memperoleh kredit mempunyai hubungan yang signifikan.
Artinya responden yang menyatakan perolehan kredit biasa dan sulit karena
Universitas Sumatera Utara
mereka memperoleh hambatan dalam hal urusan bertele-tele dan syarat pndukung kredit. Hambatan utama untuk memperoleh kredit adalah urusan bertele-tele. Hal
ini dapat dilihat dari 30 responden ada 11 responden menyatakan urusan bertele- tele merupakan hal yang sering terjadi dalam permohonan kredit sehingga
menghabiskan waktu dalam pengurusan permohonan. 4.4.8
Hubungan Penggunaan Kredit dengan Perubahan Pendapatan Tabel 4.23
Persentase Penggunaan Kredit Untuk Usaha Bertani Penggunaan Kredit
Jumlah Persentase
100 untuk usaha tani 4
13.33 80 - 99 untuk usaha tani
4 13.33
60 - 79 untuk usaha tani 9
30.00 40 - 59 untuk usaha tani
5 16.67
40 untuk usaha tani 8
26.67
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.23 di atas, dapat diketahui bahwa persentase penggunaan kredit pertanian dari 30 responden hanya 4 responden 13,33 yang menggunakan
kredit 100 untuk pengembangan atau pengelolaan lahan kelapa sawit responden tersebut, kemudian yang paling banyak responden menggunakan kredit berada
pada persentase 60 - 79 untuk pengembangan lahan kelapa sawit sebanyak 9 responden, kemudian persentase penggunaan kredit di bawah 40 untuk
pengembangan lahan sawit responden ada 8 responden. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan kredit oleh responden lebih banyak untuk usaha lain dibandingkan
untuk keperluan pengembangan lahan kelapa sawit responden tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.24 Perubahan Pendapatan Responden
Keterangan Jumlah
Persentase
Menjadi Lebih Tinggi 25
83.33 Tetap Sama
5 16.67
Masih Kurang 0.00
Total 30
100.00 Sumber : Data Primer yang Diolah
Tabel 4.24 di atas menunjukkan perubahan pendapatan responden setelah memperoleh kredit, dari 30 responden perubahan pendapatannya lebih banyak
menjadi lebih tinggi sebanyak 25 responden. Dalam hal ini juga dapat dilihat bahwa masih ada responden perubahan pendapatannya masih tetap walaupun
sudah memperoleh kredit sebesar 5 responden.
Tabel 4.25 Hubungan Antara Persentase Penggunaan
Kredit dengan Perubahan Pendapatan penggunaan kredit
untuk usaha tani Perubahan Pendapatan
Jumlah Responden
Menjadi Lebih Tinggi
Tetap Sama
Masih Kurang
100 4
4
80 - 99 4
4
60 - 79 5
4 9
40 - 59 5
5
40 7
1 8
Jumlah Responden 25
5 30
Sumber : Data Primer yang Diolah
Berdasarkan tabel 4.25 bahwa hubungan antara persentase penggunaan kredit dengan perubahan pendapatan dapat dilihat dari 30 responden yaitu
pendapatan yang menjadi lebih tinggi dari sebelumnya lebih banyak menggunakan pinjaman kredit 60 - 79 dan di bawah 40 untuk usaha bertani
kelapa sawit dibandingkan penggunaan kredit 100 untuk usaha bertani kelapa
Universitas Sumatera Utara
sawit. Sedangkan perubahan pendapatan yang masih tetap masih ada walaupun responden sudah memperoleh kredit, ini disebabkan masih tahap memulai
mengolah lahan mereka dan juga penggunaan lain dari kredit tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara persentase penggunaan
pinjaman kredit ada hubungan yang signifikan dengan perubahan pendapatan. Ini disebabkan penggunaan pinjaman kredit tidak seluruhnya untuk usaha bertani
kelapa sawit, karena kebanyakan pinjaman kredit dipergunakan untuk usaha lain oleh responden tersebut.
Berdasarkan hasil survey lapangan perubahan pendapatan petani kelapa sawit dari 30 responden rata rata meningkat, berikut persentase perubahan
pendapatan setelah memperoleh pinjaman kredit pertanian petani kelapa sawit Kabupaten Labuhanbatu Utara :
Tabel 4.26 Persentase Perubahan Pendapatan Responden Setelah Memperoleh Kredit
No. Luas
Lahan Ha
Modal Sendiri Rupiah
Pinjaman Kredit
Rupiah Pendapatan Rupiah
Perubahan Pendapatan
Sebelum Sesudah
Pendapatan
1 9
10,000,000.00 10,000,000.00
5,000,000 5,000,000
0.00 2
10 50,000,000.00
50,000,000.00 12,000,000 15,000,000 3,000,000
25.00 3
5 10,000,000.00
10,000,000.00 4,500,000
4,500,000 0.00
4 15
10,000,000.00 50,000,000.00
5,000,000 6,000,000
1,000,000 20.00
5 6
4,000,000.00 20,000,000.00
5,000,000 6,000,000
1,000,000 20.00
6 2
2,000,000.00 5,000,000.00
1,000,000 1,000,000
0.00 7
4 30,000,000.00
20,000,000.00 2,000,000
3,000,000 1,000,000
50.00 8
5 4,000,000.00
15,000,000.00 2,500,000
4,000,000 1,500,000
60.00 9
4 5,000,000.00
10,000,000.00 3,000,000
3,000,000 0.00
10 5
1,000,000.00 10,000,000.00
500,000 2,000,000
1,500,000 300.00 11
20 50,000,000.00
50,000,000.00 6,000,000 10,000,000
4,000,000 66.67
12 10
50,000,000.00 50,000,000.00
3,000,000 5,000,000
2,000,000 66.67
13 5
10,000,000.00 20,000,000.00
3,000,000 3,500,000
500,000 16.67
14 4
15,000,000.00 50,000,000.00
4,000,000 4,500,000
500,000 12.50
15 10
50,000,000.00 100,000,000.00 15,000,000 20,000,000 5,000,000
33.33 16
20 30,000,000.00
10,000,000.00 5,000,000
6,000,000 1,000,000
20.00
Universitas Sumatera Utara
17 15
40,000,000.00 50,000,000.00
6,000,000 6,500,000
500,000 8.33
18 7
100,000,000.00 100,000,000.00 4,000,000
7,000,000 3,000,000
75.00 19
10 10,000,000.00
50,000,000.00 5,000,000
6,000,000 1,000,000
20.00 20
7 10,000,000.00
20,000,000.00 3,500,000
4,000,000 500,000
14.29 21
38 50,000,000.00 100,000,000.00 15,000,000 20,000,000
5,000,000 33.33
22 2
1,000,000.00 5,000,000.00
1,000,000 1,500,000
500,000 50.00
23 4
20,000,000.00 20,000,000.00
4,000,000 5,000,000
1,000,000 25.00
24 5
20,000,000.00 10,000,000.00
6,000,000 9,000,000
3,000,000 50.00
25 6
30,000,000.00 100,000,000.00 5,000,000
5,000,000 0.00
26 7
50,000,000.00 50,000,000.00
4,000,000 6,000,000
2,000,000 50.00
27 15
50,000,000.00 100,000,000.00 8,000,000 10,000,000
2,000,000 25.00
28 20
50,000,000.00 50,000,000.00
4,000,000 9,000,000
5,000,000 125.00 29
12 20,000,000.00
20,000,000.00 6,000,000
7,000,000 1,000,000
16.67 30
8 15,000,000.00
20,000,000.00 4,000,000
4,500,000 500,000
12.50 Kredit pertanian yang disalurkan oleh bank yang ada di Kabupaten
Labuhanbatu Utara yang diprioritaskan pada sektor pertanian diharapkan dapat membangun atau meningkatkan pendapatan dan tingkat kesejahteraan para
debiturnya yan gberasal dari sektor pertanian dari berbagai kecamatan tentunya dengan memanfaatkan kredit yang diterima secara efisien untuk usaha yang dapat
meningkatkan produksitifitas pertanian. kondisi yang tercermin dari penghasilan setelah menerima pinjaman kredit untuk menjalankan usaha masih ada debitur
yang berstatus diragukan dan macet atau tidak 100 berstatus lancar. Ada kemungkinan kondisi ini timbul karena ada debitur menggunakan kredit bukan
untuk pengembangan usaha taninya tetapi untuk konsumsi yang bukan membantu produkstifitas bertani kelapa sawit. Misalnya untuk biaya sekolah anak-anaknya,
kebutuhan rumah tangga, dan konsumsi lainnya. Dari 30 responden yang disurvei penghasilannya atau pendapatannya
83,33 penghasilannya meningkat setelah meminjam kredit dan 16,67 responden pendapatannya tetap sama atau tidak mengalami perubahan.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Hasil Analsis Regresinya