Fungsi Rumah Singgah Pengertian Rumah Singgah

19 Departemen Sosial Republik Indonesia 2000, 12 rumah singgah didefinisikan sebagai perantara anak-anak jalanan dengan pihak-pihak yang akan membantu mereka. Berdasarkan pengertian rumah singgah di atas maka dapat diketahui rumah singgah merupakan perantara anak jalanan dan pihak-pihak yang akan membantu mereka untuk mendapatkan sebuah informasi.

2.5.1 Fungsi Rumah Singgah

Adapun rumah singgah didirikan mempunyai beberapa fungsi: 1. Tempat pertemuan pekerja sosial dengan anak jalanan untuk menciptakan persahabatan, mengkaji kebutuhan, dan melakukan kegiatan 2. Tempat untuk mengkaji kebutuhan dan masalah anak serta menyediakan rujukan untuk pelayanan lanjutan 3. Perantara antara anak jalanan dengan keluarga, panti, keluarga pengganti, dan lembaga lainnya 4. Perlindungan bagi anak dari kekerasan, ekonomi, dan bentuk lainnya yang terjadi di jalanan 5. Pusat informasi berbagai hal yang berkaitan dengan kepentingan anak jalanan seperti data dan informasi tentang anak jalanan, bursa kerja, pendidikan, kursus keterampilan, dan lain-lain 6. Mengembalikan dan menanamkan fungsi sosial anak dimana para pekerja sosial diharapkan mampu mengatasi permasalahan anak jalanan dan menumbuhkan keberfungsisosialan anak. Cara-cara penanganan profesional dilakukan antara lain menggunakan konselor yang sesuai dengan masalahnya. 7. Jalur masuk kepada berbagai pelayanan sosial dimana pekerja sosial membantu anak mencapai pelayanan tersebut 8. Pengenalan nilai dan norma sosial pada anak. Lokasi rumah singgah berada di tengah-tengah lingkunagn masyarakat sebagai upaya mengenalkan kembali norma, situasi, dan kehidupan bermasyarakat bagi anak jalanan. Pada sisi lain mengarah pada pengakuan, tanggung jawab, dan upaya warga masyarakat terhadap penanganan masalah anak jalanan ini. Fungsi utama rumah singgah adalah sebagai perantara atau penghubung antara anak jalanan dan keluarga, panti, atau lembaga-lembaga lainnya. Rumah singgah juga berfungsi sebagai tempat memperbaiki sikap dan perilaku yang menyimpang dalam batasan yang sempit dalam artian perilaku kehidupan sehari- hari, melindungi anak jalanan dari korban kekerasan eksploitasi seks dan ekonomi serta bentuk lainnya, menyiapkan berbagai informasi yang berkaitan dengan Universitas Sumatera Utara 20 kepentingan anak seperti bursa kerja, pendidikan dan kursus, serta menjadi rujukan terhadap masalah dan kebutuhan anak jalanan yang tidak terpenuhi juga merupakan fungsi rumah singgah Departemen Sosial Republik Indonesia 2000, 42-43. Dalam buku Standar Pelayanan Sosial Anak Jalanan melalui Rumah Singgah 2002, 13-15, setiap rumah singgah boleh menentukan sendiri kategori anak jalanan yang didampingi. Secara umum kategori anak jalanan sebagai berikut : 1. Anak jalanan yang hidup dijalanan, dengan cirinya sebagai berikut: a. Putus hubungan atau lama tidak bertemu dengan orang tuanya minimal setahun yang lalu b. Berada di jalan seharian untuk bekerja atau menggelandang c. Bertempat tinggal dijalanan dan tidur disembarang tempat seperti emper toko, kolong jembatan, terminal, stasiun dll. d. tidak bersekolah lagi. 2. Anak jalanan yang bekerja dijalanan, cirinya adalah : a. Berhubungan tidak teratur dengan orang tuanya, yakni pulang secara periode misalnya seminggu sekali, sebulan sekali, dan tidak tentu. Mereka umumnya berasal dari luar kota yang bekerja dijalanan. b. Berada dijalanan sekitar 8 sd 12 untuk bekerja sebagian mencapai 16 jam. c. Bertempat tinggal dengan cara mengontrak sendiri atau bersama teman, dengan orang tua saudaranya, atau ditempat kerjanya dijalan. Lebih jelas Direktorat Kesejahteraan Anak, Keluarga dan Lanjut Usia, Deputi Bidang peningkatan Kesejahteraan Sosial 2000, 61-62 kategori dan karakteristik anak jalanan : 1. Kelompok anak yang bekerja dan hidup dijalanan Karakteristiknya: a. menghabiskan seluruh waktunya dijalanan b. hidup dalam kelompok kecil atau perorangan c. tidur diruang-ruang atau cekungan diperkotaan, seperi; terminal , emper toko, kolong jembatan dan pertokoan. d. Hubungan dengan orang tuanya biasanya sudah putus e. Putus sekolah f. Bekerja sebagai: pemulung, ngamen, mengemis, semir, kuli angkut barang g. Berpindah-pindah tempat 2. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan masih pulang kerumah orang tua mereka setiap hari. Karakteristiknya a. Hubungan dengan orang tua masih ada tetapi tidak harmonis. Universitas Sumatera Utara 21 b. Sebagian besar dari mereka sudah putus sekolah dan sisanya rawan untuk meninggalkan bangku sekolah. c. Rata-rata pulang setiap hari atau seminggu sekali kerumah d. Bekerja sebagai pengemis, pengamen diperempatan, karnet, asongan koran, dan ojek payung. 3. Kelompok anak jalanan yang bekerja dijalanan dan pulang kedesanya antara 1 hingga2 bulan sekali. Karakteristiknya: a. Bekerja dijalanan sebagai pedagang asongan, menjual makanan keliling, kuli angkut barang b. Hidup berkelompok bersama dengan orang-orang yang berasal dari satu daerah dengan cara mengontrak rumah atau tinggal disarana- sarana umum tempat ibadat seperti mesjid c. Pulang antara 1 minggu hingga 3 bulan sekali d. Ikut membiayai keluarga didesanya e. Putus sekolah

2.5.2 Tujuan Rumah Singgah