41
orang atau total peserta mencapai 120 orang dan diberikan bantuan peralatan untuk usaha.
Capaian 69,69 partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Kerinci pada tahun 2015, merupakan capaian tertinggi kedua KabupatenKota se Provinsi Jambi.
Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Kerinci hanya lebih rendah dari TPAK Kabupaten Tebo yang mencapai 71,97, namun lebih tinggi dari 9 sembilan
KabupatenKota lainnya yang ada di Provinsi Jambi.
Sektor pariwisata di Kabupaten Kerinci yang termasuk kedalam visi dan misi
kabupaten Kerinci yang tertuang didalam RPJMD Kabupaten Kerinci 2015-2019 pada
misi I Satu yaitu Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian,
industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata.
Untuk itu sektor Pariwisata merupakan salah satu sektor yang bisa dikembangkan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kerinci,
hal ini didukung oleh tersedianya sumber daya alam Kabupaten kerinci yang mempunyai potensi yang baik untuk dikembangkan.
Beberapa objek wisata di Kabupaten Kerinci yang selalu banyak dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan nusatantara maupun wisatawan mancanegara,
antara lain :
Tabel 3.5. Nama Objek dan Lokasi Wisata
Di Kabupaten Kerinci No.
Nama Objek Wisata Lokasi
1. 2.
3.
1. Gunung Kerinci
Kec. Kayu Aro 2.
Gunung Tujuh Kec. Gunung Tujuh
Sasaran 6 : Meningkatnya kunjungan wisatawan
42
3. Danau Gunung Tujuh
Kec. Gunung Tujuh 4.
Air Terjun Telun Berasap Kec. Gunung Tujuh
5. Kebun Teh Aroma Pecco
Kec. Kayu Aro, Kec. Kayu Aro Barat dan Kec. Gunung Tujuh
6. Sumber Air Panas Semurup
Kec. Air Hangat Barat 7.
Pemandian Air Hangat Sungai Medang
Kec. Air Hangat Timur 8.
Danau Kerinci Kec. Danau Kerinci, dan Kec.
Keliling Danau 9.
Danau Lingkat Kec. Gunung Raya
10. Danau Kaco Kec. Gunung Raya
Sumber : Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Kerinci
Selain kesepuluh objek wisata sebagai dimaksud dalam tabel diatas, masih banyak objek dan lokasi wisata lainnya di Kabupaten Kerinci yang dapat
dikembangkan. Dengan potensi wisata yang cukup besar tersebut, menjadi sumber pemasukan tersendiri bagi masyarakat di Kabupaten Kerinci yang berada di sekitar
objek wisata tersebut. Potensi wisata yang cukup besar itu juga menjadi sumber pendapatan asli daerah yang dapat dikembangkan lebih baik ke depannya. Dengan
banyaknya wisatawan yang datang mengunjungi objek wisata tersebut, secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
Hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah kunjungan wisatawan berikut :
Tabel 3.6. Jumlah Wisatawan Lokal, Nusantara dan Asing
Tahun 2015 No.
Bulan Wisatawan
Total Lokal
Nusantara Asing
1 JANUARI
1.809 1.986
73 3.795
2 FEBRUARI
2.036 1.901
85 3.937
3 MARET
2.470 2.531
90 5.001
4 APRIL
3.521 3.079
94 6.600
5 MEI
3.991 4.067
99 8.058
6 JUNI
6.001 5.905
101 11.906
7 JULI
7.105 6.974
149 14.079
43
8 AGUSTUS
8.012 7.555
167 15.567
9 SEPTEMBER
7.946 7.651
102 15.597
10 OKTOBER
6.091 5.031
87 11.122
11 NOPEMBER
4.243 4.500
89 8.743
12 DESEMBER
4.621 4.709
103 9.330
57.846 55.889
1.239 114.974
Sumber : Dinas Pemuda dan Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2015
Dari tabel diatas, terlihat bahwa total kunjungan wisatawan lokal, nusantara dan
mancanegara pada setiap objek wisata di Kabupaten Kerinci sepanjang tahun 2015
mencapai 114.974. orang. Dari jumlah tersebut
98,9 diantaranya
adalah wisatawan lokal dan nusantara, sedangkan
wisatawan mancanegara hanya 1,1. Dengan target kunjungan wisatawan pada 2015 sebanyak 115.00 orang, dan jumlah kunjungan wisatawan lokal, nusantara
maupun mancanegara pada tahun 2015 sebanyak 114.974 orang, maka sasaran ke-6 ini mencatat pencapaian sebesar 99,98. Data jumlah kunjungan wisatawan ke
Kabupaten Kerinci ini dihimpun dari berbagai sumber, yakni antara lain : a. Pusat Informasi Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Kerinci; b. Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat TNKS;
c. Data kunjungan setiap onjek wisata dalam Kabupaten Kerinci; dan d. Homesyat, mess, dan rumah penduduk dalam Kabupaten Kerinci.
Meskipun angka kunjungan wisatawan sepanjang tahun 2015 belum mencapai angka yang telah ditargetkan, namun terdapat upaya-upaya peningkatan
jumlah kunjungan wisatawan yang dilakukan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Kerinci melalui beberapa program Program
44
Pengembangan Pemasaran Pariwisata. Beberapa upaya yang dilakukan tersebut antara lain :
1. Melakukan pembenahan
dan pembangunan
fasilitassarana penunjanginfrastruktur diobjek-objek wisata yang ada
2. Promosi objek wisata melalui brosurbooklet, website, maupun pameran- pameran. Salah satu bentuk promosi wisata yang efektif mendatangkan
wisatawan adalah adanya event atau agenda nasional tahunan yang diadakan di Danau Kerinci, yakni Festival Masyarakat Peduli Danau Kerinci FMPDK.
3. Pembinaan kelompok sadar wisata pemandu wisata 4. Pengembangan desa wisata baru, salah satunya adalah Desa Wisata Lempur di
Kecamatan Gunung Raya. Desa wisata ini menawarkan paket wisata alam kepada para wisatawan yang datang, dimana paket wisata alam ini cukup
menarik minat wisatawan mancanegara yang datang berkunjung.
Angka Melek Huruf AMH adalah proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang mempunyai kemampuan membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya,
tanpa harus mengerti apa yang di bacaditulisnya terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas.
Angka Melek Huruf AMH dihitung dengan menggunakan rumus :
Keterangan :
AMH
t 15
= Jumlah penduduk 15 ke atas yang melek huruf tahun ke-t.
P
t 15
= Jumlah penduduk 15 pada tahun ke-t.
Sasaran 7 : Meningkatnya angka melek huruf
45
Target peningkatan angka melek huruf di Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 adalah sebesar 97,28, dengan capaian kinerja tahun 2015 mencapai 97,29
dengan tingkat keberhasilan mencapai 100,01. Pencapaian ini juga naik 0,01 jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014.
Dalam rangka target pengentasan buta aksara, Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci melalui Bidang Pendidikan Non Formal dan Informal PNFI akan
memaksimalkan kegiatan Pembinaan penyelenggaraan Keaksaraan Fungsional KF serta Kegiatan Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan.
Rata-rata lama sekolah adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal
yang pernah dijalani. Indikator Rata-rata lama sekolah ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang
dijalankan. Standar UNDP Badan Program Pembangunan PBB adalah minimal 0 tahun dan maksimal 15 tahun.
Untuk menghitung Angka Rata-rata Lama Sekolah, data dan informasi yang dibutuhkan adalah:
a. Data penduduk menurut kelompok Usia.
b. Data penduduk menurut Gender. c. Data penduduk menurut pendidikan.
Dengan rumus penghitungan sebagai berikut :
Jumlah Penduduk X Lama Pendidikan yg Dihabiskan
Rata – rata lama
sekolah
=
Jumlah Penduduk 15 keatas yg sedang sekolah telah berijazah
Rata – Rata Lama Sekolah Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 mengalami
overload target dengan capaian 101,30 dan mengalami peningkatan sebesar 0,2 apa bila dibandingkan dengan Tahun 2014. Dengan angka Rata
– Rata Lama
Sasaran 8 : Rata-rata lama sekolah
46
Sekolah Kabupaten Kerinci 7,8 berarti Penduduk Kabupaten Kerinci rata-rata menyelesaikan pendidikan kelas VII SMP pada semester I.
Rata – Rata Lama Sekolah Kabupaten Kerinci cenderung mengalami
peningkatan, hal ini menandakan peningkatan kesadaran Masyarakat Kabupaten Kerinci akan pentingnya pendidikan.
Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. APS merupakan indikator dasar yang digunakan
untuk melihat akses penduduk pada fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah semakin besar jumlah
penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan. Namun demikian meningkatnya APS tidak selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan
kesempatan masyarakat untuk mengenyam pendidikan. Angka Partisipasi Sekolah dapat dihitung dengan cara :
Jumlah penduduk berumur X-Y tahun yang masih sekolah
APS umur X – Y =
X 100 Jumlah penduduk umur X-Y tahun
Angka Partisipasi Kasar APK PAUD, Angka partisipasi sekolah tingkat SDMI anak usia 7
– 12 tahun dan angka partisipasi sekolah SMPMTs usia 13 – 15 tahun di Kabupaten Kerinci pada tahun 2015, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.7. Angka Partisipasi Sekolah Tingkat PAUD, SDMI Tingkat SMPMTs
Tahun 2015
NO. INDIKATOR
CAPAIAN 2014
TARGET TAHUN
2015 REALISASI
TAHUN 2015
1. APK PAUD
55,43 64,06
65,04
101,53
Sasaran 9 : Meningkatnya angka partisipasi sekolah
47
2. APS SDMI
99,54 99,55
130,70 131,30
3. APS SMPMTs
93,83 94
90,39 96,16
Sumber data : Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci, Tahun 2015
Angka Partisipasi Kasar APK, menunjukkan partisipasi penduduk yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya. Angka
Partisipasi Kasar APK merupakan persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan berapapun usianya terhadap jumlah
penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK digunakan untuk mengukur keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator yang paling
sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
APK PAUD dapat dihitung dengan cara :
Jumlah penduduk yang sekolah di PAUD APK PAUD =
X 100 Jumlah penduduk umur 4 - 6 tahun
Angka Partisipasi Kasar APK PAUD Kabupaten Kerinci dilihat dari tabel diatas, pada tahun 2015 melebihi target dengan capaian 101,53 dan mengalami
kenaikan 0,9 apa bila dibandingkan dengan Tahun 2014. Apabila dilihat dari capaian APK PAUD Tahun 2015 sebesar 65,04, ini dapat diartikan bahwa masih
ada sekitar 34,96 penduduk Kabupaten Kerinci yang tingkatan umur 4 – 6 tahun
belum mengenyam pendidikan tingkat PAUD. Angka Partisipasi Sekolah APS SDMI Kabupaten Kerinci dilihat dari
table diatas, pada tahun 2015 mengalami overload target dengan capaian 131,17 dan mengalami peningkatan 31,75 apa bila dibandingkan dengan Tahun 2014.
Angka APS SDMI seperti pada table diatas dapat diartikan bahwa semua penduduk Kabupaten Kerinci usia 7
– 12 tahun telah mendapatkan kesempatan sekolah.
48
Apabila dilihar dari capaian target yang lebih dari 100, ini disebabkan oleh beberapa faktor :
a. Banyaknya siswa usia 7 – 12 tahun yang berasal dari luar Kabupaten Kerinci
bersekolah di Kabupaten Kerinci. b. Banyaknya siswa usia 7
– 12 tahun yang tinggal di Kabupaten Kerinci belum terdaftar sebagai penduduk Kabupaten Kerinci.
Angka Partisipasi Sekolah APS SMPMTs Kabupaten Kerinci dilihat dari table diatas, pada tahun 2015 tidak mencapai target dengan capaian 96,16 dan
mengalami penurunan 3,61 apa bila dibandingkan dengan Tahun 2014 dengan defiasi 3,84 .
Apabila dilihar dari capaian target yang hanya 90,39 , berarti masih ada penduduk Kabupaten Kerinci sebanyak 9,61 yang tidak bersekolah atau ada
kemungkinan banyaknya penduduk usia 13 – 15 tahun Kabupaten Kerinci
bersekolah di luar Kabupaten Kerinci. Hal ini menandakan masih adanya permasalahan pada sekolah terutama SMP di Kabupaten Kerinci. Tentu hal ini akan
menjadi catatan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Kerinci terutama Bidang Pendidikan SMP serta mencari permasalahan apa yang sangat signifikan
menyebabkan kurangnya minat penduduk Kabupaten Kerinci usia 13 – 15 tahun
untuk bersekolah di sekolah yang ada di Kabupaten Kerinci dan akan segera mungkin mencari solusi penanganan permasalahan tersebut.
Angka partisipasi sekolah tingkat SDMI Kabupaten Kerinci pada tahun 2014 berdasarkan data Statistik Pendidikan Provinsi Jambi Tahun 2014 adalah
sebesar 96,98, dimana Kabupaten Kerinci berada pada urutan ke-7 tujuh dari 11 sebelas KabupatenKota di Provinsi Jambi. Sedangkan angka partisipasi sekolah
tingkat SMPMTs Kabupaten Kerinci tahun 2014 berada pada angka 82,75 atau berada diurutan ke-2 dari 11 sebelas KabupatenKota di Provinsi Jambi.
Angka harapan hidup merupakan salah satu komponen penghitungan besaran Indeks Pembangunan Manusia IPM selain angka harapan lama sekolah,
Sasaran 10 : Meningkatnya angka harapan hidup
49
rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita. Angka harapan hidup dihitung berdasarkan Angka Kematian Menurut Umur age spesific Death Rate ASDR
dimana datanya diperoleh dari catatan registrasi kematian bertahun-tahun sehingga dimungkinkan dibuat tabel kematian. Namun, karena sistem registrasi penduduk di
Indonesia belum berjalan dengan baik, maka untuk menghitung angka harapat hidup digunakan cara tidak langsung dengan program Mortpak Lite.
Dari data statisik yang ada, angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Kerinci tahun 2015 ditargetkan mencapai angka 69,24 tahun. Pada akhir tahun
2015, angka harapan hidup masyakat Kabupaten Kerinci tercatat mencapai 69,20 tahun. Dengan demikian, persentase pencapaian kinerja peningkatan angka harapan
hidup mencapai 99,55. Jika dibandingkan dengan pencapaian tahun 2014, maka terjadi peningkatan sebesar 0,06 dari 69,14 tahun menjadi 69.20 tahun.
Dengan angka harapan hidup ini dapat menjadi strategi pembangunan dalam menanggulangi tingkat kemiskinan di Kabupaten Kerinci. Untuk mendukung hal
tersebut, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah melakukan berbagai upaya diantaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, meningkatkan
kepedulian masyarakat, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, serta meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat sehingga dapat memperoleh pekerjaan dengan hasil
yang memadai. Angka Harapan Hidup merupakan salah satu komponen penghitungan
Indeks Pembangunan Manusia selain harapan usia sekolah, rata-rata lama sekolah dan pengeluaran per kapita masyarakat dalam suatu wilayah. Dengan menggunakan
angka harapan hidup pada 2014 sebesar 69,14, maka secara keseluruhan IPM Kabupaten Kerinci pada tahun 2014 dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.8. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kerinci
Tahun 2012 -2014 No.
Uraian 2012
2013 2014
1. Angka Harapan Hidup
69,02 69,14
69,20
50
2. Harapan Usia Sekolah
12,83 12,92
13,15 3.
Rata-rata lama sekolah 7,36
7,71 7,77
4. Pengeluaran per Kapita
8.568,00 8.748,00
8.865,00 IPM
66,71 67,49
67,96
Sumber data : Badan Pusat Statistik Kabupaten Kerinci, Tahun 2014
Pembangunan manusia merupakan suatu proses manusia agar mampu memiliki pendapatan, kesehatan, pendidikan, lingkungan fisik, dan sebagainya yang
lebih baik. Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat ditunjukkan dengan melihat perkembangan Indeks Pembangunan Manusia IPM yang
mencerminkan kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Dari tabel 3.7. diatas, terlihat bawah IPM Kabupaten Kerinci dari tahun
2012 – 2014 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2012 IPM Kabupaten Kerinci berada
angka 66,71 dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 67,49. Angka ini kemudian kembali meningkat menjadi 67,96 pada tahun 2014. Dengan angka 67,96
pada tahun 2014, maka IPM Kabupaten Kerinci berada pada urutan ke-3 dari 11 Kabupaten Kota di Provinsi Jambi.
Pada tahun 2015, ditemui angka kematian bayi sebanyak 37 tiga puluh tujuh kasus, dengan penanganan kasus terbanyak dilakukan oleh Puskesmas
Pelompek yakni sebanyak 5 lima kasus. Selengkapnya sebagaimana terlihat pada tabel berikut :
Tabel 3.9. Sebaran Kasus Kematian Bayi
Tahun 2015
No. Puskesmas Kematian
Neonatal Kematian Bayi
Total Kematian Bayi
Laki- laki
Perempuan Laki- laki
Perempuan Laki- laki
Perempuan
1. Pelompek
4 1
4 1
2. Kersik Tuo
2 2
2 2
3. Gunung
Labu 1
1 1
1 4.
Siulak 2
2
Sasaran 11 : Menurunnya angka kematian bayi
51
Deras 5.
Siulak Gedang
1 1
2 6.
Siulak Mukai
7. Semurup
3 1
3 1
8. Kemantan
9. Sungai
Tutung 10. Depati VII
2 1
2 1
11. Hiang 12. Sanggaran
Agung 1
1 1
1 2
13. Semerap 2
2 14. Jujun
2 1
1 2
2 15. Lempur
1 1
2 16. Tarutung
1 1
1 1
2 17. Tamiai
1 1
Total 20
11 1
5 21
16
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kerinci, Tahun 2015 Angka kematian bayi pada tahun 2015 ini disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain BBLR sebagai penyebab terjadinya 17 kasus kematian bayi, 10 kasus disebabkan oleh asifiksia dan 10 kasus dengan penyebab lainnya. Penyebab
kematian terbesar adalah BBLR, hal ini disebabkan oleh banyak faktor antara lain masih terdapat ibu hamil dengan resiko tinggi yakni ibu hamil dengan usia dibawah
20 tahun dan diatas 40 tahun, dan faktor lainnya yang melibatkan sektor lain seperti faktor ekonomi maupun faktor pendidikan.
Meskipun terjadi penurunan kasus kematian bayi pada tahun 2015 apabila dibandingkan dengan jumlah kasus yang terjadi pada tahun 2014 sebanyak 38 tiga
puluh delapan kasus, namun dari sisi capaian kinerja terjadinya 37 tiga puluh tujuh kasus pada tahun 2015 menggambarkan bahwa target penurunan kasus
kematian bayi menjadi 8,5 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 tercapai 99,7 atau 8,48 per 1.000 kelahiran hidup.
Guna menekan angka kematian bayi menjadi 5,5 per 1.000 kelahiran hidup pada akhir tahun RPJMD, terdapat beberapa program yang dijalan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Kerinci, yakni Program Pembangunan dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan serta Program Peningkatan Kualitas Tenaga
52
Kesehatan Melalui Pendidikan Formal dan Non Formal. Berjalannya program ini didukung oleh anggaran sebesar Rp 222.418.600,- dengan realisasi anggaran