LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 | Bagian Organisasi

(1)

KATA PENGANTAR

Salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang sangat terkait dengan aspek penilaian akhir prestasi kerja bagi pejabat publik dan kegiatan organisasi lembaga pemerintahan dalam mewujudkan “Kepemerintahan yang Baik (Good Governance), pada gilirannya akan membawa dampak dan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat daerah Kabupaten Kerinci serta bagi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Laporan Akuntabilitas Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah sebagai media pertanggungjawaban kinerja Pemerintah Daerah yang merupakan pengemban amanah masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan dan sekaligus sebagai media untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan secara berkelanjutan. Untuk itu, melalui Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 setiap Pemerintah Daerah diharuskan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan berdasarkan Rencana Strategis yang telah dirumuskan.

Kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan suatu instansi pemerintah disebut dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) yang disampaikan secara periodik. Sedangkan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan laporan pertanggungjawaban publik instansi pemerintah yang menjelaskan evaluasi terhadap pencapaian kinerja, kebijakan, program, dan kegiatan selama 1 (satu) tahun anggaran serta juga mengevaluasi aspek penggunaan keuangan yang telah dilaksanakan selama 1 (satu) tahun berjalan.

Penilaian sendiri (self-evaluation) dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 tahun 2014


(2)

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci ini masih banyak ditemukan kekurangan baik dari segi sistematika maupun substansinya. Untuk itu, koreksi dan perbaikan yang membangun dari semua pihak sangat kami hargai guna kesempurnaan penyajian laporan ini.

Semoga semua upaya dan kerja semua pihak yang terlibat dapat memenuhi standar yang diminta dalam Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan selalu mendapat berkah dari Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin.

Sungai Penuh, Maret 2016 BUPATI KERINCI,


(3)

IKHTISAR EKSEKUTIF

Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengamanatkan kepada setiap daerah untuk menyampaikan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerjanya dalam bentuk Laporan Kinerja Pemerintah Daerah. Penyampaian laporan akuntabilitas ini bertujuan untuk menciptakan keterbukaan informasi bagi publik dalam upaya mewujudkan good goverment.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 merupakan laporan tahun pertama pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 yang juga merupakan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan program kegiatan untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Kabupaten Kerinci sebagaimana yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014 – 2019. Sesuai RPJMD tersebut, visi yang akan diwujudkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Kerinci adalah:

Terwujudnya Kerinci yang Lebih Baik Visi diatas dicapai melalui pelaksanaan misi sebagai berikut :

1. Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata.

2. Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak, beriman dan bertaqwa.

3. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang terintegrasi antar sektor.

4. Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal.

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat, berwibawa, amanah dan bermoral.

Sepanjang tahun 2015, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah melakukan berbagai program dan kegiatan untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan yang berpedoman


(4)

pada RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 dan sesuai dengan target kinerja tahun 2015 yang telah disepakati. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2015 pada masing-masing SKPD dan unit kerja diperoleh rata-rata pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 sebesar 108,98%.

Capaian kinerja per misi dapat digambarkan sebagai berikut :

Misi 1 : Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata, yang meliputi 6 (enam) sasaran pembangunan dengan rata-rata capaian sebesar 119,25%. Misi 2 : Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas,

berakhlak, beriman dan bertaqwa, dengan 7 (tujuh) sasaran pembangunan, rata-rata pencapaiannya adalah sebesar 121,74%.

Misi 3 : Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang terintegrasi antar sektor, diwujudkan dengan 3 (tiga) sasaran pembangunan dengan rata-rata capaian sebesar 107,65%.

Misi 4 : Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal, dengan 1 (satu) sasaran pembangunan dan 4 (empat) indikator pencapaian sasaran, mencapai hasil sebesar 96,88%.

Misi 5 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat, berwibawa, amanah dan bermoral, dilaksanakan dengan 3 (tiga) sasaran pembangunan, dengan tingkat capaian sebesar 59,36%. Rendahnya capaian kinerja misi ke-5 ini disebabkan oleh belum adanya hasil evaluasi terhadap Laporan Kinerja Tahun 2015 dan Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi serta BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi, dimana masing-masing hasil evaluasi tersebut akan diketahui secepatnya pada bulan Desember 2016 untuk Laporan Kinerja dan bulan Mei 2016 untuk Laporan Keuangan Daerah.


(5)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Ikhtisar Eksekutif ... iii

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel ... vii

Daftar Grafik ... viii

Daftar Diagram ... ix

Daftar Lampiran ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI ... 1

1. Kedudukan dan Letak Geografis ... 1

2. Potensi Pengembangan Wilayah ... 5

3. Kondisi Demografi ... 8

4. Tugas Pokok dan Fungsi ... 11

B. ISU STRATEGIS DERAH ... 12

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 18

A. PERENCANAAN ... 18

1. Visi dan Misi ... 19

2. Tujuan dan Sasaran ... 22

B. PERJANJIAN KINERJA ... 23

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 25

A. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA ... 25

B. ANALISIS ATAS CAPAIAN KINERJA SASARAN TAHUN 2015 ... 26


(6)

BAB IV PENUTUP ... 90 A. KESIMPULAN ... 90 B. PERBAIKAN KINERJA ... 91 LAMPIRAN


(7)

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1.1. Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Menurut Kecamatan Keadaan ... 1

Tahun 2015 Tabel 1.2. Klasifikasi Lereng Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 3

Tabel 1.3. Data Potensi Bidang Hidrologi Pemerintah Kabupaten Kerinci ... 5

Tabel 1.4. Jumlah dan Sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 8

Tabel 2.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Kerinci ... 22

Tahun 2014 – 2019 Tabel 2.2. Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 23

Tabel 3.1. Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kerinci ... 26

Tahun 2015 Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan PDRD Menurut Lapangan Usaha (%) ... 31

Kabupaten Kerinci Tahun 2011 - 2014 Tabel 3.3. PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha ... 35

Tahun 2014 - 2015 Tabel 3.4. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Yang Bekerja ... 37

Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kerinci Tahun 2014 – 2015 Tabel 3.5. Nama Objek dan Lokasi Wisata di Kabupaten Kerinci ... 39

Tabel 3.6 Jumlah Wisatawan Lokal, Nusantara dan Asing Tahun 2015 ... 40

Tabel 3.7. APS PAUD, SD/MI dan SMP/MTs Tahun 2015 ... 44

Tabel 3.8. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kerinci ... 47

Tahun 2012 - 2014 Tabel 3.9. Sebaran Kasus Kematian Bayi Tahun 2015 ... 47

Tabel 3.10. Jumlah Kematian Ibu Hamil, Salin dan Nifas Lingkup ... 49

Kabupaten Kerinci Tahun 2015 Tabel 3.11. Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2015 ... 51


(8)

Tabel 3.13. Luas Area Daerah Irigasi Kewenangan Pemerintah Kabupaten ... 56

Kerinci Tahun 2015 Tabel 3.14. Lokasi, Luas Areal dan Sumber Anggaran Irigasi Tahun 2015 ... 57

Tabel 3.15. Persentase Rumah Tangga Pengguna Air Bersih 2014 – 2015 ... 62

Tabel 3.16. Penilaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 76

Tabel 3.17. Nilai Kepuasan Masyarakat per SKPD Lingkup Kabupaten ... 81

Kerinci Tahun 2015 Tabel 3.18. Konstribusi Komponen Penerimaan Daerah Kabupaten Kerinci ... 83

Tahun 2015 Tabel 3.19. Efisiensi dan efektivitas PAD Tahun 2013 – 2015 ... 85

Tabel 3.20. Belanja Aparatur dan Belanja Pelayanan Publik Tahun 2013-2015 ... 86

Tabel 3.21. Komposisi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung ... 87

Tahun 2015 Tabel 3.22. Defisit/Surplus Anggaran Tahun 2013 – 2015 ... 88


(9)

DAFTAR GRAFIK

1.1. Struktur Usia Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 9

1.2. Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 11

3.1. Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ... 29

3.2. Proyeksi dan Realisasi Rasio Kemandirian Daerah (%) Kabupaten Kerinci ... 30

3.3. Proyeksi dan Realisasi Pertumbuhan PDRB (%) Kabupaten Kerinci ... 32

Tahun 2011 - 2019 3.4. PDRB Per Kapita Kabupaten Kerinci Tahun 2010 – 2014 ... 33

3.5. Target dan Realisasi Penjabaran Program RPJMD Kabupaten Kerinci ... 74 Tahun 2014 – 2019 Dalam RKPD Kabupaten Kerinci Tahun 2015


(10)

DAFTAR DIAGRAM

3.1. Diagram Venn Irisan Program Pada RKPD Tahun 2014 Dengan Program ... 73 RPJMD Tahun 2009 - 2014

3.2. Diagram Venn Irisan Program Pada RKPD Tahun 2015 Dengan Program ... 73 RPJMD Tahun 2014 – 2019


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 - 2019 2. Penetepan Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015


(12)

BAB

I

PENDAHULUAN

A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KABUPATEN KERINCI

1. KEDUDUKAN DAN LETAK GEOGRAFIS

Kabupaten Kerinci secara yuridis dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 58 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 21 Tahun 1957 tentang Pengubahan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat II dalam Lingkungan Daerah Swatantra Tingkat I Sumatera Tengah sebagai Undang-Undang. Selanjutnya pada tahun 2008, wilayah Kabupaten Kerinci dimekarkan dengan dibentuknya Kota Otonom Sungai Penuh berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi.

Kabupaten Kerinci merupakan salah satu wilayah yang terletak pada ujung barat Provinsi Jambi, tepatnya terletak diantara 01°40’ sampai dengan 02°26’ Lintang Selatan dan diantara 101°08’ sampai dengan 101°50’ Bujur Timur, dengan luas wilayah berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 24 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032 adalah 332.807Ha atau 3.328,07 Km2, yang terdiri dari 199.088,480 Ha atau 59,82 persen merupakan Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dan 133.715,52Ha atau 40,18 persen merupakan kawasan budidaya dan permukiman, sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 1.1.

Luas Wilayah Kabupaten Kerinci Menurut Kecamatan Keadaan Tahun 2015

No. Kecamatan

Luas Wilayah

(Ha) % TNKS (Ha) %

Lahan

Budidaya (Ha) %

1 Gunung Tujuh 15.963 4,797 11.002,360 5,526 4.960,64 3,71

2 Kayu Aro 11.517 3,461 5.948,530 2,988 5.568,47 4,16 3 Kayu Aro Barat 20.665 6,206 12.130,180 6,093 8.524,82 6,38


(13)

No. Kecamatan

Luas Wilayah

(Ha) % TNKS (Ha) %

Lahan

Budidaya (Ha) %

4 Gunung Kerinci 30.687 9,221 13.317,450 6,689 17.369,55 12,99

5 Siulak 14.287 4,293 6.953,530 3,493 7.333,47 5,48

6 Siulak Mukai 27.431 8,242 20.486,210 10,290 6.944,79 5,19

7 Air Hangat Barat

1.415 0,425 - - 1.415,00 1,06

8 Air Hangat 21.087 6,336 16.961,550 8,520 4.125,45 3,09

9 Air Hangat Timur

18.229 5,477 11.479,360 5,766 6.749,64 5,05

10 Depati VII 2.913 0,875 551,010 0,277 2.361,99 1,77

11 Sitinjau Laut 5.807 1,745 1.996,600 1,003 3.810,40 2,85 12 Danau Kerinci 22.626 6,799 16.872,300 8,475 5.753,70 4,30

13 Keliling Danau 36.484 10,963 23.412,920 11,760 13.071,08 9,78

14 Bukit Kerman 21.294 6,398 10.336,590 5,192 10.957,41 8,19

15 Gunung Raya 34.763 10,445 16.105,300 8,090 18.657,70 13,95

16 Batang

Merangin

47.646 14,317 31.534,590 15,839 16.111,41 12,05

Total 332.814 100,00 199.088,48 100,00 133.715,52 100,00 Sumber : BAPPEDA Kab. Kerinci Tahun 2015

Dari sisi administrasi wilayah, Kabupaten Kerinci berbatasan langsung dengan beberapa provinsi, kabupaten dan kota, yaitu:

a. Sebelah utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Solok Selatan Provinsi Sumatera Barat;

b. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Merangin Provinsi Jambi dan Kabupaten Muko-muko Provinsi Bengkulu:

c. Sebelah timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Bungo dan Kabupaten Merangin Provinsi Jambi. dan

d. Sebelah barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat dan Kota Sungai Penuh Provinsi Jambi.

Secara tofografi, wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yaitu terletak di gugus Bukit Barisan dengan bentangan wilayah dari Gunung Kerinci sampai ke Gunung Raya, yang berada pada ketinggian 500-3805 m dpl, yang beriklim tropfis dan berhawa sejuk, dengan suhu rata-rata berkisar 22 derajat Celcius, serta memiliki karakteristik wilayah yang bergelombang, dengan


(14)

dominasi perbukitan dan membentuk enclave yang sangat luas, yang sebahagian besarnya ditutupi hutan lebat yang alami. Sementara dari kondisi dilapangan, secara topografi Kabupaten Kerinci dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Ketinggian Lahan

Ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Kerinci bervariasi, berupa perbukitan dan pegunungan. Sekitar 45,89% wilayah terletak pada ketinggian 1.000-1.500 mdpl dengan luas 152.757 Ha, sekitar 0,25% wilayah atau seluas 848 Ha berada pada ketinggian diatas 2.500 mdpl, dan sekitar 1,06% wilayah atau seluas 3.535 Ha berada antara 0-500 mdpl.

b. Kemiringan Lahan

Wilayah Kabupaten Kerinci memiliki 5 klasifikasi lereng, yakni Wilayah datar dengan kemiringan 0-8%, wilayah dengan kemiringan 8-15%, wilayah bergelombang/berbukit dengan kemiringan 15-25%, wilayah cukup curam dengan kemiringan 25-40%, dan wilayah curam dengan kemiringan >40%. Sekitar 35,53% atau hampir separuh wilayah Kabupaten Kerinci merupakan dataran bergelombang dengan kemiringan 15-25%. Sedangkan untuk wilayah datar dan relatif datar hanya mencapai 26,55% sampai dengan 24,75% terdiri dari kemiringan 0-8% dan 8-15%.

Rincian data tentang klasifikasi lereng di Kabupaten Kerinci, dapat terlihat sebagaimana pada tabel 1.2 dibawah ini :

Tabel 1.2.

Klasifikasi Lereng Wilayah Kabupaten Kerinci Tahun 2015

No. Kecamatan Klasifikasi Lereng (Luas Ha)

0-8% 8-15% 15-25% 25-40% >40%

1 Gunung Tujuh 5.453 3.016 4.923 1.647 890

2 Kayu Aro 6.236 2.665 1.696 529 388

3 Kayu Aro Barat 5.311 7.419 7.526 361 13

4 Gunung Kerinci 5.452 9.225 11.988 4.007 -

5 Siulak 2.650 3.964 5.938 1.733 -

6 Siulak Mukai 9.621 5.723 8.789 3.207 86


(15)

8 Air Hangat 4.350 4.408 9.706 2.569 48 9 Air Hangat Timur 2.866 5.014 7.177 2.839 344

10 Depati VII 1.498 995 401 5 -

11 Sitinjau Laut 3.052 493 2.085 172 -

12 Danau Kerinci 5.428 2.591 10.218 4.252 124

13 Keliling Danau 8.349 10.027 10.427 6.496 1.165

14 Bukit Kerman 7.782 4.540 6.769 2.436 -

15 Gunung Raya 12.992 8.516 9.637 4.657 86

16 Batang Merangin 6.406 13.594 20.507 5.651 88

Total 88.328 82.325 118.202 40.566 3.235

Sumber :BAPPEDA Kab. Kerinci Tahun 2015

Secara geologi, struktur dan karakteristik Kabupaten Kerinci berada dalam sistem patahan (sesar) Sumatera yaitu sesar semangko yang membelah pulau Sumatera menjadi dua bagian mulai dari Lampung Sampai Aceh. Sebagian besar (98,44%) wilayah Kabupaten Kerinci merupakan daerah pegunungan yang membentang dari Gunung Kerinci sampai Gunung Raya yang berada pada ketinggian 500 mdpl-3.805 mdpl merupakan bagian dari bukit barisan. Kemudian sekitar 81,22% wilayah terletak pada ketinggian di atas 1.000 m dpl. Selain itu Kabupaten Kerinci terletak di daerah dataran rendah 500-1.000 m dpl seluas 72.246 Ha (17, 20%) berketinggian antara 500-1.000 m dpl, dengan rata-rata curah hujan pertahun yang cukup tinggi.

Dari aspek hidrologi, Kabupaten Kerinci memiliki beberapa sumber air yang sangat potensial, yang terdiri dari potensi makrohidro (kapasitas > 10 MW), terdapat di Kecamatan Batang Merangin yang memanfaatkan aliran dan debit air Sungai Batang Merangin dengan kapasitas 180 MW. Kemudian Potensi Minihidro (kapasitas 1 MW s/d < 10 MW) antara lain terdapat di Sungai Napal Melintang, Sungai Sangir di lokasi Air Terjun Telun Berasap, Sungai Buai di lokasi Air Terjun Pancuran Aro dan beberapa lokasi lainnya. Sedangkan potensi listrik mikrohidro tersebar di berbagai lokasi di Kabupaten Kerinci, seperti Sungai Pondok Batang Merangin, Sungai Kuning Renah Pemetik, Sungai Batu di Talang Kemulun serta potensi energi yang berasal dari air terjun.


(16)

Gambaran data dan informasi tentang sebaran potensi dibidang hidrologi yang dimiliki oleh Pemeerintah Kabupaten Kerinci, dapat disajikan sebagaimana terdapat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.3.

Data Potensi Bidang Hidrologi Pemerintah Kabupaten Kerinci

No Nama Air Terjun

Tinggi Air Terjun (Meter)

Energi Dihasilkan

(Mw)

Lebar Air Terjun (Meter)

Lebar Sungai (Meter)

Ketinggian (M.Dpl)

Jarak Dari Kota (Km)

1. Batu Namora 50 5 – 6,2 6 – 7 6 – 7 1200 – 2000 50 2. Bedeng Iv 25 1,6 – 2 4 – 5 5 – 6 700 – 1000 45 3. Seluang Bersisik 50 2 – 3,2 7 – 8 7 – 7,6 1000 – 1200 40 4. Talang Kemulun 23 1,5 – 2 5 – 6 5 – 7 600 – 1000 18 5. Pancuran Aro 75 6 - 8, 3 8 – 9,5 10 – 12 800 – 2000 15 6. Sungai Medang 25 2 – 3 5 – 6,5 6 – 9 500 – 870 10 7. Pancuran Tujuh 30 4,5 – 6,3 7 6 – 9 800 – 1700 30 8. Telun Berasap 75 7 – 8,3 5– 7 6 – 7 1200 – 2000 60 9. Bukit Tapan 60 3,5 5 – 7 5 – 7 1200 – 2000 18

10 Gunung Tujuh 80 15 6 – 7 6 -7 1200 – 2000 65

Sumber : BAPPEDA Kabupaten Kerinci Tahun 2015

2. POTENSI PENGEMBANGAN WILAYAH

Berdasarkan karakteristik wilayah Kabupaten Kerinci, dapat diidentifikasikan beberapa wilayah strategis yang memiliki potensi – potensi untuk dikembangkan,sebagaimana tertuang dalam RTRW Kabupaten Kerinci Tahun 2012-2032, yaitu :

1. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya

Tanaman hortikultura merupakan salah satu komoditas dalam sub sektor tanaman pangan yang memberikan kontribusi terbesar dalam struktur PDRB Kabupaten Kerinci. Tanaman hortikultura pada umumnya terkosentrasi di beberapa wilayah saja, seperti di Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya.

Berdasarkan kondisi ini dapat disimpulkan bahwa potensi dan lokasi budidaya tanaman hortikultura ini ditentukan oleh daya dukung dan kesesuaian lahannya, dan merupakan wujud keunggulan atau spesialisasi


(17)

wilayah kecamatan tersebut. Dalam perencanaan pengembangannya diharapkan Kecamatan Kayu Aro dan sekitarnya dapat menjadi kawasan agropolitan yang menopang kegiatan sektor perekonomian wilayah secara komprehensif bagi Kabupaten Kerinci dimasa mendatang.

2. Kawasan Agropolitan di Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya

Tanaman tahunan di Kabupaten Kerinci masih didominasi oleh komoditas tanaman kayu manis, dengan rata-rata luas tanam 40.722 Ha, diikuti oleh tanaman kopi (6.402 Ha), dan teh yang yang merupakan perkebunan dan dikelola oleh PTPN VI Kayu Aro seluas 2.265 Ha. Melihat dari kondisi ini, dapat disimpulkan bahwa tanaman kayu manis masih merupakan komoditas unggulan di Kabupaten Kerinci, karena luas tanamnya per tahun mengalami peningkatan yang cukup baik. Dan pada umumnya tanaman kayu manis ini hanya terkosentrasi pada wilayah-wilayah tertentu di Kabupaten Kerinci, seperti Kecamatan Gunung Raya dan sekitarnya sebagai kawasan agropolitan.

3. Kawasan Minapolitan di Danau Kerinci

Budidaya perikanan di Kabupaten Kerinci pada umumnya terkosentrasi di Kecamatan Danau Kerinci dan Kecamatan Keliling Danau. Kondisi ini terlihat dari tingginya produksi ikan di tiga wilayah ini, yaitu 159,69 Ton di Kecamatan Keliling Danau dan 139,98 Ton di Kecamatan Danau Kerinci (BPS Tahun 2010).

Dilihat dari kondisi alamnya, kedua wilayah tersebut merupakan wilayah kecamatan yang berada di sisi Danau Kerinci, yang menjadi lokasi budidaya perikanan Perairan umum. Dan kawasan di sekeliling Danau Kerinci ini sangat berpotensi untuk dikembangkan sebagai kawasan Minapolitan dimasa mendatang dalam rangka meningkatkan perkonomian masyarakat Kabupaten Kerinci di Sektor Perikanan.


(18)

4. Kota Terpadu Mandiri di Kecamatan Siulak dan sekitarnya

Kawasan perkotaan di Kecamatan Siulak merupakan suatu kawasan yang dipromosikan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci sebagai pusat pemerintahan dan jasa. Dalam perkembangannya dimasa mendatang diperlukan dukungan dan kontribusi wilayah hinterlandnya dalam rangka mewujudkan pusat pertumbuhan baru di Kabupaten Kerinci.

Untuk mencapai tujuan ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci menetapkan beberapa bagian dari wilayah Kecamatan Siulak dan Kecamatan Gunung Kerinci sebagai suatu kawasan pertumbuhan baru dengan menetapkan areal lokasi transmigrasi didalamnya menjadi Kota Terpadu Mandiri di Kabupaten Kerinci.

5. Kota Terpadu mandiri di Kecamatan Bukit Kerman dan sekitarnya Dalam upaya mengurangi ketimpangan wilayah di Kabupaten Kerinci, khususnya wilayah bagian timur dan barat kabupaten, maka di wilayah bagian timur perlu dipacu perkembangannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengalokasikan suatu pusat pertumbuhan baru di wilayah Kecamatan Bukit Kerman.

Pengembangan areal lokasi transmigrasi merupakan salah satu rencana solusi dalam mengupayakan percepatan wilayah tersebut menjadi suatu pusat permukiman baru di Kabupaten Kerinci dengan berbasis komoditas perkebunan yang terintegrasi dalam sistim Kota Terpadu Mandiri.

6. Kota Terpadu Mandiri Air Hangat Barat dan Sekitarnya

Pengembangan KTM Air Hangat Barat dilakukan dalam rangka menopang pengembangan Ibukota Kabupaten Kerinci dimasa mendatang. Pengembangan wilayah Air Hangat Barat diupayakan untuk menjadi lokasi permukiman baru sebagai antisipasi keterbatasan lahan di pusat pemerintahan (perkotaan Siulak).

7. Kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Air di Kecamatan Batang Merangin


(19)

Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kerinci di Batang Merangin merupakan salah satu upaya dalam memenuhi kebutuhan energi listrik untuk Kabupaten Kerinci dan Propinsi Jambi dan merupakan kegiatan proyek dengan investasi skala besar yang berpengaruh terhadap pola dan struktur perkembangan wilayah Kabupaten Kerinci.

Dengan adanya kegiatan pembangunan PLTA ini akan menimbulkan perubahan kondisi fisik wilayah, sosial ekonomi maupun sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, lokasi PLTA ini menjadi suatu hal yang sangat penting dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dengan menjadikannya sebagai suatu kawasan khusus dalam penataan ruang wilayah.

3. KONDISI DEMOGRAFI

a. Jumlah dan Sebaran Penduduk

Penduduk merupakan subjek atau sasaran dan sekaligus sebagai objek atau pelaku kegiatan pembangunan. Keberadaan dan peran ganda demikian sehingga menempatkan penduduk pada posisi sentral dalam setiap langkah kebijakan dalam strategi pembangunan. Jumlah penduduk yang besar hendaknya harus disertai dengan kualitas yang tinggi sehingga keberadaannya dapat menjadi modal penggerak proses pembangunan, seperti dijelaskan Tabel berikut ini.

Tabel 1.4.

Jumlah dan Sebaran Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2015

No. Kecamatan

Jenis Kelamin

Jumlah (jiwa)

Luas Wilayah

(km2)

Kepadatan Penduduk /

Km2

Laki-laki Perempuan

1. Gunung Raya 3.997 3.966 7.963 34.763 0,23 2. Bukit Kerman 5.725 5.792 11.517 21.294 0,55 3. Batang Merangin 5.852 5.631 11.483 47.646 0,25 4. Keliling Danau 10.651 11.487 22.138 36.484 0,61 5. Danau Kerinci 7.869 7.979 15.848 22.626 0,70 6. Sitinjau Laut 6.946 7.201 14.147 5.807 2,44 7. Air Hangat 5.420 5.735 11.155 21.087 0,53 8. Air Hangat Timur 8.759 9.031 17.790 18.229 0,95 9. Depati VII 7.151 7.690 14.841 2.913 5,09


(20)

10. Air Hangat Barat 4.158 4.300 8.458 1.415 5,97 11. Gunung Kerinci 6.132 5.816 11.948 30.687 0,38 12. Siulak 20.244 10.176 20.420 14.287 0,49 13. Siulak Mukai 5.721 5.508 11.229 27.431 0,49 14. Kayu Aro 10.568 10.017 20.585 11.517 0,48 15. Gunung Tujuh 7.840 7.282 15.122 15.963 0,95 16. Kayu Aro Barat 10.268 9.970 20.238 20.665 0,97

Jumlah 117.301 117.581 234.882 332.814

Sumber : Diolah dari data BPS Kabupaten Kerinci, 2014

Berdasarkan tabel diatas, tingkat kepadatan penduduk terendah pada Tahun 2015 berada di Kecamatan Gunung Raya yakni 0,23 orang per km2. Sedangkan Kecamatan Air Hangat Barat memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi pada tahun 2015, yakni dengan rataan 5,97 jiwa per km2.

b. Struktur Usia Penduduk

Struktur usia penduduk menggambarkan sebaran penduduk berdasarkan kelompok usianya yang secara garis besarnya terbagi ke dalam tiga yaitu usia belum produktif, usia produktif dan usia tidak produktif /usia lanjut. Penduduk muda berusia dibawah 15 tahun umumnya dianggap sebagai penduduk yang belum produktif karena secara ekonomis masih tergantung pada orang tua atau orang lain yang menanggungnya. Selain itu, penduduk berusia diatas 65tahun juga dianggap tidak produktif lagi sesudah melewati masa pensiun. Pendudukusia 15-64 tahun, adalah penduduk usia kerja yang dianggap sudah produktif.

Grafik 1.1.


(21)

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2015

Proporsi penduduk usia belum produktif mencapai 63.277 jiwa atau 26,73 persen dari total jumlah penduduk. Selanjutnya pada kelompok tidak produktif terdapat sekitar 14.730 jiwa atau 6,22 persen. Kemudian untuk kelompok usia produktif terdapat sekitar 158.755 jiwa atau 67,05 persen total jumlah penduduk. Kelompok usia inilah yang berpotensi menjadi engine of growth bagi perekonomian kita, menjadi kelompok penanggung beban bagi kelompok belum produktif dan tidak produktif. Kelompok ini juga yang diharapkan dapat bekerja secara produktif dalam mendorong peningkatan aktivitas ekonomi guna memperoleh pendapatan yang layak untuk membiayai kehidupan masyarakat. Selanjutnya, untuk usia reproduksi pada kaum perempuan atau usia 15-49 Tahun sebanyak 125.330 atau 52,94 persen dari jumlah penduduk secara keseluruhan. Konsekuensinya tentu harus tersedianya lapangan kerja yang mencukupi dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki guna memaksimalkan peluang dalam bekerja dan meningkatkan penghasilan atau pendapatan menuju peningkatan kesejahteraan hidup, serta meningkatkan kualitas pelayanan dasar bagi masyarakat.


(22)

Cara penyajian lain dari struktur umur penduduk adalah Piramida penduduk. Dasar piramida penduduk menunjukkan jumlah penduduk, dan badan piramida penduduk bagian kiri dan kanan menunjukkan banyaknya penduduk laki-laki dan penduduk perempuan menurut umur. Dengan melihat gambar piramida penduduk, secara sekilas kita mengetahui struktur umur penduduk dan implikasinya terhadap tuntutan pelayanan kebutuhan dasar penduduk (baik balita, remaja, dewasa, laki-laki dan perempuan, dan lansia) sekaligus melihat potensi tenaga kerja serta membayangkan kebutuhan akan tambahan kesempatan kerja yang harus diciptakan. Seperti terlihat pada grafik berikut ini :


(23)

Grafik 1.2.

Piramida Penduduk Kabupaten Kerinci Tahun 2015

Sumber : BPS Kabupaten Kerinci Tahun 2015

4. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, disebutkan bahwa setiap Pemerintah Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota menyelenggarakan urusan pemerintahan yang terdiri dari urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar, urusan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar, serta urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar berpedoman pada standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.

Urusan wajib yang terkait dengan pelayanan dasar maupun urusan wajib yang tidak terkait dengan pelayanan dasar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, meliputi antara lain :

1. Penyelenggaraan Pendidikan; 2. Penanganan bidang kesehatan; 3. Pekerjaan umum dan penataan ruang;


(24)

5. Ketentraman, ketertiban umum dan ketentraman masyarakat; 6. Sosial dan tenaga kerja

7. Pemberdayaan masyarakat dan desa serta pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak;

8. Ketahanan pangan; 9. Lingkungan hidup;

10.Pengendalian pendudukan dan keluarga berencana; 11.Administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; 12.Koperasi, usaha kecil dan menengah;

13.Perhubungan, komunikasi dan informatika; 14.Penanaman modal;

15.Kepemudaan dan olahraga; 16.Kebudayaan;

17.Perpustakaan dan kearsipan;

18.Serta urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan;

Sedangkan yang menjadi urusan yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang ada di Kabupaten Kerinci.

Guna melaksanakan urusan wajib dan urusan pilihan diatas, Pemerintah Kabupaten Kerinci ditunjang oleh beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah serta Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Kerinci, yang terdiri dari Sekretariat Daerah dengan 3 Asisten dan 9 Bagian, Sekretariat DPRD, Inspektorat Kabupaten, 6 Badan, 16 Dinas, 6 Kantor, 1 RSUD dan 12 Kecamatan serta 2 Kelurahan.


(25)

B. ISU STRATEGIS DAERAH

Isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses penyusunan rencana pembangunan daerah dalam rangka untuk melengkapi tahapan-tahapan yang telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis, dapat meningkatkan akseptabilitas prioritas pembangunan daerah, dapat dilaksanakan dan secara moral serta etika birokrasi dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam merumuskan isu strategis dilakukan melalui analisis lingkungan eksternal terhadap proses perencanaan. Pemerintahan daerah yang tidak merumuskan kebijakannya dan lalu menyelaraskannya dengan isu strategisnya, dikuatirkan akan menghadapi kegagalan dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangannya sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara pemerintah dan pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota.

Oleh karena itu, untuk memperoleh rumusan isu-isu strategis diperlukan analisis terhadap berbagai permasalahan pembangunan yang ada. Dari hasil analisis permasalahan pembangunan sebagaimana tersebut diatas, dan terkait dengan posisi Kabupaten Kerinci sebagai salah satu kabupaten di Provinsi Jambi, maka rumusan isu-isu strategis yang perlu mendapat perhatian dan tindak lanjut pemecahan dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.

Terkait dengan hal-hal tersebut diatas, maka isu-isu strategis yang perlu mendapatkan perhatian dan solusi oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci terkait dengan bidang pembangunan dalam 5 (lima) tahun kedepan, meliputi :

1. Isu-isu Lokal

Isu-isu strategis yang menjadi kendala dalam konteks lokal dan dapat menjadi kendala/hambatan dalam proses perumusan kebijakan penyusunan dokumen rencana pembangunan daerah maupun implementasinya, antara lain meliputi : (i) masih rendah sumber daya aparatur dalam pemahaman berbagai regulasi yang terkait dengan perumusan dokumen perencanaan pembangunan


(26)

daerah; (ii) koordinasi antar SKPD dalam lingkup Pemerintah Kabupaten Kerinci belum berjalan secara maksimal; (iii) kualitas dan kuantitas data dan informasi yang dijadikan acuan dalam perumusan kebijakan perencanaan pembangunan, masih belum akurat; (iv) sering terjadinya mutasi sumber daya aparatur perencana, sehingga berakibat pada proses perumusan kebijakan dokumen perencanaan pembangunan; dan (v) masih kurangnya jumlah tenaga bidang perencanaan pada seluruh SKPD se Kabupaten Kerinci.

2. Isu-isu Regional

Pada tingkat regional se Provinsi Jambi, isu-isu strategis yang diperkirakan akan timbul dan perlu diantisipasi sejak dini, merupakan isu-isu strategis yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kinerja pemerintah daerah, antara lain meliputi : (i) belum sinkronnya rumusan kebijakan perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi dan antara kabupaten/kota dengan dokumen rencana pembangunan Provinsi Jambi; (ii) belum disinergikannya pendekatan ke wilayahan dalam perumusan perencanaan pembangunan antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi: (iii) implementasi program dan kegiatan dalam kerangka kerjasama antar daerah, belum dapat berjalan secara maksimal; dan (iv) koordinasi pembangunan regional antar kabupaten/kota se Provinsi Jambi, belum berjalan secara optimal. 3. Isu-isu Nasional

Isu-isu nasional yang mungkin akan membawa dampak terhadap proses perumusan rencana pembangunan jangka menengah daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, diprediksi meliputi antara lain (i) terkait dengan perkembangan dinamika politk sehubungan dengan agenda politk nasional, yaitu pemilihan anggota legislatif (pileg) dan pemilihan presiden(pilpres); (ii) pertumbuhan ekonomi nasional yang berkembang secara fluktuatif; (iii) kebijakan antar kementerian/lembaga yang tidak sinkron dan saling bertentangan; dan (iv) lambatnya penerbitan pedoman teknis kepada pemerintah daerah, sehingga akan memberi kontribusi pada rendahnya kinerja pemerintah daerah.


(27)

4. Isu-isu Global

Isu-isu strategis dalam tingkat global yang dapat teridentifikasi dan diprediksi akan dapat berpengaruh dalam perumusan kebijakan perencanaan pembangunan daerah, antara lain meliputi (i) pesatnya perkembangan informasi tehnologi/IT, terutama pengembangan jaringan komunikasi dan informasi; (ii) krisis ekonomi dunia yang masih melanda beberapa negara maju di asia, sebagian Eropa dan Amerika; dan (iii) terjadinya konflik perang yang terjadi antar negara yang belum dapat terselesaikan.

5. Isu-isu Strategis Urusan Pilihan

Sedangkan isu-isu strategis dalam lingkup urusan pilihan yang menjadi prioritas pembangunan Kabupaten Kerinci, meliputi:

a. Urusan Pertanian

- meningkatnya nilai tambah komoditas pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan dan perikanan melalui industrialisasi pedesaan; - meningkatnya pemasaran komoditas pertanian tanaman pangan,

perkebunan, peternakan dan perikanan;

- terwujudnya kerjasama dengan perguruan tinggi/lembaga riset guna meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian;

- meningkatnya sumber daya petani; - meningkatnya kesejahteraan petani;

- meningkatnya penerapan teknologi pertanian; - meningkatnya produksi pertanian.

Isu-isu strategis terkait dengan pertanian dan peternakan dalam lingkup urusan pertanian, terdiri dari (i) berkurangnya penyakit ternak; (ii) meningkatnya produksi hasil peternakan; (iii) berfungsinya kawasan budidaya laut, air payau; (iv) berkembangnya budidaya perikanan.

Sementara itu, isu-isu strategis terkait dengan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dalam lingkup urusan pertanian, terdiri dari (i) tersedianya perlengkapan gedung kantor; (ii) meningkatnya kemampuan


(28)

lembaga petani; (iii) meningkatnya kapasitas tenaga penyuluh pertanian/perkebunan lapangan; (iv) meningkatnya pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan; (v) meningkatnya ketahanan pangan pertanian/perkebunan.

b. Urusan Kehutanan

Isu-isu strategis urusan kehutanan, terdiri dari (i) optimalnya pelaksanaan rehabilitasi hutan dan lahan; (ii) optimalnya program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan; (iii) optimalnya pembinaan dan penertiban industri hasil hutan; (iv) optimalnya perlindungan dan konservasi sumber daya hutan; (v) meningkatnya produksi pertanian/perkebunan; (vi) tersedianya data/Informasi yang akurat; (vii) tersedianya perencanaan dan pembangunan hutan; (viii) meningkatnya pengembangan agribisnis; (ix) optimalnya pemanfaatan potensi sumber daya hutan; (x) otimalnya pemasaran hasil produksi perkebunan; (xi) meningkatnya standarisasi kualitas bahan baku; (xii) optimalnya mendorong pembudidayaan bahan baku berkadar nikotin rendah; (xiii) optimalnya penanganan pasca panen bahan baku dan (xiv) optimalnya penguatan kelembagaan kelompok tani.

c. Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral.

Isu-isu strategis urusan energi dan sumberdaya mineral, terdiri dari (i) terlaksananya pengembangan, pengawasan dan pembinaan sektor pertambangan; (ii) terbangunnya jaringan listrik pedesaan; (iii) tersedianya rencana pengembangan energi baru dan terbarukan; (iv) meningkatnya kualitas jasa pelayanan sarana dan prasarana energi; (v) tersedianya peta dan inventarisasi bahan galian; (vi) tersedianya peta mitigasi bencana geologi. d. Urusan Pariwisata

Isu-isu strategis urusan pariwisata, terdiri dari (i) tersedianya dokumen rencana pengembangan pariwisata; (ii) tersedianya rencana


(29)

pengembangan destinasi wisata; (iii) terwujudnya rencana pengembangan kemitraan.

e. Urusan Perindustrian

Isu-isu strategis urusan perindustrian, terdiri dari (i) terwujudnya pengembangan industri kecil dan menengah; (ii) meningkatnya kemampuan teknologi industri; (iii) meningkatnya kapasitas iptek sistem produksi.

f. Urusan Perdagangan

Isu-isu strategis urusan perdagangan, terdiri dari (i) tersedianya perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan; (ii) meningkatnya nilai eksport; (iii) meningkatnya efisiensi perdagangan dalam negeri; (iv) optimalnya pembinaan kepada pedagang kaki lima dan asongan;

g. Urusan Ketransmigrasian

Isu-isu strategis urusan ketransmigrasian, yaitu tersedianya rencana untuk mengembangkan wilayah transmigrasi.


(30)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. PERENCANAAN

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Nasional, merupakan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan termasuk pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya. Mengacu pada Undang-Undang ini, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2025–2025 dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2014–2019.

Tahun 2015 merupakan tahun pertama efektifnya pelaksanaan RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2015 – 2019. RJPMD Kabupaten Kerinci adalah dokumen perencanaan untuk masa 5 (lima) tahun kedepan dalam kurun waktu tahun 2014 – 2019, yang merupakan penjabaran visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati yang terpilih melalui pemilihan langsung dan telah dilantik pada tanggal 4 Maret 2014.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kabupaten Kerinci diharapkan mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategis, baik nasional maupun global. Oleh karena itu, analisis terhadap lingkungan organisasi baik internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan kekuatan (strenghts), kelemahan (weakness), peluang (opportunities), dan tantangan/kendala (threats) yang ada. Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategi instansi pemerintah dalam menjalankan program dan sasaran pembangunan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019.

Pada prinsipnya RPJMD merupakan :

1. Alat bantu bagi manajemen penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakat di Kabupaten Kerinci.


(31)

2. Gambaran visi, misi, persepsi, interpretasi serta strategi Kepala Daerah untuk mengantisipasi tantangan pembangunan yang dihadapi.

3. Alat untuk memacu dan memotivasi aparat serta masyarakat dalam proses mencapai sasaran yang telah ditetapkan.

1. VISI DAN MISI a. Pernyataan Visi

Berdasarkan identifikasi potensi dan permasalahan yang ada serta dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang diinginkan, Kabupaten Kerinci secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi baru sehingga senantiasa tetap eksis dan unggul dalam menghadapi setiap perubahan yang terjadi. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat. Untuk itu diperlukan visi sebagai cara pandang jauh ke depan, kemana dan bagaimana pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan eksis, antisipatif, inovatif dan produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah,

Mengacu pada batasan tersebut, visi Kabupaten Kerinci adalah “Terwujudnya Kerinci yang Lebih Baik”.

b. Penjelasan Makna

Adapun makna atau pengertian dari pokok-pokok Visi Kabupaten Kerinci tersebut adalah sebagai berikut:

Pertama, Terwujudnya, memiliki makna bahwa segala sesuatu yang telah dirumuskan dan ditetapkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019, harus dapat direalisasikan dan diwujudkan secara maksimal dengan menggunakan berbagai potensi sumber daya secara efektif dan efesien. Oleh karena itu, untuk dapat


(32)

mewujudkannya perlu dilakukan melalui kerja keras, kerja cerdas dan kerja bersinergitas, baik oleh seluruh aparatur Pemerintah Kabupaten Kerinci maupun dukungan dan partisipasi dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan menetapkan kata “terwujudnya” sebagai titik tolok, maka target capaian kinerja pemerintahan 5 (lima) tahun mendatang diharapkan akan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kerinci baik jasmani maupun rohani.

Kedua, Lebih Baik, memiliki makna bahwa atas dasar potensi yang dimilikinya serta didorong oleh keinginan yang keras untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat agar dapat hidup lebih layak, sehingga secara moril maupun materiil dapat sejajar dengan masyarakat lainnya se Provinsi Jambi, maka tidak ada pilihan lain bahwa pembangunan yang dilaksanakan harus dilakukan secara efektif, efesien, partisipatif, akuntabel dengan mensinergikan perencanaan dengan penganggaran. Melalui langkah strategi seperti ini, diharapkan hasil pembangunan selama 5 (lima) tahun kedepan akan lebih baik dibandingkan dengan pembangunan pada 5 (lima) tahun yang lalu dan mungkin lebih baik hasilnya jika dibanding dengan pembangunan yang dilakukan oleh kabupaten/kota terdekat/tetangga. Dengan hasil pembangunan yang lebih baik dibandingkan pembangunan sebelumnya, maka akan mendorong gairah dan partisipasi masyarakat untuk terlibat secara aktif dalam setiap perumusan kebijakan pembangunan. Hal ini diyakini akan membawa dampak ganda, yaitu antara lain terjadi percepatan pengentasan kemiskinan, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan asli daerah yang signifikan. c. Pernyataan Misi


(33)

Misi adalah komitmen untuk melaksanakan agenda-agenda utama yang menjadi penentu keberhasilan pencapaian visi pembangunan daerah. Misi juga dapat diartikan sebagai rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Oleh karena itu, dengan rumusan misi yang baik akan dapat membantu memberi gambaran tentang visi yang ingin dicapai dan menjelaskankan langkah-langkah upaya yang perlu dilakukan untuk mencapai visi. Rumusan misi menjadi penting untuk memberikan kerangka berfikir dan kerangka bertindak untuk mencapai tujuan, sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dan merumuskan peta jalan yang akan dilalui untuk mencapai visi dimaksud.

Dari tinjauan akademis, misi sesungguhnya dapat dirumuskan untuk menemukan argumentasi mengapa organisasi sebagai lembaga yang akan mengimplementasikan visi, misi, tujuan dan sasaran harus ada. Oleh karena itu, dalam rumusan misi kedalam dokumen RPJMD, selain memperhatikan berbagai potensi lokal yang ada, juga diharapkan supaya dijabarkan dengan tetap memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis, baik eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada dalam pembangunan daerah. Dengan demikian, misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Oleh karena itu, rumusan misi menggunakan bahasa yang sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud yang ingin dijelaskan.

Terkait dengan uraian dan penjelasan makna dari Visi tersebut diatas, maka penjabaran Misi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata;

2. Meningkatkan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak, beriman dan bertaqwa;.


(34)

3. Meningkatkan dan pengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang terintegrasi antar sektor;

4. Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal; dan 5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat,

berwibawa, amanah dan bermoral.

2. TUJUAN DAN SASARAN

Penetapan tujuan pembangunan didasarkan kepada faktor-faktor kunci keberhasilan dalam proses pembangunan daerah. Berdasarkan visi dan misi yang ada maka tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dalam rentang periode 2014 – 2019, adalah sebagaimana terlihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1.

Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Kerinci Tahun 2014 - 2019

No. Tujuan Sasaran

1. Meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat berbasis pertanian, industri mikro, kecil dan menengah, serta pariwisata

Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah (PAD) dan kesejahteraan masyarakat

a. Meningkatnya rasio

kemandirian daerah

b. Meningkatnya pertumbuhan

ekonomi

c. Meningkatnya pendapatan per

kapita masyarakat

d. Meningkatnya kontribusi

sektor industri pengolahan terhadap PDRB

e. Meningkatnya partisipasi

angkatan kerja

2. Meningkatkan Pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas, berakhlak, beriman, dan bertaqwa


(35)

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berakhlak, beriman, dan

bertaqwa serta menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi

a. Meningkatnya angka melek

huruf

b. Meningkatnya angka rata-rata

lama sekolah

c. Meningkatnya angka

partisipasi sekolah

d. Meningkatnya angka harapan

hidup

e. Menurunnya angka kematian

bayi

f. Menurunnya angka kematian

ibu melahirkan

g. Menurunnya jumlah balita

gizi buruk

h. Menurunnya jumlah

penduduk miskin

3. Meningkatkan dan mengembangkan kualitas dan kuantitas infrastruktur yang terintegrasi antar sektor

Meningkatkan kualitas dan kuantitas infrastruktur pelayanan umum yang terintegrasi antar sektor dan antar wilayah

a. Meningkatnya kualitas

infrastruktur jalan dan

jembatan

b. Meningkatnya kualitas dan

kesediaan jaringan irigasi

c. Meningkatnya akses

masyarakat terhadap air

bersih dan sanitasi 4. Meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumberdaya lokal

Meningkatkan kualitas pengelolaan dan kelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup

Meningkatnya pelestarian

lingkungan hidup

5. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat, berwibawa, amanah dan bermoral

a. Meningkatnya kualitas

perencanaan pembangunan daerah

Persentase penjabaran program RPJMD ke dalam RKPD

b. Meningkatnya transparansi

pengelolaan keuangan dan

akuntabilitas kinerja pemeirntah daerah

a. Nilai akuntabilitas kinerja

pemerintah

b. Opini BPK terhadap

pengelolaan keuangan daerah

c. Meningkatnya kualitas pelayanan

publik

Indeks Kepuasan Masyarakat

B. PERJANJIAN KINERJA

Perjanjian kinerja merupakan suatu pernyataan kinerja yang ingin dicapai untuk mewujudkan kinerja yang baik berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki,


(36)

maka Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 adalah sebagaimana tertuang dalam tabel dibawah ini :

Tabel 2.2.

Perjanjian Kinerja Kabupaten Kerinci Tahun 2014

No. Sasaran Indikator Kinerja Utama Target

1. Meningkatnya rasio kemandirian

daerah

Rasio kemandirian daerah 6%

2. Meningkatnya pertumbuhan

ekonomi

Pertumbuhan ekonomi

(ADHK)

6,44%

3. Meningkatnya pendapatan per

kapita masyarakat

Pendapatan per kapita (Rp) 29 jt

4. Meningkatnya kontribusi sektor

industri pengolahan terhadap

PDRB

Proporsi sektor industri

pengolahan terhadap PDRB ADHB

2,65%

5. Meningkatnya partisipasi angkatan

kerja

Tingkat partisipasi

angkatan kerja

67,60%

6. Meningkatnya kunjungan

wisatawan

Jumlah wisatawan 115.000

orang

7. Meningkatnya angkat melek huruf Angka melek huruf 97.28%

8. Meningkatnya angka rata-rata lama

sekolah

Rata-rata lama sekolah 7,7 tahun

9. Meningkatnya angka partisipasi

sekolah

a. Angka Partisipasi

Kasar PAUD usia 3 – 6

tahun (persen)

64,06%

b. Angka Partisipasi

Sekolah SD/MI usia 7-12 tahun (persen)

99.55%

c. Angka Partisipasi

Sekolah SMP/MTs usia 13-15 tahun (persen)

94%

10. Meningkatnya angka harapan

hidup

Angka harapan hidup 69.24

tahun

11. Menurunnya angka kematian bayi Angka kematian bayi per

1000 kelahiran hidup

8,5 per 1000 12. Menurunnya angka kematian ibu

melahirkan

Angka kematian ibu

melahirkan per 1000

kelahiran hidup

0,9 per 1000 13. Menurunnya jumlah balita gizi

buruk

Persentase balita gizi buruk 0,06

14. Menurunnya jumlah penduduk

miskin

Persentase masyarakat

miskin

7,15

15. Meningkatnya kualitas

infrastruktur jalan dan jembatan

Persentase jalan dalam

kondisi baik

30%

16. Meningkatnya kualitas dan

kesediaan jaringan irigasi


(37)

17. Meningkatnya akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi

Persentase rumah tangga pengguna air bersih

70%

18. Meningkatnya pelestarian

lingkungan hidup

Pencegahan pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup:

a. Kualitas air permukaan Kelas II

b. Kerusakan tanah untuk

produksi biomassa

BML

c. Indeks Standar

Pencemaran Udara

(ISPU)

≤ 50

Persentase penanganan

sampah

40%

19. Meningkatnya kualitas

perencanaan pembangunan daerah

Penrsentase penjabaran

program RPJMD dalam RKPD

70%

20. Meningkatnya transparansi

pengelolaan keuangan dan

akuntabilitas kinerja pemerintah daerah

a. Nilai akuntabilitas

kinerja Pemerintah

Daerah

CC

b. Opini BPK terhadap

pengelolaan keuangan daerah

WTP

21. Meningkatnya kualitas pelayanan publik

Indeks Kepuasan

Masyarakat


(38)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA

Akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun Anggaran 2014 disusun dalam bentuk laporan sebagai bentuk pertanggungjawaban atas pelaksanaan perencanaan strategis dan rencana kinerja tahun 2015.

Laporan kinerja menyajikan perihal capaian kinerja atas pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, baik keberhasilan maupun kegagalan. Capaian kinerja yang diukur adalah kinerja sasaran melalui indikator-indikator sasaran yang telah ditetapkan. Nilai capaian kinerja sasaran diperoleh dari implementasi, pelaksanaan program dan kegiatan dengan beberapa indikator yaitu input, output, dan outcomes.

Mengacu pada Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2014 telah ditetapkan RPJMD Kabupaten Kerinci untuk periode 2014 – 2019, Pemerintah Kabupaten Kerinci telah merencanakan / menetapkan 12 (dua belas) tujuan dan 32 (tiga puluh dua) sasaran pembangunan daerah dalam upaya mewujudkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih periode 2014 – 2019.

Pengukuran capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci pada Tahun 2015 dilakukan dengan menggunakan metode perbandingan capaian kinerja sasaran yaitu dengan cara membandingkan antara rencana kinerja (performance plan) yang diinginkan dengan realisasi kinerja (performance result) yang telah dicapai organisasi dan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance gap) yang terjadi serta tindakan perbaikan yang diperlukan dimasa mendatang. Metode ini bermanfaat untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan misi daerah dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dapat dicapai.

Berdasarkan pengukuran capaian kinerja dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori penilaian, yaitu sangat baik dengan tingkat capaian ≥ 91%, baik


(39)

dengan tingkat capaian 81% - 90%, cukup dengan tingkat capaian 71% - 80%, dan kurang dengan tingkat capaian ≤ 70%.

B. ANALISIS ATAS CAPAIAN KINERJA SASARAN TAHUN 2015

Secara garis besar Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 telah berhasil melaksanakan tugas utama yang menjadi tanggungjawab organisasi. Dari 21 sasaran dengan 26 indikator kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 kesemuanya telah dilaksanakan, namun tingkat keberhasilannya masih belum terwujud secara optimal.

Pengukuran capaian sasaran, telah diupayakan dengan menggunakan indikator setingkat outcome. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : PER/09/MPAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama, yang dimaksud dengan Indikator Kinerja Utama (Key Performance Indicator) adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi.

Pemerintah Kabupaten Kerinci telah menindaklanjuti Peraturan Menteri dimaksud dengan Keputusan Bupati Kerinci Nomor 050/Kep.544/2014 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015-2019. Dengan memperhatikan masukan dan saran dari berbagai pihak termasuk dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, selanjutnya Indikator Kinerja Utama yang telah ditetapkan sebelumnya direvisi melalui Keputusan Bupati Nomor : ...

Tabel 3.1.

Capaian Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015

No. Sasaran Indikator Kinerja Utama

Target Realisasi % capaian

1. Meningkatnya rasio

kemandirian daerah

Rasio kemandirian

daerah

6% 8,50 141,67

2. Meningkatnya

pertumbuhan ekonomi

Pertumbuhan ekonomi (persen/ADHK)

6,44% 9,63 149,54

3. Meningkatnya

pendapatan per kapita masyarakat

Pendapatan per kapita ADHB (Juta Rp)


(40)

4. Meningkatnya kontribusi

sektor industri

pengolahan terhadap

PDRB

Kontribusi sektor

industri pengolahan

terhadap PDRB ADHB

2,65% 3,23 121,89

5. Meningkatnya partisipasi

angkatan kerja

Tingkat partisipasi

angkatan kerja

67,60% 69,69 103,09

6. Meningkatnya kunjungan

wisatawan

Jumlah wisatawan 115.000

orang

114.974 99,98

7. Meningkatnya angkat

melek huruf

Angka melek huruf 97.28% 97,29 100,01

8. Meningkatnya angka

rata-rata lama sekolah

Rata-rata lama sekolah 7,7

tahun

7,8 101,3

9. Meningkatnya angka

partisipasi sekolah

a. Angka Partisipasi

Kasar PAUD usia 3

– 6t ahun

64,06% 65,04 101,53

d. Angka Partisipasi

Sekolah SD/MI (7-12 tahun)

99,55% 130,7 131,29

e. Angka Partisipasi

Sekolah SMP/MTs (13-15 tahun)

94,00% 90,39 96,16

10. Meningkatnya angka

harapan hidup

Angka harapan hidup 69.24

tahun

69,2 99,95

11. Menurunnya angka

kematian bayi

Angka kematian bayi

per 1000 kelahiran

hidup

8,50 8,48 99,77

12. Menurunnya angka

kematian ibu melahirkan

Angka kematian ibu

melahirkan per 1000 kelahiran hidup

0,90 1,37 65,69

13. Menurunnya jumlah

balita gizi buruk

Persentase balita gizi buruk

0,06 0,02 300

14. Menurunnya jumlah

penduduk miskin

Persentase masyarakat

miskin

7,15 - -

15. Meningkatnya kualitas

infrastruktur jalan dan jembatan

Persentase jalan

kabupaten dalam

kondisi baik

30% 31,13 103,77

16. Meningkatnya kualitas

dan kesediaan jaringan irigasi

Rasio layanan irigasi 60% 67,91 113,19

17. Meningkatnya akses

masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi

Persentase rumah tangga pengguna air bersih

70% 74,19 105,99

18. Meningkatnya pelestarian lingkungan hidup

Kualitas air permukaan Kelas II Kelas II 100

Indeks Standar

Pencemaran Udara

(ISPU)


(41)

Kerusakan tanah untuk produksi biomassa

BML BML 100

Persentase pengelolaan sampah

40% 35% 87,5

19. Meningkatnya kualitas

perencanaan

pembangunan daerah

Persentase penjabaran

program RPJMD dalam RKPD

70% 96,20 137,43

20. Meningkatnya

transparansi pengelolaan

keuangan dan

akuntabilitas kinerja

pemerintah daerah

a. Nilai akuntabilitas

kinerja Pemerintah Daerah

CC -* -*

b. Opini BPK terhadap

pengelolaan keuangan daerah

WTP -* -*

21. Meningkatnya kualitas

pelayanan publik

Indeks Kepuasan

Masyarakat

Sedang Sedang 100

Rincian analisis capaian masing-masing sasaran selama tahun 2015, dapat diuraikan sebagai berikut :

Dalam konsep Perencanaan Pembangunan Daerah, untuk tingkat kesejahteraan masyarakat, terdapat Rasio kemandirian daerah. Rasio kemandirian daerah adalah rasio yang menggambarkan ketergantungan daerah terhadap sumber dana eksternal. Artinya, semakin tinggi rasio kemandirian, maka tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak eksternal (terutama pemerintah pusat dan provinsi) semakin rendah, dan demikian pula sebaliknya. Disamping itu, Rasio kemandirian juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah. Semakin tinggi rasio kemandirian, semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam membayar pajak daerah dan retribusi daerah yang merupakan komponen utama PAD. Semakin tinggi masyarakat membayar pajak dan retribusi daerah akan menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang semakin tinggi.

Perkembangan realisasi Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2009 sampai dengan 2015 tergambar pada grafik berikut ini:


(42)

Grafik 3.1. :

Rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015

Sumber : Bappeda Kabupaten Kerinci, diolah dari data realisasi keuangan Kabupaten Kerinci Tahun 2009 s.d 2015

Berdasarkan grafik di atas, pada tahun 2015, realisasi Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci adalah sebesar 8,5 % dari target semula dalam RPJMD Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019 sebesar 6,0%. Namun capaian Rasio tersebut sudah di atas realisasi rasio tahun 2014 sebesar 7,62 % dari target 5,8% dan 4,77 % realisasi rasio tahun 2013. Angka ini berarti bahwa pada tahun 2015 sekitar 91,5 persen biaya pembangunan Kabupaten Kerinci berasal dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jambi. Dengan demikian, maka pencapaian sasaran pertama ini mencapai 141,7%, atau lebih 2,5% dari target yang telah ditetapkan dalam Indikator Kinerja Utama (IKU) Kabupaten Kerinci Tahun 2015-2019.

Target Rasio Kemandirian Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci tahun 2014 – 2019 sebagaimana telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019, tergambar pada diagram berikut ini :

2 0 ,8 2 3 0 ,5 3 3 4 ,9 2 3 2 ,9 2 3 6 ,4 7 6 1 ,5 5 7 6 ,8 0 4 9 2 ,8 5 5 4 1 ,8 9 6 3 0 ,7 9 7 1 2 ,5 0 8 0 1 ,6 7 8 6 9 ,2 2 9 7 9 ,9 0 4,41

5,97 5,86

4,84 4,77

7,62

8,50

2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015* Realisasi Pendapatan Asli Daerah (Rp. Milyar)

Realisasi Pendapatan Daerah (Rp. Milyar) Rasio Kemandirian Daerah (%)


(43)

Grafik 3.2.

Proyeksi dan Realisasi Rasio Kemandirian Daerah (%) Kabupaten Kerinci

Berdasarkan grafik 3.2. diatas, gambaran sementara capaian rasio Kemandirian Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2014 telah melampaui target sebagaimana ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Kerinci. Berpedoman pada target dan realisasi tahun 2013, maka ditetapkan target rasio Kemandirian Daerah dalam RPJMD sebesar 5,80% pada tahun 2014, kemudian 6,0% pada tahun 2015, selanjutnya pada tahun 2016, 2017, 2018 dan 2019 secara berurutan sebesar 6,5%, 7,0%, 7,5% dan 8,0%. Namun, capaian rasio Kemandirian Daerah pada tahun 2014 dan 2015 telah melampui target ditetapkan.

Tingginya realisasi Rasio Kemandirian Keuangan Daerah tahun 2014 dan 2015 dipicu oleh meningkatnya realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Total realisasi PAD Kabupaten Kerinci tahun 2014 adalah sebesar Rp.61.548.418.491,91 dari target semula sebesar Rp. 40.802.500.000,- dan realisasi total Pendapatan Daerah yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jambi di luar PAD sebesar Rp.807.670.296.984,-. Selanjutnya, Total realisasi PAD Kabupaten Kerinci tahun 2015 sebesar Rp.76.797.038.882,78,-, dari target semula dalam APBD-P sebesar Rp. 66.598.697.406,32. Sementara itu realisasi total Pendapatan Daerah

4,41

5,97 5,86

4,84 4,77

7,62

8,50

4,78

4,69

5,45

5,16 5,34

5,80 6,00

6,5 7

7,5 8

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11


(44)

yang diperoleh dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jambi di luar PAD sebesar Rp.903.107.913.950,-.

Penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2015, mempedomani data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kerinci Tahun 2014 yang dipublikasikan pada tahun 2015. Sedangkan data tahun 2015, sampai disusunnya Laporan Kinerja ini, belum dipublikasikan oleh BPS Kabupaten Kerinci.

Perekonomian Kabupaten Kerinci pada tahun 2014 mengalami percepatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Perkembangan Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.2.

Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen) Kabupaten Kerinci Tahun 4

Sasaran 2 : Meningkatnya pertumbuhan ekonomi

2011 2012 2013* 2014**

2 3 4 5

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,59 7,09 5,35 11,4 B Pertambangan dan Penggalian 7,06 8,89 8,91 7,64 C Industri Pengolahan 29,73 11,46 12,45 4,77 D Pengadaan Listrik dan Gas 20,89 11,29 17,44 3,13 E Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 6,62 0,51 0,78 2,34

F Konstruksi 4,11 9,52 9,33 8,95

G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 7,48 8,29 7,58 9,37 H Transportasi dan Pergudangan 7,79 8,12 7,1 7,54

I Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 6,14 6,65 5,17 18,68

J Informasi dan Komunikasi 9,95 10,87 10,35 5,98 K Jasa Keuangan dan Asuransi 14,99 9,28 11,23 6,67

L Real Estate 2,71 3,39 3,83 2,17

M,N Jasa Perusahaan 3,26 3,44 3,01 7,94 O Administrasi Pemerintahan dan Jaminan

Sosial Wajib 1,48 4,8 2,3 13,02

P Jasa Pendidikan 1,62 6,96 6,13 0,36 Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,21 6,52 6,48 13,97 R,S,T,U Jasa Lainnya 6,55 5,32 5,24 7,41

6,21 7,5 6,34 9,63

Lapangan Usaha 1


(45)

Sumber : Diolah dari PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2011-2014 menurut Lapangan Usaha, BPS Kabupaten Kerinci, 2016

Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci Tahun 2014 Atas Dasar Harga Konstan dengan menggunakan Tahun Dasar 2010 adalah sebesar 9,63 persen atau 6,44 persen dengan menggunakan Tahun Dasar 2000, sedangkan Tahun 2013 laju pertumbuhan PDRB sebesar 6,34 persen (Tahun Dasar 2000). Pertumbuhan ekonomi tertinggi pada tahun 2014 dicapai oleh kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 18,68 persen, diikuti oleh Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 13,97 persen dan Administrasi Pemerintahan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 13,07 persen. Sementara itu, laju pertumbuhan penyumbang sekitar 55,0 persen PDRB Kabupaten Kerinci, seperti Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan hanya sebesar 11,4 persen. Berbeda dengan tahun 2014, laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Kerinci tahun 2013 didominasi oleh kategori Pengadaan Listrik dan Gas, yaitu sebesar 17,44 persen, diikuti oleh Industri Pengolahan sebesar 12,45 persen, Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 11,23 persen serta Informasi dan Komunikasi 10,35 persen.

Realisasi Laju pertumbuhan PDRB pada periodisasi RPJMD Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019 tersebut, sudah di atas target yang telah ditetapkan, seperti terlihat pada grafik berikut ini :

Grafik 3.3.

PROYEKSI DAN REALISASI PERTUMBUHAN PDRB (% ) KABUPATEN KERINCI 2011-2019

6,21

7,5

6,34

9,63

6,21

7,5

6,34

6,5 6,6 6,7 6,8 7 7

0 2 4 6 8 10 12


(46)

15,82

18,2

20,5

23,68

28,81

0 5 10 15 20 25 30 35

2010 2011 2012 2013 2014

(R

p.

Ju

ta

)

Sumber : Diolah dari data RPJMD Kab. Kerinci 2014-2019 dan Statistik Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015, BPS Kab. Kerinci

PDRB perkapita merupakan salah satu indikator yang menunjukan tingkat ekonomi penduduk suatu daerah. PDRB perkapita Kabupaten Kerinci atas dasar harga berlaku mengalami peningkatan dari tahun 2010-2014, sebagaimana tergambar pada diagram berikut ini :

Grafik 3.4.

PDRB PERKAPITA KABUPATEN KERINCI TAHUN 2010-2014

PDRB Perkapita Kabupaten Kerinci (grafik 3.3.) Tahun 2010-2014 rata-rata mengalami pertumbuhan sebesar Rp.15,72 juta (grafik 3.3.). Kondisi ini menggambarkan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kerinci yang ditandai dengan peningkatan pendapatan perkapita.


(47)

Keberhasilan peningkatan pendapatan perkapita masyarakat ini didukung sepenuhnya oleh sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Setiap tahunnya sektor tersebut memberikan kontribusi terbesar terhadap pendapatan perkapita Kabupaten Kerinci. Pada Tahun 2010, sektor ini menyumbang sebesar Rp.8,33 Juta, tahun 2011 sebesar Rp.9,65 Juta, tahun 2012 sebesar Rp.10,92 Juta, tahun 2013 sebesar Rp.13,05 Juta dan pada Tahun 2014 sebesar Rp.15,85 juta. Hal ini menunjukkan bahwa sektor pertanian Kehutanan dan Perikanan masih merupakan “tulang punggung” dari perekonomian Kabupaten Kerinci, dan pembangunan yang dilaksanakan sektor ini sudah cukup berhasil.

Secara keseluruhan, PDRB per kapita masyarakat Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 mencapai angka 28 juta, dengan tingkat capaian mencapai 99,4% dari target yang ditetapkan pada tahun 2015 yakni sebesar 29 juta. Tidak tercapainya target disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya faktor alam dengan adanya musibah kabut asap yang melanda beberapa provinsi di Sumatera berdampak besar terhadap perekonomian masyarakat di Kabupaten Kerinci. Faktor lain adalah berfluktuasinya harga pasar beberapa komoditi utama dari Kabupaten Kerinci, yakni harga kentang dan cabai merah, serta cassiavera yang belakangan mulai diandalkan kembali oleh para petani di Kabupaten Kerinci.

Pendapatan per kapita masyarkaat Kabupaten Kerinci sebesar 28,8 juta pada tahun 2015 ini masih lebih tinggi dari pendapatan per kapita Kabupaten Merangin (27,5 juta), namun diantara 11 (sebelas) kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jambi, pendapatan per kabupaten Kabupaten Kerinci berada pada urutan ke-10.

Pembangunan ekonomi satu daerah merupakan pilar penting bagi terselenggaranya proses pembangunan di segala bidang, hai ini dapat dilihat dari semakin maju perkembangan ekonomi suatu daerah akan berdampak terhap sektor lain diantaranya adalah pada sektor industi pengolahan.

Sasaran 4 : Meningkatnya kontribusi sektor industri

pengolahan terhadap PDRB


(48)

Peranan sektor industri dalam pembangunan satu daerah sangat penting karena sektor industri memiliki keunggulan salah satunya akan berdampak dalam penyerapat tenaga kerja di daerah dan berpengaruh pada berkurangnya tingkat pengangguran. Dengan memperhatikan kondisi geografis, Kabupaten Kerinci bukanlah merupakan daerah industri, tetapi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kerinci sebagian besar bergantung pada sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan. Namun demikian, sektor-sektor penunjang peningkatan ekonomi lainnya seperti sektor industri pengolahan tetap berkontribusi dalam penentuan produk domestik regional bruto Kabupaten Kerinci.

Badan Pusat Statistik (BPS) mengartikan industri pengolahan sebagai suatu kegiatan ekonomi yang melakukan kegiatan mengubah suatu barang dasar secara mekanis, kimia, atau dengan tangan sehingga menjadi barang jadi/setengah jadi, dan atau barang yang kurang nilainya menjadi barang yang lebih tinggi nilainya, dan sifatnya lebih dekatkepada pemakai akhir.

Untuk melihat kontribusi sektor Industri pengolahan di Kabupaten Kerinci dapat dilihat pada taleb berikut :

Tabel 3.3.

Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2013- 2014

No Lapangan Usaha PDRB Pertumbuhan Persentase 2014 2015 2014 2015

1 Pertanian, Kehutanan, dan

Perikanan 2.283.462,68 2.543.663,47 0,90 52,31 52,51

2 Pertambangan dan

Penggalian 64.587,50 69.523,79 0,93 1,48 1,44

3 Industri Pengolahan 149.523,01 156.662,47 0,95 3,43 3,23

4 Pengadaan Listrik dan Gas 1.824,05 1.881,14 0,97 0,04 0,04

5

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah Limbah dan Daur Ulang

18.258,00 18.684,46 0,98 0,42 0,39

6 Konstruksi 290.739,38 316.764,09 0,92 6,66 6,54

7

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan sepeda motor

409.593,19 447.961,72 0,91 9,38 9,25

8 Transportasi dan


(49)

9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 36.143,57 42.896,89 0,84 0,83 0,89

10 Informasi dan Komunikasi 302.351,50 320.419,23 0,94 6,93 6,61

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 49.819,09 53.144,01 0,94 1,14 1,10

12 Real Estate 89.353,12 91.293,49 0,98 2,05 1,88

13 Jasa Perusahaan 1.982,91 2.140,42 0,93 0,05 0,04

14 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan 206.079,10 293.215,17 0,70 4,72 6,05

15 Jasa Pendidikan 206.079,10 206.810,89 1,00 4,72 4,27

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial 68.354,56 77.906,02 0,88 1,57 1,61

17 Jasa lainnya 73.062,16 78.472,67 0,93 1,67 1,62

4.365.580,30 4.844.434,75 0,90 100,00 100,00

Sumber : Kerinci Dalam Angka 2015

Dari tabel Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Konstan diatas dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan memberi kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Kerinci sebesar 3,23% atau sebesar Rp. 1,56 Milyar dari keseluruhan jumlah PDRB kabupaten Kerinci tahun 2014 yang jumlah totalnya sebanyak Rp. 4.84 Triliun. Dengan demikian, pencapaian sasaran keempat dari misi pertama ini pada tahun 2015 mencapai 121,5% atau naik 0,57% dari target yang ditetapkan sebesar 2,66%.

Secara persentase Kontribusi Sektor industri terhadap PDRB Kabupaten Kerinci menurun dari 3,43 % tahun 2013 menjadi 3,23 pada tahun 2014, namun jumlah PDRB sektor industri pengolahan mengalami peningkatan dari Rp. 1,49 Miliyar pada tahun 2013 menjadi Rp. 1,56 Milyar pada tahun 2015 dengan peningkatan sebesar 0,90%.

Secara umum, perkembangan industri di Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan tersebut khususnya terjadi pada industri kecil, yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dimana pada tahun 2013 terdapat 493 unit usaha, kemudian meningkat menjadi 967 unit usaha pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 terdapat 1.181 unit usaha. Meningkatnya unit usaha dari tahun ke tahun ini, juga dibarengi dengan meningkatnya penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2013, dengan 493 unit usaha yang ada mampu menyerap tenaga kerja sebesar 1.952. Angka ini kemudian


(50)

meningkat menjadi 1.983 tenaga kerja pada tahun 2014, dan pada tahun 2015 jumlah tenaga kerja yang terserap mencapai 2.591 orang.

Ada 4 (empat) jenis industri utama di Kabupaten Kerinci sampai tahun 2015, yakni industri anyaman bambu sebanyak 190 unit usaha dan menyerap tenaga kerja mencapai 383 orang. Kedua, industri pengolahan tebu sebanyak 187 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 576 orang. Ketiga, industri pengolahan dodol kentang sebanyak 138 unit usaha dengan tenaga kerja sebanyak 275 orang. Keempat, industri pengolahan keripik kentang yang mencapai 111 unit usaha dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 224 orang.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) adalah suatu indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari merujuk pada suatu waktu dalam periode survei.

Untuk menghitung TPAK diperoleh dari Rasio Aktifitas Ekonomi Umum (General Economic Activity Ratio), rasio ini khusus untuk penduduk usia kerja atau biasa disebut Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Rumus yang digunakan untuk menghitung TPAK adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Pesentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Kerinci 2014-2015

NO URAIAN 2014 2015

% JUMLAH % JUMLAH

I Jumlah Angkatan Kerja

(Jumlah Penduduk Umur 15 Tahun Keatas) 174.237 176.141 Tingkat Partipasi Angkatan Kerja 67,6 117.784 69,69 125.755

II Tingkat Partipasi Angkatan Kerja 117.784 125.755


(1)

Defisit/Surplus Anggaran Tahun 2013 s/d 2015

No Uraian

Jumlah (Rp) Tahun

2013 2014 2015

1 Pendapatan 804.070.506.154,00 861.204.537.270,00 973.571.723.634,80 2 Belanja 842.956.634.820,29 897.321.916.781,99 822.895.090.270,01 3 Defisit/surplus -38.886.666.29. -36.117.379.511,99 115.333.538.388,35 Sumber : Laporan Keuangan Daerah Tahun 2015

e. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Dengan total anggaran daerah pada tahun 2015 mencapai Rp 982.044.098.766,32,- realisasi anggaran Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.23.

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2015

No. Uraian Anggaran Realisasi %

1 2 3 4 5

1. Pendapatan 982.044.098.766,32 973.571.723.634,80 99,14

- PAD

- Pendapatan transfer - Lain-lain pendapatan

yang sah 66.598.697.406,32 915.445.401.360,00 - 70.463.809.684,80 903.107.913.950,00 - 105,80 98,65 -

2. Belanja 932.402.347.167,93 822.895.090.270,01 88,26

- Belanja operasi - Belanja modal - Belanja tidak terduga

748.032.433.413,93 183.869.913.754,00 500.000.000,00 645.728.544.049,01 177.166.546.221,00 000 86,32 96,35 0,00

Transfer 109.423.267.000,00 95.124.812.843,05 86,93

- Transfer / bagi hasil ke desa

- Transfer lainnya

108.823.267.000,00 600.000.000,00 94.591.272.303,05 533.540.539,50 86,92 88,92

Belanja dan Transfer 1.041.825.614.167,9 918.019.903.113,06 88.12 Surplus / (Defisit) (59.781.515.501,61) 55.551.820.521,74 (92.92)

Sumber data : Laporan Keuangan Daerah Tahun 2015

Dari tabel 3.21. diatas, terlihat bahwa anggaran Pemerintah Kabupaten Kerinci yang disusun melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2015 mengalami surplus sebesar Rp 55.551.820.521,74,-. Namun, pada saat berjalannya tahun anggaran tahun


(2)

Pendapatan Asli Daerah yang mencapai 105,80%, sedangkan pendapatan melalui mekanisme transfer dari pemerintah pusat ke daerah hanya dapat direalisasikan sebesar 98,65%. Hal ini juga disertai dengan menurutnya angka belanja daerah mencapai 88,26%, sehingga pada akhir tahun anggaran 2015 terdapat silpa /sisa anggaran sebesar Rp 115.333.538.388,35,-


(3)

BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Capaian kinerja yang tersaji dalam Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 ini merupakan cerminan program dan kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2015. Hal ini merupakan salah satu bentuk media pertanggungjawaban dari pelaksanaan perwujudan visi dan misi yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJDM) Kabupaten Kerinci Tahun 2014-2019.

Dari hasil pengukuran kinerja, dari 5 (lima) misi yang ada secara umum capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci pada tahun 2015 mencapai 100,98%. Jika dilihat pencapaian per misi, 3 (tiga) dari 5 (lima) misi yang tercapai bahkan melebihi target, yakni misi ke-1, misi ke-2, dan misi ke-3, dengan persentase capaian masing-masing mencapai 119,25%, 121,74%, dan 107,65. Sedangkan 2 (satu) misi lainnya yakni misi ke-4 meningkatkan kualitas ekosistem yang berbasis sumber daya lokal dan misi ke-5 meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, bermartabat, berwibawa, amanah dan bermoral yang belum mencapai target yang telah ditentukan, yakni dengan capaian masing-masing sebesar 96,88% dan 59,36%.

Rendahnya capaian pada misi ke-5 dipengaruhi oleh belum adanya hasil evaluasi Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan hasil evaluasi Laporan Keuangan Daerah Kabupaten Kerinci Tahun 2015 oleh BPK RI Perwakilan Provinsi Jambi. Hasil evaluasi terhadap Laporan Kinerja Tahun 2015 secepatnya akan diketahui pada akhir Desember 2016, sementara hasil evaluasi Laporan Keuangan Daerah akan diketahui secepatnya pada Mei 2016.


(4)

pelaksanaannya dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kerinci tahun 2014-2019.

B. PERBAIKAN KINERJA

Bertitik tolak dari hasil analisis dan evaluasi kinerja pelaksanaan program dan kegiatan diatas, maka perlu dilakukan penyempurnaan kinerja terutama terhadap program dan kegiatan yang pelaksanaannya tetap dilanjutkan pada RPJMD Tahun 2014-2019 mendatang, baik penyempurnaan strategi kebijakan, program, penganggaran dan strategi aparatur. Penyempurnaan tersebut dapat dilakukan secara komprehensif yang meliputi penyusunan perencanaan kinerja yang matan, pengukuran, pelaporan, evaluasi internal, dan pencapaian sasaran kinerja.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyempurnaan tersebut antara lain :

1. Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan kinerja yang terkait dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dalam hal ini perlu dilakukan sinkronisasi antara RPJMD dengan Rencana Strategis SKPD, RKPD dengan RPJMD, Rencana Kinerja SKPD dengan RKPD dan ABPD dengan RKPD. Mengingat tahun 2015 adalah tahun awal efektif berjalannya RPJMD Tahun 2014-2019 maka perlu dilakukan perbaikan dalam proses penyusunan rencana pembangunan untuk lima tahun ke depan. Perbaikan ini bertujuan untuk terwujudnya sinergitas antara dokumen perencanaan yang ada sehingga pembangunan dapat berjalan selaras dan terukur dengan capaian (output), hasil (outcome), hingga manfaat (benefit) yang juga dapat diukur secara rasional.

2. Memfasilitasi dan melakukan asistensi penyusunan Indikator Kinerja Utama (IKU) dan Laporan Kinerja (LKj) terhadap SKPD-SKPD lingkup Kabupaten Kerinci, sehingga dapat mengdongkrak hasil evaluasi Laporan Kinerja Pemerintah Daerah.


(5)

3. Menindaklanjuti hasil evaluasi capaian kinerja dalam bentuk langkah-langkah perbaikan dan kebijakan pemerintah daerah.


(6)

DAFTAR PENGHARGAAN

1. Penghargaan Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Kerinci Tahun 2014.

2. Penghargaan atas Keberhasilan Menyusun dan Menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2014 dengan Capaian Tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Daerah dari Menteri Keuangan Republik Indonesia.

3. Penghargaan Kalpataru Tingkat Nasional Tahun 2015 Kategori Penyelamat Lingkungan Atas Kawasan Hutan Lembaga Adat Lekuk 50 Tumbi dari Desa Lempur Mudik, Kecamatan Gunung Raya.

4. Penghargaan Pelayanan Air Minum dan Sanitasi Kategori Kabupaten Dibawah 50.000 Pelanggan PDAM Wilayah I Sumatera dari Persatuan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi) dan Award 2015 International Water Wastewater Expo tahun 2015.

5. Penghargaan BPJS Kesehatan Atas Keberhasilan Kabupaten Kerinci Mengintegrasikan Penduduk Miskin Menjadi Peserta BPJS dari BPJS Pusat Bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan.

6. Penghargaan Tingkat Nasional Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Teladan an. Syamsurial, Desa Siulak Deras Mudik, Kecamatan Gunung Kerinci.