Pengetahuan Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual

responden terhadap infeksi menular seksual paling banyak berada dalam kategori negatif yaitu sebanyak 88 orang 88.9, diikuti dengan sikap positif sebanyak 11 orang 11.1. Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual. Sikap Frekuensi Persentase Positif Negatif 11 88 11.1 88.9 Jumlah 99 100 5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual

Berdaarkan data dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan siswasiswi SMA Negeri 7 Medan mengenai infeksi menular seksual berada dalam kategori kurang baik. Pada penelitian ini memperlihatkan bahwa kebanyakan responden mengetahui jenis-jenis infeksi menular. Ini dikarenakan jenis-jenis infeksi menular seksual sudah terdapat dalam kurikulum pembelajaran responden yaitu dalam mata pelajaran biologi dalam topik sistem reproduksi manusia sejak SMP. Pada penelitian ini juga memperlihatkan bahwa kebanyakan responden tidak mengerti secara kongkrit pengertian dan cara penularan infeksi menular seksual. Berdasarkan hasil analisis dan data distribusi frekuensi hasil uji pengetahuan, dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan responden mengenai infeksi menular seksual paling banyak berada pada kategori kurang yaitu 75,8 sebanyak 75 orang 75.8, diikuti dengan kategori cukup 15,2 sebanyak 15 orang, dan kategori baik Universitas Sumatera Utara 9,1 sebanyak 9 orang, dan dari hasil analisis dan data distribusi tersebut tingkat pengetahuan responden ditemukan bahwa proporsi responden yang memiliki pengetahuan baik pada usia 15 dan 16 tahun, yaitu 14,3, untuk pengetahuan cukup paling banyak ditemukan pada usia 17 tahun sebanyak 25,0 dan pengetahuan kurang ditemukan pada usia 17 tahun yaitu sebesar 2,8. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian di Linda Chaiuman 2009, mengenai infeksi menular seksual di SMA Wiyata Dharma Medan mayoritas remaja atau siswa berada dalam kategori kurang baik, yaitu sebesar 52,4 . Di karenakan para responden hanya mempunyai pengetahuan mengenai pengertian infeksi menular seksual secara etimologis, yaitu pengertian bahwa infeksi menular seksual adalah infeksi yang hanya bisa ditularkan melalui hubungan seksual, padahal sebenarnya infeksi menular seksual bisa ditularkan melalui cara lain selain berhubungan seksual. Hasil ini tidak sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Novia Rahmawati 2012, terhadap tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual di SMA Batik 1 Surakarta dengan jumlah responden sebanyak 30 orang, menunjukkan hasil dengan kategori baik 10 sebanyak 3 responden, dan kategori cukup 77 sebanyak 23 responden dan kategori kurang 13 sebanyak 4 responden. Jadi tingkat pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual siswa di SMA Batik 1 Surakarta di jl. Slamet Riyadi 445 Kecamatan Laweyan kota Surakarta adalah cukup. Dapat disimpulkan bahwa yang mempengaruhi pengetahuan remaja tentang penyakit menular seksual Universitas Sumatera Utara tidak hanya sebatas pengetahuan yang di dapat di sekolah saja, tetapi juga berpengaruh terhadap informasi, pengalaman, pergaulan dikalangan remaja dan kulturbudaya. Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang dan untuk merubah pengetahuan dengan pendidikan dan latihan. Agar remaja mampu memecahkan masalah yang berhubungan dengan penatalaksanaan akibat dari penyakit menular seksual dan terhindar dari penularan penyakit tersebut.

5.2.2. Sikap Remaja Tentang Infeksi Menular Seksual