diperlukan tambahan pendidikan kesehatan reproduksi bagi remaja dalam upaya menghambat peningkatan insiden infeksi menular seksual di kalangan
remaja.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Masalah yang menjadi dasar dilakukannya penelitian ini bahwa penulis ingin mengetahui, bagaimana gambaran pengetahuan dan sikap remaja
terhadap infeksi menular seksual, karena dari hasil berbagai penelitian di kota besar di Indonesia. Kelompok remaja pada umumnya masih bersekolah di
Sekolah Menengah Atas SMA sudah melakukan hubungan seks bebas dan dari hasil survei Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
BKKBN, 52 remaja Medan sudah melakukan seks pranikah yang berdampak kepada terjangkitnya penyakit Infeksi Menular Seksual. Oleh
karena itu untuk mencegah terjadinya penyakit menular seksual maka penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran pengetahuan dan sikap
remaja SMA Negeri 7 Medan terhadap infeksi menular seksual agar dapat diketahui apakah diperlukan pendidikan tambahan tentang kesehatan
reproduksi bagi remaja.
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap remaja tentang infeksi menular seksual di SMA Negeri 7 Medan.
Universitas Sumatera Utara
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : 1.3.2.1
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja SMA Negeri 7 Medan tentang infeksi menular seksual.
1.3.2.2 Untuk mengetahui gambaran sikap remaja SMA Negeri 7 Medan
tentang infeksi menular seksual.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Sebagai bahan masukan bagi pihak sekolah dalam memberikan
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi pada kalangan remaja. 1.4.2
Sebagai bahan masukan bagi orang tua dalam upaya merangsang kepedulian orang tua terhadap pendidikan seksual anak dimulai pada usia
remaja. 1.4.3
Sebagai bahan masukan bagi remaja dalam menyikapi hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi.
1.4.4 Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pedoman dalam melakukan
penelitian selanjutnya oleh peneliti – peneliti lain dengan memperluas variabel lainnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Infeksi Menular Seksual 2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Infeksi Menular Seksual
Penyakit kelamin veneral diseases sudah lama dikenal dan beberapa di antaranya sangat populer di Indonesia yaitu sifilis dan gonore. Dengan semakin
majunya ilmu pengetahuan, seiring dengan perkembangan peradaban masyarakat, banyak ditemukan penyakit-penyakit baru, sehingga istilah
tersebut tidak sesuai lagi dan diubah menjadi sexually transmitted disease STD atau Penyakit Menular Seksual PMS. Hakim, 2009; Daili, 2009.
Perubahan istilah tersebut memberi dampak terhadap spektrum PMS yang semakin luas karena selain penyakit-penyakit yang termasuk dalam
kelompok penyakit kelamin VD yaitu sifilis, gonore, ulkus mole, limfogranuloma venerum dan granuloma inguinale juga termasuk uretritis non
gonore UNG, kondiloma akuminata, herpes genitalis, kandidosis, trikomoniasis, bakterial vaginosis, hepatitis, moluskum kontagiosum, skabies,
pedikulosis, dan lain-lain. Sejak tahun 1998, istilah STD mulai berubah menjadi STI Sexually Transmitted Infection, agar dapat menjangkau penderita
asimtomatik Hakim, 2009; Daili, 2009. Infeksi menular seksual adalah penyakit yang penularannya terutama
melalui hubungan seksual. Cara hubungan kelamin tidak hanya terbatas secara genito-genital saja, tetapi dapat juga secara oro-genital, atau ano genital
sehingga kelainan yang timbul akibat penyakit ini tidak terbatas pada daerah
Universitas Sumatera Utara